Jakarta (SIB)
Beberapa unggahan terakhir dari penumpang dan awak kru pesawat Sriwijaya Air SJ 182yang jatuh di Kepulauan Seribu, ramai dibagikan di jagat maya. Selain itu, entah bagaimana manifest berisikan daftar nama penumpang serta crew penerbangan tersebut juga tersebar luas di sosial media.
Pengamat penerbangan dari AIAC Aviation, Arista Atmadjati, mengatakan, tax manifest seharusnya merupakan data rahasia yang hanya bisa diakses oleh internal penerbangan.
Dia mengaku tak mengetahui asal mula penyebar manifest Sriwijata Air SJ 182 ke internet. Tetapi Arista menduga bahwa dalang penyebarnya adalah Wikileaks, karena berkaca dari data negara saja bisa tersebar luas.
"Tidak etis, (di dalam) manifest ada (daftar nama) korban. Kalau dari saya secara moral, etika, dan aturan internal penerbangan, (manifest) itu (hanya) konsumsi internal," kata Arista, saat dihubungi, Minggu (10/1).
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak dilaporkan hilang kontak empat menit setelah take off, pada Sabtu (9/1/2021), pukul 14.40 WIB.
Dari 56 penumpang yang diangkut maskapai nasional itu, disebutkan bahwa 46 orang adalah dewasa, 7 orang anak-anak, dan 3 orang bayi. Adapun, awak pesawat terdiri dari 2 orang pilot dan 4 orang cabincrew.
MENUKIK TAJAM
Sriwijaya Air dengan rute Jakarta-Pontianak itu diketahui mengalami penurunan kecepatan hingga pesawat menukik tajam.
Pengamat penerbangan, Alvin Lie, mengatakan, pesawat tidak mungkin dikendalikan saat turun di kecepatan mendekati 30 ribu kaki per menit.
"Pesawat tersebut pada ketinggian 8.000-10.000 kaki mendadak menukik dengan kecepatan vertikal."
"Yaitu turun dengan kecepatan mendekati 30 ribu kaki per menit," ujar Alvin seperti dikutip dari live streaming Kompas, Sabtu (9/1).
"Kecepatan itu luar biasa dan saya yakin kalo itu terjadi pesawat tidak mungkin dapat dikendalikan," jelasnya.
Alvin memaparkan beberapa kemungkinan penyebab kecepatan pesawat bisa turun secara drastis.
Di antaranya yakni adanya permasalahan di bagian kemudi atau kondisi lain yang muncul dengan sangat mendadak.
"Apakah ada masalah sistem kemudi atau mungkin juga mengalami stall atau mungkin ada permasalahan lain yang sedemikian mendadak dan cepat."
"Sehingga pilot pun tidak sempat mengabarkan kepada pengatur lalu lintas udara, tidak sempat distress call mamintakan mayday," jelasnya.
Menurut Alvin, biasanya pilot akan segera meminta kembali ke landasan udara ketika menemukan permasalahn teknis.
"Kalo ada kerusakan mekanis, masalah teknis dan sebagainya pilot akan berusaha kembali ke bandara dan itu akan request priority return to pace."
"Tapi ini kan tidak pernah terjadi. Pesawat tiba-tiba menukik dan kemungkinan besar jatuh ke laut," tandas Alvin. (Sindonews/Grid.ID/a)
Sumber
: Hariansib edisi cetak