Makassar (SIB)
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md mengunjungi lokasi bom bunuh diri pasangan suami-istri di depan Gereja Katedral Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Mahfud mengungkapkan ada lima muslim yang menjadi korban dan menunjukkan teroris tidak mewakili agama tertentu.
"Kalau teroris mengaku memperjuangkan Islam, yang jadi korban bahkan orang Islam," kata Mahfud kepada wartawan di Makassar, Jumat (23/4).
Untuk diketahui, Mahfud mengunjungi Gereja Katedral Makassar untuk memberikan dukungan moral pascaledakan bom bunuh diri saat misa Minggu Palma pada Minggu (28/3). Mahfud juga bertemu dengan salah satu korban yang sudah sehat.
"Ada lima orang yang muslim (jadi korban). Jadi (terorisme) itu tidak mewakili agama tertentu," jelas Mahfud.
Salah satu muslim yang menjadi korban bom di depan Gereja Katedral Makassar adalah pria bernama Tompo. Dia hadir saat kunjungan Mahfud.
"Yang sempat hadir itu cuma satu (korban), itu Tompo tadi, muslim," kata Uskup Agung Makassar Yohanes Likuada' saat ditemui terpisah.
Tompo merupakan petugas parkir di Gereja Katedral Makassar. Tompo juga merupakan rekan kerja Kosmas Balembang, sekuriti penghadang bom bunuh diri.
"Ya dia rekan kerja Kosmas. Jadi Kosmas ini yang menghalangi, jadi dia (Tompo) dekat-dekat di situ (dekat Kosmas saat menghadang bomber)," kata Yohanes.
Menurut Yohanes, Tompo sempat juga dibawa ke rumah sakit imbas serpihan bom bunuh diri. Namun luka Tompo disebut ringan.
"Dia memang dibawa ke rumah sakit tapi dokter mengatakan tidak perlu dirawat inap, jadi bisa pulang," katanya.
Untuk empat muslim lainnya yang menjadi korban merupakan pejalan kaki. Mereka berada dalam radius 5-6 meter dari titik ledakan bom bunuh diri.
"Jadi mereka kebetulan jalan kaki, menyeberang di sana, kena (serpihan bom). Itu saya kira 5-6 meter dari ledakan bom itu," katanya.
Ditangkap
Sementara itu, Densus 88 Mabes Polri kembali meringkus tiga pegawai swasta yang diduga membantu aksi pasangan suami-istri pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Kini sudah 36 terduga teroris yang ditahan di Polda Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Ada tambahan, 3 itu kemarin. Total 36," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes E Zulpan.
Tiga terduga teroris tersebut berinisial S, IS, dan AS dan merupakan pegawai swasta di Makassar. Mereka ditangkap di tiga lokasi berbeda.
"Inisial IS, S, dengan AS. (Pegawai) swasta semua, swasta. Laki-laki semuanya," kata Zulpan.
"Dua orang kelahiran tahun 2000, satu orang (kelahiran) 81. Mereka ini ditangkap berbeda semuanya di Makassar, berdiri sendiri," imbuhnya.
Densus 88 Mabes Polri kini masih terus melakukan pendalaman peran, termasuk untuk tiga terduga teroris yang baru ditangkap.
Sejak aksi bom bunuh diri pasutri di Gereja Katedral pada Minggu (28/3) lalu hingga kemarin, sudah 36 orang terduga teroris yang diamankan Densus 88 dan Polda Sulsel. Mereka terdiri atas 34 laki-laki dan 2 perempuan. Dari tangan mereka juga diamankan sejumlah barang bukti.
"Barang bukti yang diamankan saya belum bisa jelaskan. Kemudian keterkaitan dan keterlibatannya jelas, keterkaitan dengan bom depan Gereja Katedral Makassar sangat terkait, sehingga dilakukan penangkapan," tegasnya.
Sebanyak 36 orang yang kini masih ditahan tersebut rata-rata diamankan dari wilayah Kabupaten Maros, Gowa, dan Kota Makassar. Semuanya memiliki peran sebelum pasutri L dan YSF meledakkan bom di Gereja Katedral.
"Orang yang ditangkap sekarang ini kan adalah orang yang mendukung. Sejauh mana perannya kan belum bisa saya sampaikan. Ada yang dukung bantu buat bom, bantu survei jalan, ada yang memberi motivasi semangat," pungkasnya. (detikcom/c)