Medan (SIB)
Ketua DPRD Sumut Drs Baskami Ginting meminta Kepala BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Sumut untuk segera turun ke lapangan memburu seekor Harimau Sumatera yang sedang berkeliaran di sekitar Gunung Sibayak Kabupaten Karo, karena menimbulkan ketakutan dan keresahan bagi masyarakat sekitar.
"Berdasarkan informasi yang kita peroleh dari Bupati Karo Terkelin Brahmana, saat ini seekor Harimau Sumatera sedang berkeliaran di sekitar Pos Pendakian Gunung Sibayak, sehingga perlu segera dilakukan pelacakan oleh BKSDA guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Baskami Ginting kepada wartawan, Rabu (14/10) di Medan.
Menurut Bupati Karo, tambah Baskami, berdasarkan laporan beberapa saksi mata, baik petugas pengutipan restribusi masuk ke Gunung Sibayak maupun pengunjung dan masyarakat yang sedang mencari tanaman obat, sudah melihat langsung Harimau Sumatera itu berkeliaran pada 29 dan 30 Agustus 2020.
Bahkan menurut beberapa pengunjung yang melintas di Pos Pendakian Gunung Sibayak, mereka melihat seekor Harimau Sumatera berkeliaran, dan sempat mengejar mobil pengunjung yang sedang melintas di Pos Pendakian Gunung Sibayak.
"Berdasarkan informasi tersebut, kita mendesak BKSDA untuk bergerak cepat mengambil langkah-langkah antisipasi, sekaligus memastikan informasi tersebut dengan memasang kamera jebakan atau perangkap kamera, sebagai upaya langkah pendeteksian sensor gerak dan sensor infra merah," ujar Baskami.
Jangan gara-gara Harimau Sumatera ini akhirnya daerah wisata Gunung Sibayak terganggu. Apalagi kebenaran info ini juga masih simpang siur belum ada fakta secara konkret. Mudah-mudahan, dengan adanya kamera trap yang dipasang, bisa terdeteksi keberadaan harimau liar tersebut.
Namun demikian, Baskami tetap menghimbau masyarakat, agar selalu waspada dan hati-hati. Sebaiknya kawasan itu hindari untuk sementara waktu, sebelum ada penjelasan dari BKSDA.
Baskami dalam kesempatan itu juga menyampaikan apresiasinya kepada Bupati Karo Terkelin Brahmana, Kapolres Tanah Karo AKBP Yustinus Setyo Indriono dan Dandim 0205 /TK Letkol Kav Yuli Eko Hardyanto yang langsung tanggap dan menyatakan siap berkordinasi dengan BKSDA melakukan perburuan Harimau Sumatera itu, demi kenyamanan dan keamanan masyarakat.
MELINTAS DI KAWASAN TAHURA
Sementara itu, Kepala UPT Pengelolaan Tahura Bukit Barisan Ramlan Barus membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, untuk titik lokasi hewan yang masuk dalam kategori dilindungi ini berada di antara jalur dari Desa Jaranguda hingga Desa Semangat Gunung.
"Benar kemarin ada laporan masuk ke kita beberapa kali terlihat kemunculan harimau Sumatera di Tahura. Untuk lokasi penampakan harimau ini, persisnya jalan lintas dari Desa Jaranguda ke Desa Semangat Gunung atau biasa disebut Sibayak Dua," kata Ramlan saat ditemui di UPT Pengelolaan Tahura Bukit Barisan Berastagi, Rabu (14/10).
Pihaknya juga sudah mendapat laporan sebanyak tiga kali. Dirinya mengatakan, untuk pertama kali kemunculan harimau ini dilihat oleh seorang petugas di kawasan pos masuk pendakian pada tanggal 29 Agustus lalu. "Informasi awal, pertama kali yang melihat keberadaan harimau itu petugas kita yang ada di sekitar jalur pendakian pada tanggal 29 Agustus lalu, sekira pukul 11.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB," katanya.
Kemudian, pada tanggal 30 Agustus seorang warga Desa Gongsol kembali melihat harimau tersebut. Berdasarkan pengakuan warga bermarga Sembiring ia melihat harimau berada di jarak 25 hingga 30 meter dari tempatnya berada di seberang aliran sungai.
Berselang satu bulan tepatnya pada tanggal 30 September, pihaknya juga mendapatkan laporan penampakan harimau di kawasan Tahura dari pengunjung yang kebetulan melintas di kawasan tersebut. Dirinya menyebutkan, saat itu pengunjung yang melaporkan hal tersebut berniat untuk menuju ke lokasi pemandian air panas di Desa Semangat Gunung.
Dengan adanya laporan penampakan harimau sebanyak tiga kali ini, pihaknya langsung melaporkan hal ini ke BBKSDA Wilayah I Sumatera Utara. Laporan ini, ditujukan untuk memastikan keberadaan harimau Sumatera yang diduga masih berkeliaran di wilayah Tahura. Selain itu, pelaporan ini untuk menghindari adanya konflik antara masyarakat dengan hewan dilindungi ini di kawasan hutan.
Ia mengimbau kepada masyarakat maupun wisatawan yang datang ke kawasan Tahura terutama ke pendakian Gunung Sibayak agar lebih berhati-hati. Dirinya juga meminta agar tidak datang ke kawasan hutan sendirian, dan lebih dianjurkan untuk berkelompok untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. (M03/K02/a)