Rabu, 05 Februari 2025

Buruk, Proyek Jalan Sibolga-Tarutung Rp257 M Dinilai “Proyek Gagal”

- Jumat, 02 Maret 2018 11:22 WIB
1.298 view
Buruk, Proyek Jalan Sibolga-Tarutung Rp257 M Dinilai “Proyek Gagal”
SIB/Helman Tambunan
AMBRUK : Tembok Penahan Tanah Jalan Sibolga-Tarutung di Desa Parsikkaman Adian Koting yang ditangani Jaya Konstruksi ambruk sepekan lalu. Foto dipetik, Rabu (28/2).
Adian Koting (SIB)  -Proyek Preservasi dan Pelebaran Jalan Nasional Sibolga - Tarutung yang sedang dikerjakan PT Jaya Konstruksi - Basuki Rahmanta Putra KSO terus mendapat sorotan masyarakat karena kualitas pekerjaannya buruk dan asal jadi. Selain banyak yang rusak, Proyek Long Segmen Kementerian PUPR yang ditangani Satker Jalan Nasional II itu juga tidak jelas pemeliharaannya.

Pasalnya,  jalan berlobang terlihat di mana-mana. Parit banyak yang ditutupi sedimen mengakibatkan air mengalir dari badan jalan. Padahal dana pemeliharaan jalan sudah menghabiskan dana sekira Rp 5 miliar, sejak kontrak berjalan tanggal 19 Desember 2016 lalu.   Selain itu, rekayasa pengaturan lalu lintas juga tidak normal sehingga mengakibatkan macet bukan karena antrean, melainkan akibat kelalaian petugas di lapangan yang lalai mengatur kendaraan.

Seperti yang terjadi, Rabu (28/2), saat itu wartawan SIB yang sedang meliput terjebak macet di Desa Sibalanga, Kecamatan Adian Koting selama 30 menit, pada pukul 11.30 WIB.

Buruknya kualitas pekerjaan terlihat pada bagian pemapasan tebing, tembok penahan tanah dan dek penahan tanah. Kalau pengaspalan, lapisan bes dan pengorekan serta perkerasan bahu jalan masih belum terlihat karena masih mulus. Sejumlah titik tebing yang sudah selesai dipapas longsor dengan menimpa parit yang sudah dipasangi precast. Akibatnya banyak precast yang rusak.

Sedangkan tembok atau dek penahan tanah sudah dua titik yang tumbang alias ambruk. Setelah di Desa Naga Timbul, Sitahuis pada bulan Agustus 2017 lalu,  tembok penahan tanah juga ambruk di Desa Parsikkaman, Adian Koting sepekan lalu. Mirisnya, pekerjaan itu sama-sama baru selesai dikerjakan.

Perwakilan Jaya Konstruksi, Bagian Umum Novi Karsetio dan Bagian Engineering Orin Simanjuntak yang ditemui SIB di kantornya, Desa Parbubu, Kecamatan Tarutung,  Jalan Sibolga - Tarutung, Rabu (28/2), mengatakan bahwa pemapasan tebing sudah sesuai dengan desain proyek satu banding dua. Tetapi banyak tebing yang tanahnya mengandung pasir, sehingga rawan longsor saat musim hujan. Artinya faktor alam. Demikian juga tembok penahan yang ambruk, semua sudah dilakukan sesuai gambar.

Jaya Konstruksi, sambung Orin,  akan tetap memperbaiki yang rusak dan membersihkan longsor pebukitan karena bagian dari penanganan mereka. Sementara terkait pemeliharaan jalan yang belum maksimal,  Orin bersikukuh sudah melaksanakan sesuai dengan teknis lapangan. "Kalau masih ada jalan yang berlobang mungkin karena terlalu panjang sehingga tidak terpantau. Yang jelas pemeliharaan tetap jalan,  karena kalau tidak dikerjakan maka tidak akan dibayar," ucapnya.
 
Bahkan seorang konsultan di Tapteng, Nampung Pintubatu ST  dengan tegas menyebut kalau proyek tersebut proyek gagal. Apalagi karena tidak ada upaya pelurusan badan jalan. Padahal, ucapnya, banyak yang bisa dilakukan dengan memapas tebing dan menimbunnya ke jurang. Tidak harus semua tikungan, melainkan yang bisa dilakukan. Yang penting ada upaya. Tidak sekedar hanya memapas satu sisi jalan untuk mengurangi tikungan.

Disebut sebagai proyek gagal, Bagian Enjinering Jaya Konstruksi Orin Simanjuntak mengatakan, jangan hanya karena kerusakan item yang sedikit itu lalu disebut proyek gagal. Sementara, PPK 12 Saleh Harahap yang dihubungi SIB seputar tebing yang longsor mengatakan bahwa ada desain penguatan di lereng tebing, masih akan dibuat.  Memang,  urainya,  pemapasan hanya satu banding dua,  karena terkendala pembebasan lahan. Sedangkan tembok penahan yang ambruk sudah diberitahu ke dia, dan itu akan diperbaiki. 

Saleh Harahap membenarkan bahwa Progres Pekerjaan Jalan Sibolga - Tarutung sudah mencapai 23 persen dari Rp 257 miliar.  Artinya sudah habis Rp 60 miliar. Ketika ditanya apa saja yang sudah dilaksanakan kontraktor, Saleh mengatakan, Kan sudah ada pengaspalan,  sudah ada pelebaran dan sejumlah item pekerjaan lainnya.

Saleh masih yakin bahwa progres 100 persen sebelum masa kontrak selesai akan tercapai. Meski sekarang sudah memasuki tahun kedua. Pasalnya,  biaya yang besar itu ada pada pengaspalan. Sedangkan masalah pembebasan lahan sedang diupayakan dari provinsi. (G05/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru