Indianapolis (SIB)
Penembakan brutal terjadi di Indianapolis, Amerika Serikat (AS) dan menewaskan sedikitnya lima orang, termasuk seorang wanita yang sedang hamil. Wali Kota setempat menyebut penembakan ini sebagai 'pembunuhan massal'.
Seperti dilansir CNN, Senin (25/1), bayi yang ada di dalam kandungan wanita itu juga tewas akibat penembakan brutal di pinggiran timur laut Indianapolis pada Minggu (24/1) pagi waktu setempat.
Kepala Kepolisian Metropolitan Indianapolis, Randal Taylor, menuturkan bahwa seorang remaja dalam kondisi kritis setelah terkena tembakan dalam insiden itu. Taylor dalam pernyataannya menyebut penembakan ini sebagai 'penembakan massal terbesar selama lebih dari satu dekade' di Indianapolis.
Para personel Departemen Kepolisian Metropolitan Indianapolis (IMPD) awalnya merespons laporan adanya penembakan pada Minggu (24/1) pagi, sebelum pukul 04.00 waktu setempat. Juru bicara IMPD, Shane Foley, menuturkan bahwa setibanya di lokasi, polisi menemukan 'seorang remaja laki-laki dengan luka tembak'. Polisi kemudian menerima informasi yang membawa mereka ke rumah lainnya yang jaraknya tidak kurang dari satu blok. Di rumah itu, polisi menemukan lima orang sudah tak bernyawa 'dengan luka tembak' di tubuh mereka.
Salah satunya, sebut Foley, merupakan seorang wanita hamil. "Meskipun dilakukan upaya penyelamatan terbaik oleh staf medis, baik wanita maupun bayinya yang belum lahir, tidak selamat," ungkap Foley. "Remaja laki-laki yang ditembak diharapkan selamat dari luka-lukanya," imbuhnya.
Motif penembakan brutal ini belum diketahui pasti. Penyelidikan terhadap insiden ini dilaporkan masih dalam tahap awal. Namun Foley menyatakan bahwa penembakan ini 'tampaknya bukan tindakan acak'.
Hingga Minggu (24/1) sore waktu setempat, kepolisian setempat menyatakan belum memiliki tersangka terkait penembakan tersebut.
Namun pihak kepolisian meyakini bahwa ada lebih dari satu pelaku yang terlibat. Hal senada diungkapkan oleh Wali Kota Indianapolis, Joe Hogsett, kepada wartawan setempat. "Pagi ini, satu individu atau lebih telah melakukan tindakan jahat di kota kita," ucapnya pada Minggu (24/1) waktu setempat. "Kita masih mempelajari lebih jauh situasi yang memicu insiden ini, saya ingin menjelaskan soal sesuatu: Apa yang terjadi pagi ini bukanlah tindakan kekerasan bersenjata biasa, melainkan pembunuhan massal," tegas Hogsett.
Hogsett menyatakan dirinya berkomunikasi dengan kantor jaksa AS untuk Distrik Selatan Indiana dan Kantor Lapangan Biro Investigasi Federal (FB) Indianapolis untuk memburu pelaku di balik penembakan ini. (CNN/dtc/f)
Sumber
: Hariansib edisi cetak