Bekasi (SIB)
Sekitar 3.000 kendaraan pemudik dihalau aparat kepolisian, baik di ruas tol maupun di jalur arteri. Angka tersebut diperoleh berdasarkan data Korlantas Polri, yang menggelar kegiatan penyekatan dalam Operasi Ketupat 2020, di antaranya di ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek) dan 16 titik di wilayah hukum Polda Metro Jaya dari pukul 00.00 WIB hingga Jumat (24/4) siang.
"(Total) sekitar 1.400-an lah (kendaraan) yang sudah kami putarbalikkan ke rumah lagi, yang jelas-jelas mereka itu adalah mau melaksanakan mudik," kata Kakorlantas Polri Irjen Istiono di KM 31 Tol Jakarta-Cikampek (Japek) arah Cikampek, Bekasi, Jumat (24/4).
Istiono selanjutnya mengatakan, di tiap titik penyekatan di jalan arteri, sebanyak 80-100 kendaraan dapat dicegah mudik. Menurut dia, total pemudik yang berhasil diputarbalikkan di jalan arteri sebanyak 1.600 kendaraan.
"Arteri pun demikian, dari tadi sudah kami lihat kalau Polda Metro Jaya ada 16 titik. Satu titik lebih kurang yang diputarbalikkan sekitar 80-100 (kendaraan) lah, lebih kurang 1.600 (kendaraan) kami putarbalikkan untuk aktivitas mudik. Itu dari malam, tadi pagi sampai siang hari ini," ujar Istiono.
Istiono menjelaskan, cara bertindak polisi lalu lintas dalam rangka mencegah terjadinya arus mudik di pagi dan siang hari berbeda dengan malam hari. Di pagi dan siang hari, mereka harus lebih jeli melihat gerak-gerik kendaraan pemudik dengan kendaraan warga yang memang sehari-hari melintas di jalan tersebut untuk aktivitas kerja.
"Untuk langkah cara bertindak di lapangan, nah pada waktu pagi harinya tentunya karakteristik pengguna jalannya beda lagi, banyak karyawan. Dan ini kami harus juga selektif, kami harus juga melihat aktivitas di lapangan harus tetap jalan. Oleh karena itu, langkah-langkah kami, evaluasinya cara bertindak kami di lapangan itu berbeda pada pagi dan malam hari," jelas Istiono.
Akan Terjaring
Polisi tak menepis masyarakat masih nekat mencoba menembus titik-titik penyekatan meski mudik dilarang. Polisi mengatakan, pemudik yang berhasil menghindari titik penyekatan lewat 'jalur tikus' harus berhadapan dengan polisi di titik-titik penyekatan selanjutnya yang berjajar di hingga Jawa Tengah.
"Di lapis tingkat arteri, kan polres-polres buat sekat-sekat untuk melaksanakan itu semua. Saya pikir mereka sudah melaksanakan dengan maksimal. Untuk 'jalan tikus', tentunya kalau di sini lolos, akan terjaring lagi di check point berikutnya, begitu terus sampai Jateng," kata Kakorlantas Polri Irjen Istiono.
Istiono menilai masyarakat akan berpikir dua kali untuk nekat mudik, jika melihat contoh ribuan kendaraan diminta putar balik ke arah semula. Istiono menuturkan hal terpenting dalam Operasi Ketupat 2020 adalah bagaimana pihaknya membangkitkan kesadaran masyarakat tentang bahaya mudik di tengah wabah Corona (Covid-19).
"Saya pikir pemudik juga mikir dua kali ini untuk mudik. Yang paling penting ini membangkitkan kesadaran pemudik untuk tidak menyebarkan Covid ke wilayah lain. Ini yang paling penting kami imbau," ujar Istiono.
Istiono kemudian menegaskan polisi tak menerapkan sanksi kepada masyarakat yang nekat mudik, selain memutarbalikkan arah kendaraan mereka ke titik semula. Dia menuturkan membuat masyarakat kapok tak harus dengan sanksi pidana.
"Semaksimal mungkin kami harus putar balikkan. Itu sudah sanksi menurut saya, sanksi mereka balik ke rumah. Kecewa (karena tak bisa mudik) saja itu sudah sanksi untuk mereka. Tidak mesti harus sanksi pidana. Kami upayakan sanksi putar balik sudah maksimal," tandas Istiono.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang kegiatan mudik demi mencegah penularan virus Corona (Covid-19) makin luas. Pelarangan itu mulai berlaku kemarin, dibarengi dengan mulainya Operasi Ketupat Covid-19 oleh Polri. (detikcom/d)