Tanah Karo (SIB)- Helikopter jenis Bolko seri PK-DAL jatuh, tepatnya di depan RSU Efarina Etaham Jalan Jamin Ginting, Berastagi Kabupaten Karo, Senin (30/12) pagi, sehingga menghebohkan warga sekitar lokasi.
Warga di Kab Karo dan Kabupaten Simalungun juga ikut terkejut. Pasalnya mereka menduga Bupati Simalungun JR Saragih ikut menjadi korban.
Akibat peristiwa tersebut, seorang tewas dan empat luka-luka. Mereka masing-masing Arief Setiawan (39) warga Jakarta, tewas sebagai teknisi pesawat. Empat luka-luka yakni Budi Indra (35) warga Jakarta, pilot, Yahya Sembiring (45) warga Jalan Jamin Ginting Kabanjahe, Nila Munthe (35), Karyawan RS Efarina Etaham, warga Desa Raya, Kecamatan Brastagi, dan J Simanjorang ( 50) karyawan RS Efarina Etaham, alamat kompleks RS Efarina Brastagi. Keempat korban kritis masih mendapat perawatan intensif di RSU Efarina Etaham.
Menurut informasi yang diperoleh, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.45 WIB. Helikopter itu sering digunakan Bupati Simalungun JR Saragih untuk menjalankan tugas kedinasannya dan dikenal sebagai pemilik RS Efarina Etaham.
Diduga heli yang bermuatan 5 penumpang terjatuh sesaat akan lepas landas dan tidak dapat terbang dan sempat berputar-putar di udara selama 5 menit dan akhirnya terjatuh.
Dandim 0205/TK Letkol Kav Prince Meyer Putong, Kapolres Tanah Karo AKBP Albert TB Sianipar SH SIK dan Danyonif 125/Simbisa Mayor Inf Charles B Sagala dan sejumlah personil kepolisian dan TNI yang mendapat informasi langsung turun ke tempat kejadian perkara (TKP).
Lokasi jatuhnya heli tersebut dikerumuni warga untuk melihat secara dekat sehingga membuat arus lalulintas dari Kabajahe-Medan dan sebaliknya macet sepanjang 2 Km sehingga personil kepolisian dan TNI sibuk untuk mengatur arus lalulintas.
Hingga kini, belum diketahui secara pasti penyebab heli jatuh. Namun, ada dugaan heli gagal terbang karena kerusakan teknis. Polisi juga belum mengetahui heli tersebut milik pribadi atau milik perusahaan penerbangan.
“Dugaan sementara gagal terbang karena masalah teknis. Namun kita belum mengetahui secara pasti heli itu milik siapa,†ujar Kapolres Karo AKBP Alberd TB Sianipar kepada wartawan.
Helikopter yang jatuh tersebut hingga pada pukul 14.00 WIB masih belum dievakuasi. Petugas menyelimuti helikopter warna putih itu dengan plastik warna biru menunggu pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan. Di sekitar lokasi yang sudah dipasang garis polisi, berjaga puluhan anggota TNI Angkatan Darat, polisi, juga tim SAR dan sekuriti rumah sakit. Sementara ratusan warga masih berkumpul di sekitar lokasi.
Arus Jalan Jamin Ginting yang semula ditutup, kini sudah dibuka kembali dan bisa dilalui dua arah. Polisi lalulintas yang berjaga memasang pembatas jalan.
SATPAM RSU EFARINA ETAHAM HALANGI WARTAWAN
Puluhan wartawan sempat ricuh dengan petugas keamanaan RSU Efarina Etaham. Pasalnya pihak keamanan RSU tersebut melarang wartawan mengabadikan foto jatuhnya helikopter tersebut.
Kejadian itu berawal saat wartawan hendak mengambil gambar, dan pihak Satpam RSU tersebut melarangnya serta mendorong salah satu wartawan harian terbitan Medan.
Adanya perlakuan tersebut, wartawan yang sedang meliput kejadian itu tidak terima karena tugas yang dilakukannya dihalang-halangi. Ketika dipertanyakan, Satpam itu balik menantang wartawan sehingga terjadi kericuhan dan nyaris baku hantam.
Melihat kegaduhan dan dorongan serta emosi mulai memuncak, dengan sigap anggota Polres Karo danTNI berhasil meredam situasi puluhan wartawan berbagai media cetak dan elektronik.
Dilihat dari kronologis tersebut, tidak sepantasnya petugas Satpam yang bertugas di Rumah Sakit Efarina Etaham itu menghalang-halangi tugas jurnalistik untuk meliput berita, selain itu karena lokasi jatuhnya helikopter tersebut berada di luar lokasi RSU.
Padahal sebelumnya juga petugas Satpam, melarang wartawan yang hendak mengambil gambar ke dalam RSU tersebut. Menurut beberapa rekan wartawan yang berada di lokasi kejadian, sangat menyayangkan ulah yang tidak sepantasnya dari Satpam itu, dan sebagian wartawan nyaris terpancing emosinya melihat satpam yang sangat arogan tersebut yang melebihi dari aparat kepolisian dan TNI.
Di samping itu kuat dugaan bahwa Satpam tersebut tidak senang dipublikasikan terkait jatuhnya pesawat itu, karena diduga helikopter yang jatuh tersebut itu milik JR Saragih yang saat ini menjabat sebagai Bupati Simalungun selaku pemilik Rumah Sakit Efarina Etaham yang sering dipergunakannya ketika hendak ke Karo.
MILIK RS EFARINA
Kasubbid PID Humas Poldasu AKBP MP Nainggolan, Senin (30/12) siang menjelaskan helikopter bernomor lambung PK Dal Derazona itu, merupakan milik RS Efarina Etaham Berastagi, Tanah Karo dengan muatan penumpang 5 orang. Heli itu, lanjutnya, jatuh di samping pos satpam rumah sakit.
Menurut Nainggolan, helikopter itu datang dari Kabupaten Simalungun. Dua orang pilot dan co pilot itu mendaratkan helikopter tersebut di RS Efarina untuk menjemput tiga karyawan. Saat akan lepas landas, helikopter itu menabrak gardu listrik di dekat pos satpam RS Efarina.
“Ketika tiba di rumah sakit, helikopter itu tidak mati mesin. Namun, setelah ketiga pegawai rumah sakit itu naik dan hendak lepas landas, helikopter itu menabrak gardu listrik,†jelasnya.
Dibawa ke RSU Columbia Asia
Sementara itu, seorang penumpang akibat jatuhnya helikopter di depan RSU Efarina Etaham, Torang Simanjorang (41) dibawa ke RSU Columbia Asia. Korban merupakan, HRD RSU Efarina Etaham sekaligus ajudan JR Saragih.
Salah satu karyawan rumah sakit, Sutar yang ikut mengantarkan korban ke RSU Columbia Asia mengatakan, Torang korban satu dari tiga penumpang helikopter yang keadaannya paling kritis sehingga terpaksa dibawa ke RSU Columbia.
“Dalam pesawat itu ada lima orang yaitu, pilot, co-pilot dan tiga penumpang. Ada satu orang yang meninggal, tapi saya tidak tahu pilot atau co-pilotnya. Tiga korban masih bisa diatasi di sana, dan yang paling parah makanya dibawa ke mari,†ujar Sutar.
Dikatakannya, Torang mendapatkan penanganan pertama di RSU Efarina Etaham hingga sampai di RSU Columbia, sudah tidak sadarkan diri. “Di sana kita berikan penanganan awal.
Torang sudah pakai oksigen mulai dari RSU Efarina Etaham sampai disini. Kondisinya tidak ada patah tulang atau luka, sepertinya luka dalam,†katanya.
Sementara, seorang karyawan RSU Efarina Etaham yang juga sebagai sahabat Torang Simanjorang mengatakan keluarganya Torang berada di Purwakerto.
“Anak dan istrinya ada di Purwakerto, dia disini tinggal di Perumahan Etaham. Helikopternya jatuh saat mau berangkat. Memang di atas rumah sakit ada landasan helikopter. Tapi kami tidak tahu, mau berangkat ke mana,†ujar wanita yang tak mau disebutkan namanya.
Cheff Medical RSU Columbia Asia, dr Sabar Petrus Sitepu didampingi Humas rumah sakit, Dewi mengatakan, setiba di rumah sakit korban langsung mendapat perawatan intensif di UGD.
“Hingga kini perawatan masih dilakukan di UGD. Jadi kami belum bisa memberikan keterangan terkait kondisi pasien,†ujarnya singkat.
Berputar Dua Kali Sebelum Jatuh
Helikopter yang jatuh di depan Rumah Sakit Efarina Etaham, Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), sempat dua kali berputar sebelum jatuh. Saksi mata menduga heli tidak bisa terangkat naik.
M Ginting (60) salah seorang warga yang menyaksikan kejadian itu menyebutkan, heli seolah tidak bisa terbang. Sejak lepas landas dari helipad yang berada di lantai empat rumah sakit, heli itu terlihat berputar dua kali.
“Setelah dua kali, terus baling-balingnya terkena kabel listrik, terus jatuh,†kata Ginting kepada wartawan di lokasi kejadian, Senin.
Jatuhnya helikopter itu tidak menyebabkan ledakan. Hanya suara mesin yang meraung dan benda berat yang menyentuh tanah.
Ginting menyatakan masih sempat melihat empat korban luka dievakuasi. Sementara seorang lainnya terjepit dan luka menganga di bagian kepala, dan diduga sudah tewas.
Korban Tewas Dibawa ke Jakarta
Jenazah korban tewas dalam musibah jatuhnya helikopter di Karo, Sumatera Utara (Sumut) dikirim ke pihak keluarga ke Jakarta kemarin.
Jenazah teknisi helikopter Arif Setyawan (39) berada di Rumah Sakit Efarina Etaham, Jalan Jamin Ginting, Berastagi, Karo. Pemilik helikopter yang juga Bupati Simalungun, JR Saragih menyatakan, proses pemulangan jenazah tengah dilakukan.
“Akan diberangkatkan hari ini juga ke Jakarta, terus ke rumah duka,†kata Saragih, Senin. Disebutkannya, penanganan terhadap para korban kecelakaan helikopter ini merupakan prioritas pihaknya. Selain korban tewas, empat korban lainnya yang terluka juga dalam perawatan medis di dua rumah sakit terpisah.
Baru 3 Tahun Dipakai
Helikopter jenis Bell 206 yang jatuh di depan RS Efarina Etaham Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), baru dioperasikan tiga tahun. Sebelumnya tidak pernah ada masalah.
Pemilik helikopter yang juga Bupati Simalungun JR Saragih menyatakan, heli itu selama ini dalam keadaan baik. Tidak pernah ada masalah.
“Sudah dipergunakan tiga tahun ini, untuk operasional rumah sakit,†kata Saragih kepada wartawan di Sakit Efarina Etaham Jalan Jamin Ginting, Berastagi, Senin.
Mengenai kondisi dan perawatan helikopter selama ini, Saragih mempersilahkan media untuk menanyakan langsung kepada Kementerian Perhubungan.
Maksudnya agar tidak bias, dan terkesan pembelaan. â€Silakan ke Perhubungan saja ditanyakan, tapi selama ini tidak ada masalah,†kata Saragih.
KNKT akan PeriksaTim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan memeriksa puing helikopter yang jatuh di Berastagi. Penyelidikan diharapkan dapat mengungkap penyebab jatuhnya heli tersebut.
Rencana datangnya tim KNKT itu disampaikan pemilik helikopter yang juga Bupati Simalungun, JR Saragih, kepada wartawan, Senin. Disebutkannya, kepastian kedatangan tim KNKT itu sudah dikonfirmasikan.
“Kemungkinan nanti malam tim KNKT sampai di sini,†kata Saragih kepada wartawan di lokasi jatuhnya pesawat di Rumah Sakit Efarina Etaham, Jalan Jamin Ginting, Berastagi.
Sementara menunggu kedatangan KNKT itu, petugas menyelimuti puing heli tersebut dengan plastik berwarna biru. Di sekitarnya berjaga puluhan anggota TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, polisi dan tim SAR. (B1/A23/Dik2/detikcom/d)