Jakarta (SIB)
Badan Intelijen Nasional (BIN) menyampaikan adanya upaya-upaya yang direncanakan Kelompok Separatis Papua (KSP) agar keamanan di Papua terganggu. Salah satunya, rencana Veronica Koeman dan Benny Wenda yang ingin menggagalkan PON XX 2021 di Papua.
Hal tersebut disampaikan Wakil Kepala BIN Teddy Lhaksmana Widya Kusuma, saat rapat bersama Pansus Otsus Papua di Gedung DPR/MPR, Kamis (27/5). Dia, awalnya menyampaikan adanya niatan oleh KSP yang sengaja menciptakan situasi mencekam.
"Dalam hal ini BIN mendeteksi bahwa gangguan keamanan dirancang untuk menciptakan situasi yang mencekam, sebagai salah satu strategi untuk menutupi tindak penyalahgunaan dan penyelewengan dana otsus selama ini," katanya.
"Situasi keamanan di Papua dari hasil deteksi kelompok front bersenjata yang tersebar di 8 kabupaten dari 13 kabupaten yang berada di Pegunungan Tengah Papua, yaitu di Kabupaten Intan Jaya, Lani Jaya, Mimika atau Distrik Tembagapura, Nduga, Paniai, Puncak, Puncak Jaya, Pegunungan Bintang," ucapnya.
Teddy menyebut, KSP-KSP yang saat ini aktif di Papua. Kelompok tersebut yakni kelompok Goliath Tabuni, kelompok Lekagak Telenggen, Militer Murib, dan di Kabupaten Nduga adalah kelompok Egianus Kogoya.
"Beberapa kegiatan yang menonjol hingga 24 Mei 2021 telah terjadi gangguan keamanan sebanyak 60 kali terhitung tanggal 21 sampai tanggal 24 Mei 2021. Terdiri dari 13 insiden penembakan, 34 kali kontak tembak, 13 kali insiden gangguan keamanan lainnya dengan jumlah korban, aparat keamanan 8 gugur, 14 luka, warga sipil non kombatan 5 meninggal, 9 luka. Sedangkan KSP 22 tewas 1 luka," ucapnya.
Lebih lanjut, Teddy mengungkap adanya upaya kelompok separatis Papua ini yang dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan PON XX di Papua. Dia menuding Veronica Koeman dan Benny Wenda yang ada dibalik kelompok tersebut untuk menarik perhatian dunia terhadap kondisi Papua.
"Terdeteksi pula bahwa KSP bermaksud memanfaatkan pelaksanaan PON XX 2021 untuk menciptakan instabilitas, untuk menarik perhatian dunia, antara lain Veronica Koeman dan Benny Wenda di luar negeri," ungkapnya.
Atas tindakan para KSP tersebut, Teddy memastikan pihaknya juga melakukan upaya perlawanan. Salah satunya yakni dengan menggunakan narasi dan opini kontra propaganda dari para pakar hukum dan pengamat sosial untuk melemahkan provokasi kelompok separatis Papua tersebut.
"Sedangkan upaya-upaya yang telah dilakukan BIN antara lain memberikan dukungan kepada Satgas TNI Polri untuk mengejar dan menindak KSP termasuk memutus jaringan logistik mereka. memberdayakan kelompok pendukung otsus yang terintimidasi dan ketiga menciptakan opini dan kontra propaganda menggunakan pakar-pakar hukum dan pengamat sosial untuk melemahkan provokasi KSP," tuturnya.
Dukung Referendum
BIN juga mengungkapkan adanya upaya referendum di Papua yang hendak digalang oleh sejumlah pihak. BIN menyebut ada 3 front yang aktif menggalang dukungan tersebut.
"Dari hasil pendalaman BIN terdapat 3 front yang aktif menggalang dukungan pelaksanaan referendum di Papua. masing-masing secara umum untuk diketahui yaitu front bersenjata, front politik dan front klandestin," kata Teddy Lhaksmana Widya Kusuma.
Teddy mengatakan sejak dikeluarkannya Otsus nomor 21 tahun 2001, tingkat kesejahteraan masyarakat Papua masih rentan. Menurutnya indeks pembangunan manusia di Papua masih berkisar antara 60,84 sampai 64,70.
Kawal
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kembali melakukan kunjungan kerja ke Papua, motivasi prajurit dan bertemu dengan tokoh masyarakat di daerah itu.
Bahkan, Sigit memberikan arahan khusus kepada para personel TNI-Polri di sana. Dia meminta anggota turut mengawal agenda pemerintah membangun Papua selain melakukan tugas pengamanan.
"Tugas Saudara semua mengawal untuk memberi tahu akan pembangunan yang sudah dilakukan. Petakan dengan baik apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Papua," ujar Sigit melalui keterangan tertulis, Kamis (27/5).
Selanjutnya, Sigit menyampaikan agar dana otonomi khusus (otsus) betul-betul dikawal sehingga upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua tepat sasaran.
Sementara itu, Panglima TNI Hadi mengimbau seluruh personel yang bertugas di Papua memiliki formula khusus bagaimana merebut hati rakyat Papua supaya tetap teguh mencintai Indonesia. Dia meminta semua anggota bersinergi dengan baik.
"TNI dan Polri bermanunggal dengan rakyat. Dengan Binmas Noken dan teritorial. Bangun sinergi dengan baik antar-lintas satuan," imbuh Hadi. (detikcom/f)