Selasa, 15 April 2025

Tarif Impor 145% AS ke China Tekan Pasar Saham

Nelly Hutabarat - Jumat, 11 April 2025 20:51 WIB
877 view
Tarif Impor 145% AS ke China Tekan Pasar Saham
Ist/SNN
Ilustrasi bendera China dan Amerika.
Medan(harianSIB.com)

Ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Pemerintah AS resmi menaikkan tarif impor terhadap produk-produk China hingga 145%. Hal ini langsung mengguncang pasar keuangan global dan menambah tekanan terhadap prospek ekonomi dunia.

Hal itu diungkapkan Pengamat Ekonomi dan Keuangan Gunawan Benyamin kepada wartawan, Jumat (11/4/2025).

Baca Juga:

Di tengah sentimen negatif tersebut, katanya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada level 6.195 pada sesi perdagangan Jumat (11/4). Pelemahan ini sejalan dengan pergerakan bursa saham di kawasan Asia yang juga terkoreksi akibat kekhawatiran pelaku pasar terhadap potensi perlambatan ekonomi global.

Menariknya, meskipun tekanan inflasi Amerika Serikat tercatat melandai pada bulan Maret dengan inflasi tahunan turun ke level 2,4% dan inflasi inti ke 2,8%, pasar tetap menanggapi dengan hati-hati.

Baca Juga:


Peluang bank sentral AS (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuan pun ikut memudar karena tarif impor yang tinggi berpotensi kembali mendorong inflasi dalam jangka menengah.

"Sentimen positif dari data ekonomi AS tidak cukup kuat menahan tekanan eksternal akibat kebijakan tarif baru ini. IHSG sulit bangkit ke zona hijau dalam waktu dekat," ujar Gunawan.


Sementara itu, mata uang Rupiah justru menunjukkan penguatan di tengah situasi global yang tidak pasti. Rupiah diperdagangkan menguat di level Rp16.780 per dolar AS pada sesi Jumat pagi. Namun, penguatan ini dinilai bersifat temporer dan sangat bergantung pada langkah stabilisasi dari Bank Indonesia.

Dalam kondisi global yang penuh ketidakpastian, emas kembali menjadi aset pelarian utama (safe haven). Harga emas mencetak rekor tertinggi baru, menembus level 3.212 dolar AS.


"Pasar memilih untuk mengalihkan portofolio ke instrumen yang lebih aman seperti emas. Selama tensi perang dagang masih tinggi, harga emas berpeluang terus menguat," tambah Gunawan.

Ketidakpastian global diperkirakan masih akan membayangi pasar keuangan dalam beberapa pekan ke depan. Pelaku pasar diminta tetap waspada terhadap perkembangan kebijakan dagang global serta respons kebijakan moneter dari bank sentral dunia.(*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru