Solo (SIB) -Persija tampil perkasa saat menundukkan PSMS dengan skor 4-1 pada leg 1 semi final Piala Presiden di Stadion Manahan Solo, Sabtu (10/2). Mario Simic menjadi bintang berkat hattrick golnya.
Dalam laga itu, PSMS tampak kedodoran menandingi serangan yang dibangun Persija. Apalagi PSMS harus tertinggal tiga gol cepat saat babak pertama. Sementara serangan yang dibangun PSMS mampu terbaca lini pertahanan Persija yang memang tampil cukup baik.
Sejak awal laga, kedua tim langsung bermain menyerang. PSMS yang bertindak sebagai tuan rumah meladeni permainan cepat Persija. Tim asuhan Djajang Nurdjaman itu mengandalkan Wifried Yessoh di depan. Frets Butuan, Suhandi dan Sadney Urikhob menyokong dari lini kedua. Absennya Antoni Nugroho di depan, membuat serangan PSMS di awal masih minim kreasi.
Laga baru berjalan empat menit, Persija sudah unggul melalui Mario Simic. Gol Simic tercipta dari tendangan bebas usai Riko Simanjuntak dijatuhkan. Bola keras sepakan Simic meluncur deras ke kanan gawang Abdul Rohim. Gol tersebut menaikkan tensi pertandingan. Persija pun semakin meningkatkan serangan.
Dua menit berselang. Persija hampir menambah skor andai sepakan Rezaldi Hehanusa dari luar kotak penalti tak diselamatkan mistar gawang. Aksi Rezaldi tak sampai di situ. Umpan jitu pemain yang akrab disapa Bule itu berbuah kemelut di kotak penalti PSMS pada menit 10. Bola liar jatuh di kaki Simic yang langsung menyontek bola tanpa mampu dihalau kiper.
Tak butuh waktu lama, Persija semakin menjauh saat laga memasuki menit 14. Melalui sepak pojok, Rezaldi Hehanusa mengirim umpan jitu ke mulut gawang. Di sana ada Jaimerson yang tanpa kawalan. Stopper Persija tersebut tanpa kesulitan menanduk bola untuk mencetak gol.
Unggul cepat tiga gol, membuat Persija semakin di atas angin. Riko Simanjuntak yang begitu mobile di tengah masih sulit dihentikan. Persija pun men-delay bola untuk kembali menarik keluar lawan. Sementara PSMS masih berusaha mencari celah untuk masuk ke kotak penalti Persija.
PSMS semakin meningkatkan serangan usai water break. Dari sisi kanan, Suhandi mengirim umpan kepada Sadney yang diteruskan dengan tendangan kaki kanan. Sayang, Andritany tampil sigap dengan menepis bola tersebut.
PSMS akhirnya mampu memperkecil kedudukan menjadi 1-3 di menit 40. Melalui penetrasi Sadney di sisi kiri. Dia berhasil melewati Maman sebelum melepas tendangan yang mampu ditepis Andritany. Bola rebound mengarah ke kaki Wilfried Yessoh yang tanpa ampun merobek gawang Persija. Gol tersebut menutup babak pertama.
Usai turun minum, tensi pertandingan tetap tinggi. PSMS terus mencoba melakukan serangan untuk mengejar gol. Sementara Persija, meski tidak terlalu ngotot lagi tetap memberikan perlawanan. Bahkan beberapa serangan balik Persija kerap merepotkan barisan pertahanan PSMS.
Abdul Rohim pun harus kerja keras mengamankan gawangnya. Dua kali percobaan Riko Simanjuntak, memaksa Abdul Rohim keluar dari sarangnya. Penampilan Riko yang berasal dari Siantar itu memang sulit dihentikan.
Persija pun semakin menjauh saat laga di menit 73. Umpan silang Ismed Sofyan dari kanan, mendarat di kaki Simic yang lepas dari kawalan Lobo. Simic pun tak menyiakan kesempatan untuk mencetak gol sekaligus menjadikan skor 4-1.
Di sisa waktu, kedua tim banyak melakukan pergantian pemain. Choiril Hidayay, Abdul Aziz hingga Gusti Sandria dimasukan PSMS. Namun hingga laga berakhir, tak ada gol tercipta.
Mantan pemain PSMS era 60-an, Tumpak Uli Sihite (TUS) mengakui performa Persija dalam laga itu cukup baik. Diakuinya, para pemain Persija mampu mengendalikan permainan saat menyerang maupun bertahan. "Persija sangat cepat dalam menyerang dan juga mampu bertahan baik saat mendapat tekanan," ucapnya ketika dihubungi. "Masih ada kans di Leg 2. Djanur jangan putus asa, harus bisa bersikap arif," kata TUS yang baru menjalani operasi hernia di Jakarta.
Sementara mantan gelandang PSMS era 80-an, Amrustia mengakui PSMS memang kalah kelas dari Persija. "PSMS kan baru promosi ke Liga 1, sedang Persija memang sudah padu apalagi mereka akan main di AFC. Kalau PSMS mengandalkan semangat juang, tapi Persija sistem permainannya memang sudah rapi," katanya.
Kekalahan PSMS pastinya menyisakan luka bagi warga Medan yang menyaksikan laga tersebut di sejumlah cafe di Puri maupun daerah Simpang Limun, juga saat nobar yang berlangsung di Stadion Kebun Bunga. Terlihat sejumlah suporter PSMS merasa kecewa akan kekalahan tersebut. Peluang PSMS belum tertutup, masih akan bertanding di leg II pada 12 Januari di tempat yang sama. Peluang menang sudah tipis, PSMS harus menang 4-0 atau 5-1.
(R21/R11/h)