Jakarta (SIB)
Saat ini, Indonesia sedang menghadapi berbagai bencana alam, seperti gempa bumi di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, serta tanah longsor di Tasikmalaya, Sumedang dan Cianjur, Jawa Barat. Sementara itu, bencana banjir juga terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan di kawasan puncak Bogor, Jawa Barat.
Merespons hal ini, Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat meminta agar seluruh pihak untuk fokus mengatasi dampak langsung bencana di sejumlah daerah di Tanah Air.
"Kita tentu saja prihatin dengan terjadinya sejumlah bencana alam yang terjadi beberapa pekan terakhir di Tanah Air. Duka mendalam saya sampaikan kepada saudara-saudara kita yang terdampak bencana," ujar wanita yang akrab disapa Rerie dalam keterangannya, Rabu (20/01).
Menurut Rerie, dalam menghadapi bencana ini, masyarakat harus mengedepankan semangat untuk saling membantu dan bersatu. Ia juga menegaskan aliran bantuan bagi para korban bencana alam harus bersama-sama dipastikan kelancarannya. Dengan begitu, bantuan tersebut dapat menyelamatkan para korban bencana dari ancaman kelaparan dan penyakit.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem ini juga menambahkan penanganan korban bencana di masa pandemi, termasuk manajemen pengelolaan bantuan, harus benar-benar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Selain itu posko-posko pengungsian juga harus diatur sehingga tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
"Jangan saling menyalahkan terkait bencana yang kita alami saat ini," ungkapnya.
Di tengah kondisi ini, ia pun meminta agar semua pihak dapat meningkatkan kewaspadaan. Hal ini mengingat kondisi cuaca ekstrem diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa pekan mendatang.
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2021. Bahkan, sebanyak 94 persen wilayah Indonesia juga memasuki musim hujan.
Di sisi lain, berdasarkan penelitian geologi, Indonesia memiliki 500 gunung berapi dan 127 di antaranya masih aktif. Oleh karena itu, potensi bencana gempa bumi juga tinggi karena Indonesia memiliki 295 patahan yang sebagian besar ada di Indonesia bagian tengah dan timur.
"Saat ini waktunya bersama-sama memperbaiki berbagai langkah yang dinilai tidak tepat di masa lalu, agar kita mengalami kondisi yang lebih baik di masa datang," pungkasnya. (detikcom/d)
Sumber
: Hariansib edisi cetak