Kamis, 19 Desember 2024
Bantah Ucapan Joe Biden

Wagub DKI: Insya Allah Jakarta Tidak akan Tenggelam

Akui Ada Penurunan Permukaan Air Tanah
Redaksi - Minggu, 01 Agustus 2021 09:10 WIB
466 view
Wagub DKI: Insya Allah Jakarta Tidak akan Tenggelam
(Foto: Antara).
Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut prediksi Jakarta akan tenggelam salah data.
Jakarta (SIB)
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) membantah ucapan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menyebut daratan Jakarta bakal tenggelam dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.

"Memang di Jakarta datarannya rendah, jadi di Jakarta ada penurunan muka tanah setiap tahun. Namun, tidak berarti 10 tahun Jakarta tenggelam," tegas Ariza di Jakarta, Sabtu (31/7).

Politisi Partai Gerindra itu menambahkan, Pemprov DKI Jakarta tetap mengupayakan agar Jakarta tidak tenggelam, di antaranya penyedotan air tanah, pipanisasi PAM Jaya ditingkatkan agar kebutuhan air bersih semua dari PAM.

"Kami bersama PUPR terus membuat program percepatan pipanisasi, air bersih, air minum di Jakarta terus ditingkatkan. Mudah-mudahan ini bisa mengurangi (penurunan) muka air tanah di Jakarta. Saya kira tidak seperti yang disampaikan demikian bahwa Jakarta akan tenggelam," tambahnya.

Selain itu, Pemprov DKI juga terus berupaya mengentaskan banjir rob yang kerap melanda Utara Jakarta.

"Kami terus menyiapkan program agar ROB di Jakarta Utara bisa diatasi. Jadi InsyaAllah Jakarta tidak tenggelam 10 tahun lagi," tutupnya.

Ahmad Riza Patria, mengatakan permukaan tanah di Jakarta memang mengalami penurunan tiap tahun.

"Memang di Jakarta ini datarannya rendah, muka air tanah itu kan rendah, jadi di Jakarta itu memang setiap tahun ada penurunan tanah, namun demikian tidak berarti 10 tahun kemudian Jakarta terendam," kata Riza.

"Kita tetap mengupayakan, Pemprov DKI Jakarta dengan berbagai cara bahwa agar Jakarta tidak tenggelam. Di antaranya adalah umpamanya penyedotan air, penyedotan air tanah kemungkinan ke depan terus dilakukan program PAM Jaya, artinya pipanisasi ditingkatkan dengan PUPR agar penyaluran air di Jakarta, kebutuhan air bersih tidak lagi diambil dari seperti yang masih ada di banyak tempat di Jakarta, masing-masing bikin pompa di rumah-rumah. Ke depan nanti diharapkan menggunakan air semuanya melalui PAM," ujarnya.

Sebelumnya, Joe Biden mengatakan kini permukaan air laut terus meningkat. Dia mengungkapkan, ke depannya, akan banyak orang bermigrasi dan memperebutkan tanah yang subur. Biden mencontohkan Afrika Utara.

Biden kemudian menyinggung Indonesia. Menurutnya, jika apa yang diproyeksikan benar, dalam 10 tahun ke depan Indonesia harus memindahkan ibu kota karena Jakarta akan tenggelam.

"Tapi apa yang terjadi, apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?" kata dia.

"Itu penting. Ini adalah pertanyaan strategis sekaligus pertanyaan lingkungan," imbuh Biden.

Linier
Kepala Balai Konservasi Air Tanah, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Isnu Hajar Sulistyawan mengatakan, apa yang disampaikan Joe Biden itu menggunakan perhitungan linier.

Namun, berdasarkan pengamatan Badan Geologi, tidak semua penurunan muka tanah di wilayah DKI Jakarta terjadi secara linier. Bahkan, tidak semua wilayah di Jakarta Utara (Jakut), daerah yang paling rentan, mengalami penurunan tanah yang sama cepatnya.

"Kalau yang disampaikan Joe Biden itu dihitung linier. Mereka hitung dari interpretasi linier dihitung rate dari kemarin sampai sekarang," paparnya dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (31/7).

Dia menyebut, penurunan tanah di sekitar Tanjung Priok 0,8 cm per tahun. Namun, ada juga penurunan tanah di Jakarta Utara yang lebih cepat seperti di Pluit mencapai 8,6 cm per tahun.

Terdapat sumur pantau untuk melihat penurunan muka tanah di daerah Banjir Kanal Timur (BKT). Sumur tersebut memiliki kedalaman 300 meter sejak 1997, penurunan rata-ratanya 1,64 cm per tahun, tapi dalam 10 tahun terakhir dia sebut penurunannya melandai.

"Memang ada yang katakan 50 tahun ke depan, 10 tahun ke depan, tapi berdasarkan data kita ya seperti itu," lanjutnya.
Salah satu yang menyebabkan penurunan tanah di DKI Jakarta menurutnya adalah karena pemakaian air tanah. Mengenai hal ini, menurutnya pemerintah sudah berupaya melakukan pencegahan pemakaian air tanah yang berlebihan.

"Selama ini beberapa peneliti juga fokus ke air tanah, Badan Geologi fokus di Jakarta bentuk balai konservasi air tanah, lakukan fokus ke air tanah ini," jelasnya. (Sindonews/Okz/Detikcom/Detikfinance/a)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru