Kazan (SIB)- Belgia menunjukkan keperkasaannya usai menundukkan Brasil 2-1 pada perempat final Piala Dunia 2018 di Stadion Kazan Arena, Sabtu (7/7) dini hari WIB. Belgia pun lolos ke semi final. Sementara Kekalahan Brasil membuat tak ada wakil Amerika Latin di semi final setelah Uruguay juga takluk dari Prancis.
Brasil cukup dominan sebenarnya dalam laga ini. Total 16 percobaan diciptakan, bahkan 9 di antaranya mengarah ke gawang. Namun penampilan gemilang Courtois membuat Brasil sulit mencetak gol.
Di sisi lain, Belgia bermain sederhana tapi punya serangan balik yang cukup mematikan. Hanya 7 percobaan dilakukan, 3 di antaranya mengarah ke gawang. Kalah penguasaan bola tak menjadikan Belgia ciut, karena Kompany dan kawan-kawan bisa meredam serangan Brasil.
Duel berlangsung sengit sejak awal. Belgia lebih dulu mendapat peluang lewat Kevin De Bruyne. Dia melepas tendangan dari luar kotak penalti. Sayang sepakan De Bruyne masih melenceng dari gawang Alisson Becker.
Memasuki menit ke-13, Belgia memimpin 1-0 lewat gol bunuh diri Fernandinho. Gol berawal dari sepak pojok Nacer Chadli yang sempat disundul Kompany membentur Fernandinho sebelum masuk ke gawang Alisson.
Tertinggal satu gol, Brasil langsung memberi perlawanan. Tapi Belgia tak kalah gesit dengan melancarkan serangan balik begitu cepat. Terbukti pada menit ke-31, Belgia semakin menjauh usai Kevin De Bruyne menjadikan skor 2-0. Lewat serangan balik yang cepat, Lukaku mengirim bola ke Kevin De Bruyne yang menuntaskan dengan sepakan keras tanpa bisa dijangkau Alisson.
Brasil meningkatkan serangan pada babak kedua untuk mencari gol. Penyerang Firmino masuk menggantikan Willian. Brasil sepertinya ingin total menyerang.
Neymar terus mendapat kawalan ketat. Dia terjatuh di kotak penalti padan menit ke-52. Namun wasit tak menganggap itu sebuah pelanggaran. Dua menit berselang, Jesus menusuk dari sisi kanan, tapi sepakannya masih digagalkan Courtois.
Brasil kembali melakukan pergantian pemain. Kali ini, Douglas Costa masuk menggantikan Jesus. Brasil terus memberi tekanan. Menit ke-62, Costa menendang bola dari sisi kanan yang masih diantisipasi kiper.
Tekanan Brasil belum berhenti. Kebuntuhan pecah di menit ke-75 lewat sundulan Augusto. Umpan Coutinho dari sisi kiri dituntaskannya lewat sundulan. Augusto sebelumnya masuk menggantikan Paulinho.
Brasil selanjutnya mencari gol kedua. Peluang emas tercipta menit ke-85. Neymar menguasai bola di sisi kiri. Umpan datar disambut Coutinho yang tanpa kawalan. Sayang, tembakannya melambung. Di sisa waktu, Brasil tak bisa mengejar ketinggalan. Belgia menutup laga dengan kemenangan 2-1.
Susunan Pemain
Brasil: Alisson Becker; Fagner Lemos, Thiago Silva, Joao Miranda, Marcelo; Paulinho, Fernandinho, Philippe Coutinho; Willian Borges, Gabriel Jesus, Neymar.
Belgia: Thibaut Courtois; Toby Alderweireld, Vincent Kompany, Jan Vertonghen; Thimas Meunier, Axel Witsel, Marouane Fellaini, Nacer Chadli; Kevin De Bruyne, Romelu Lukaku, Eden Hazard. (R21) Kevin De Bruyne, Romelu Lukaku, Eden Hazard.
Prancis ke Semi Final
Gempuran Prancis sukses menaklukkan pertahanan kokoh Uruguay pada babak perempat final yang berakhir 2-0 di Nizhny Novgorod, Jumat (6/7). Gol kemenangan dicetak oleh Verane dan Griezmann sekaligus membawa juara dunia 1998 itu melaju ke semi final.
Prancis tampil cukup baik di laga ini. Penguasaan bola yang unggul membuat tim lawan kesusahan mengembangkan permainan. Dua tembakan ke gawang berhasil dimaksimalkan menjadi gol dari total 9 percobaan.
Sementara Uruguay harus pasrah kehilangan Cavani sehingga Suarez harus berjuang sendirian di depan. Empat tembakan dari total 9 peluang diciptakan, namun tak satu pun berbuah gol. Tak seperti laga-laga sebelumnya, lini pertahanan Uruguay kali ini tampil lemah apalagi kiper Muslera melakukan blunder sehingga gawangnya kebobolan.
Uruguay sebenarnya mengawali laga dengan baik. Peluang pertama didapat lewat kaki Cristhian Stuani pada menit keenam, namun tendangannya masih melebar.
Prancis baru bisa mengancam gawang Uruguay pada menit ke-16. Kolaborasi lini depan Prancis lewat Oliver Giroud diakhiri sundulan Kylian Mbappe yang masih melebar dari target.
Kokohnya lini pertahanan masing-masing tim, membuat serangan kedua tim masih gagal. Tempo pertandingan yang cenderung lambat membuat Prancis kesulitan memaksimalkan kecepatan-kecepatan yang dimiliki oleh Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann.
Sementara Uruguay masih bergantung pada Suarez. Minimnya suplai bola ke depan membuat Suarez sulit mencetak peluang di kotak penalti Prancis.
Memasuki menit ke-35, Matias Vecino mencoba melepaskan tembakan keras dari jarak jauh. Namun Hugo Lloris dengan sigap membaca arah bola dan menangkapnya dengan mudah.
Lima menit berselang, Prancis akhirnya unggul 1-0. Berawal dari tendangan bebas, sepakan Antoine Griezmann disambut sundulan Raphael Varane. Bola meluncur ke pojok kanan gawang tanpa bisa dihalau kiper Fernando Muslera.
Sebelum jedah, Uruguay masih bisa mengancam gawang Prancis. Berawal tendangan bebas Lucas Torreira yang disundul Martin Caceres. Kiper Lloris bereaksi cepat dengan menepis bola. Bola rebound dimanfaatkan Diego Godin tapi sepakannya masih melebar.
Usai turun minum, Prancis menaikkan intensitas serangan. Sementara Uruguay masih mencari cara untuk keluar dari tekanan.
Prancis mendapat tendangan bebas ketika laga di babak kedua berjalan dua menit. Namun bola tendangan Griezmann masih bisa diamankan oleh Muslera.
Petaka bagi Uruguay terjadi di menit ke-61. Muslera melakukan blunder karena tak sempurna menangkap sepakan Griezmann dari luar kotak penalti. Bola pun masuk ke gawang dan menjadikan skor 2-0 untuk Prancis.
Uruguay pun semakin sulit mengejar ketinggalan. Pergerakan Suarez pun mendapat kawalan ketat. Di sisa waktu, Prancis dan Uruguay bergantian melakukan serangan. Hingga laga usai, skor 2-0 untuk kemenangan Prancis.
Susunan Pemain
Uruguay (4-4-2)
Fernando Muslera; Martin Caceres, Jose Gimenez, Diego Godin, Diego Laxalt; Nahitan Nandez, Lucas Torreira, Matias Vecino, Rodrigo Bentacur; Luis Suarez, Cristhian Stuani
Prancis (4-2-3-1)
Hugo Lloris; Benjamin Pavard, Raphael Varane, Samuel Umtiti, Lucas Hernandez; N'Golo Kante, Paul Pogba; Kylian Mbappe, Antoine Griezmann, Corentin Tolisso; Olivier Giroud.
Tanpa Beban
Sementara itu, Swedia kontra Inggris akan memanaskan laga perempat final Piala Dunia 2018 di Samara Stadium, Sabtu (7/7) Pukul 21.00 WIB. Duel ini tetap akan berjalan ketat demi tiket semi final.
Swedia terlihat santai jelang laga ini. Kembalinya Sebastian Larsson dalam tim akan menambah kepercayaan diri tim. Namun Swedia harus kehilangan Mikael Lustig yang harus menjalani larangan satu pertandingan.
Larsson kemungkinan memang akan mendapatkan kembali tempatnya di tim, sementara Emil Krafth diperkirakan akan bermain untuk menggantikan Lustig. Di lini tengah Albin Ekdal berada dalam kondisi yang meragukan karena cedera kakinya, tetapi ia masih memiliki kesempatan untuk tampil sebagai starter.
"Bagi saya, melawan Inggris, negara tempat saya menghabiskan waktu 17 tahun, tentu saja hanya terasa sedikit spesial. Ini adakah pertandingan yang kami nantikan. Kami punya rasa hormat yang besar kepada Inggris," kata Larsson kepada Sky Sports News.
Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu menyatakan Inggris akan berada dalam tekanan karena menjadi unggulan. Dia juga merasa senang karena dirinya dan rekan-rekannya tidak harus menanggung beban sebesar lawannya. "Saya yakin orang-orang di Inggris berharap mereka lolos. Bila mereka tidak lolos, maka itu akan menjadi rasa kecewa yang besar. Jadi Inggris harus berurusan dengan hal seperti itu," ujarnya.
Sementara Inggris sebelumnya telah berjuang selama 120 menit dan menjalani adu penalti melawan Kolombia di babak 16 besar. Pelatih Gareth Southgate mengungkapkan, setelah pertandingan beberapa pemain berurusan dengan cedera. Nama-nama seperti Ashley Young, Dele Alli dan Kyle Walker masih diragukan.
"Saya sekarang berpikir tentang Swedia karena saya ingin kita melanjutkan laju kita. Inggris punya catatan buruk saat menghadapi Swedia. Kami telah meremehkan Swedia selama bertahun-tahun. Mereka sangat pandai melakukan apa yang mereka lakukan dan itu akan menjadi ujian yang sangat sulit," kata Southgate kepada ITV.
Southgate kemungkinan akan memainkan beberapa pemain bugar di perempat final Piala Dunia mereka, dengan pemain seperti Marcus Rashford, Ruben Loftus-Cheek dan Danny Rose berpeluang untuk tampil melawan Swedia.
Bek Inggris, John Stones pun tidak mau menyepelekan Swedia. Dia mengaku tidak ada pertandingan yang mudah. "Tidak ada game yang mudah. Jika seseorang punya statemen perempatfinal Piala Dunia itu mudah, itu adalah ucapan bodoh. Swedia punya banyak kualitas. Mereka bermain sangat terstruktur dari belakang, cukup jauh dari apa yang kami lihat dan kami tahu apa yang kami hadapi," ucapnya dikutip Sky Sports.
"Tidak diragukan lagi mereka adalah tim yang bagus, mereka tidak akan berada di posisi itu (8 besar) jika mereka tidak berkualitas," tambahnya.
Dari statistik kedua tim di 10 pertemuan terakhir, hasilnya cukup berimbang. Swedia menang 3 tiga kali, begitu juga sebaliknya. Sisanya berakhir seri di 4 laga.
Ini akan menjadi pertempuran dua tim yang sebenarnya tidak diunggulkan melaju hingga empat besar. Inggris pastinya ingin lolos dari perempat final Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1990, sedangkan Swedia berambisi mengulangi prestasi heroik maju ke semifinal seperti 1994. Prediksinya, Inggris unggul tipis 1-0.
Perkiraan Susunan Pemain:
Swedia XI: Olsen; Augustinsson, Granqvist, Lindelof, Krafth; Forsberg, Ekdal, Larsson, Claesson; Berg, Toivonen.
Inggris XI: Pickford; Walker, Stones, Maguire; Trippier, Loftus-Cheek, Henderson, Lingard, Rose; Kane, Sterling.
Kroasia Tak Gentar
Tuan rumah Rusia akan berhadapan dengan Kroasia di Stadion Fisht, Minggu (8/7) Pukul 01.00 WIB. Ini akan menjadi pertandingan Piala Dunia pertama sejak 1990 antara dua tim yang menang adu penalti di babak sebelumnya.
Terakhir kali hal ini tersaji di final 1990 silam. Waktu itu, Jerman Barat sama-sama lolos ke final setelah menang adu penalti di empat besar. Jerman Barat mengalahkan Inggris, sedangkan Argentina mengalahkan Italia. Jerman Barat akhirnya menang 1-0 atas Argentina dan keluar sebagai juara.
Rusia menyingkirkan Spanyol, yang unggul kualitas dan lebih difavoritkan menang. Sementara itu, Kroasia juga butuh adu penalti untuk menyingkirkan Denmark.
Rusia dan Kroasia pun akan bertarung di Fisht Stadium Sochi. Pemenangnya akan berhadapan dengan Swedia atau Inggris di semifinal nanti.
Dari segi kualitas, Kroasia berada di atas Rusia. Namun dengan dukungan penuh publik tuan rumah, Sbornaya berpotensi menciptakan kejutan, sama seperti ketika mereka mengeliminasi La Furia Roja di 16 besar.
Melawan tim seperti Spanyol, wajar kalau Rusia lebih bertahan. Namun itu tak menghilangkan determinasi mereka untuk menang. Setelah tertinggal oleh bunuh diri Sergei Ignashevich, Rusia menyamakan kedudukan lewat penalti Artem Dzyuda yang diawali handball Gerard Pique di kotak terlarang. Keempat algojo Rusia menaklukkan David De Gea di adu penalti, sedangkan Koke dan Iago Aspas gagal dari kubu Spanyol. Rusia melenggang.
Kroasia juga bermain dengan skor yang sama ketika melawan Denmark. Tertinggal oleh gol cepat Mathias Jorgensen di menit awal, Kroasia membalas lewat Mario Manduzkic hanya tiga menit berselang. Ivan Rakitic menjadi algojo penentu kelolosan Kroasia.
Kiper Danijel Subasic, pahlawan Kroasia dalam adu penalti tersebut, sadar bahwa laga melawan Rusia nanti akan sama sulitnya. "Rusia? Mereka punya pemain-pemain bagus, dan mereka tim hebat."
"Rusia bermain di hadapan para suporternya dan ini akan jadi pertandingan sulit bagi kami. Apakah kami akan langsung menyerang? Mereka main di rumah sendiri, mereka yang seharusnya menyerang."
Namun itu bukan berarti Kroasia merasa gentar. Mereka sudah siap fisik dan mental. Kroasia tak mau berhenti hanya sampai di perempat final. (R21/R8f)