Kamis, 26 Desember 2024
Outlook Koperasi dan UMKM Sumut 2025 Sukses Digelar

Naslindo Sirait: Partisipasi dan Perluasan Rantai Nilai Domestik Kunci Pengembangan Koperasi dan UMKM

Danres Saragih - Selasa, 24 Desember 2024 16:42 WIB
363 view
Naslindo Sirait: Partisipasi dan Perluasan Rantai Nilai Domestik Kunci Pengembangan Koperasi dan UMKM
Foto: Dok/Diskop Sumut
Narasumber Dr Naslindo Sirait SE MM, Catherine Tobing dan Teuku Aliyuddinsyah dan Indana Saramita diabadikan usai acara Outlook Koperasi dan UMKM Sumut 2025, Selasa (24/12/2024) di Medan.
Medan (harianSIB.com)

Acara Outlook Koperasi dan UMKM 2025 sukses digelar, Selasa (24/12/2024) dengan tema besar membahas peluang dan tantangan koperasi serta UMKM di Sumut. Diskusi menghadirkan tiga narasumber ahli yang memiliki kontribusi signifikan dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM, Dr Naslindo Sirait SE MM (Kepala Dinas Koperasi UKM Provinsi Sumatera Utara), Catherine Tobing (Asisten Manager Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara), dan Teuku Aliyuddinsyah (Komite Tetap Advokasi UMKM Kadin Sumut).

Dipandu Moderator Indana Saramita, Ketua Koperasi Puskowapi, acara itu menjadi forum strategis untuk mengulas capaian, potensi, serta tantangan koperasi dan UMKM di Sumut.

Baca Juga:

Dr Naslindo Sirait narasumber pertama, memaparkan arah kebijakan pengembangan koperasi dan UMKM dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045. Kebijakan itu mencakup akselerasi digitalisasi, peningkatan kapasitas tenaga kerja, dan perluasan akses pembiayaan usaha.

Dalam paparannya Naslindo menyoroti beberapa strategi utama, di antaranya pengembangan koperasi modern di sektor produksi, peningkatan peran UMKM dalam rantai nilai industri, dan penerapan prinsip keberlanjutan dalam usaha. Ia juga menekankan pentingnya diversifikasi usaha, penggunaan teknologi dan inovasi untuk mendorong produktivitas.

Baca Juga:

Data terkini menunjukkan bahwa Sumatera Utara memiliki 13.550 koperasi, dengan tingkat aktivitas 40,72%. Dari segi aset, koperasi di Provinsi Sumatera Utara mengelola lebih dari Rp9,9 triliun, dengan total anggota mencapai 150.215 orang. Di sisi UMKM, jumlahnya mencapai 871.650 unit, mendominasi perekonomian dengan kontribusi 46,51% terhadap PDB dan menyerap hingga 80% tenaga kerja.


Namun, Dr Naslindo juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi, seperti rendahnya nilai tambah UMKM dan dominasi sektor dengan produktivitas rendah.

Untuk mengatasi itu pemerintah pusat telah menyusun berbagai program strategis, termasuk fasilitasi pendirian bank koperasi, revitalisasi koperasi unit desa (KUD), dan pengembangan koperasi berbasis teknologi seperti koperasi ojek online.

FLAGSHIP Program Pengembangan Koperasi dan UMKM Dinas Koperasi UKM Sumutterus berkomitmen dalam memperkuat sektor koperasi dan UMKM melalui sejumlah program unggulan (FLAGSHIP) yang difokuskan pada enam bidang utama, yaitu kelembagaan, program meliputi penjaringan 200 kewirausahaan muda, pendampingan 100.000 NIB, penyusunan 1 dokumen produk unggulan, layanan R&D untuk 25 UMKM, bantuan hukum bagi 100 PUMK, rintisan 3 koperasi pemuda, pemeriksaan dan penilaian 60 koperasi, penyusunan 1 E-Book Profil Koperasi, hingga pengesahan Perda kemudahan, perlindungan dan pemberdayaan KUMKM.

Pengembangan SDM melalui pembentukan Sumut Entrepreneur learning centre, pelatihan vokasional dan manajerial bagi 1.375 pelaku usaha, pelatihan branding dan packaging untuk 1.000 KUMKM, pelatihan laporan keuangan bagi 50 koperasi, serta program inkubator bisnis untuk 50 KUMKM.

Pembiayaan, Dinas memfasilitasi pertemuan stakeholder untuk pembiayaan 50 KUMKM dan mendukung digitalisasi laporan keuangan koperasi. Produk,
dukungan peningkatan kualitas produk melalui layanan Rumah Kemasan untuk 1.000 KUMKM, fasilitasi sertifikasi halal dan HAKI untuk 100 produk, serta bantuan sarana usaha bagi koperasi dan UMKM.

Pemasaran, peningkatan akses pasar melalui fasilitasi promosi untuk 60 KUMKM, penyelenggaraan 3 event instore promo dan keikutsertaan 50 KUMKM dalam event expo. Kemitraan, pengembangan 1.000 kemitraan melalui platform digital Simitra, kajian kemitraan usaha besar dan UMKM, serta program magang pelajar bersama KUMKM.

Program ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan koperasi dan UMKM yang berdaya saing serta memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian di Sumatera Utara.

Catherine Tobing dari Bank Indonesia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumut 2024 mencapai 5,20%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Pada 2025, pertumbuhan diproyeksikan tetap positif meski menghadapi tantangan global. Bank Indonesia berkomitmen mendukung UMKM melalui tiga pilar pengembangan: korporatisasi, peningkatan kapasitas dan pembiayaan.

Catherine juga memaparkan kebijakan Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM hijau dan transformasi digital. Fokus strategisnya mencakup peningkatan akses permodalan, edukasi, serta literasi digital untuk mendorong UMKM naik kelas.


Narasumber ketiga Teuku Aliyuddinsyah dari Kadin, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara usaha besar dan UMKM untuk memperkuat ekosistem bisnis. Strategi Kadin mencakup program monitoring, pengembangan brand, serta penguatan akses pasar bagi UMKM.

Ia juga menyoroti peran Kadin sebagai fasilitator dalam menghubungkan UMKM dengan usaha besar melalui konsep Pareto 80:20. Outlook Koperasi dan UMKM 2025 diharapkan menjadi momentum bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat sinergi dalam menghadapi tantangan global dan memanfaatkan peluang ekonomi. Forum itu menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor demi mewujudkan koperasi dan UMKM yang tangguh, produktif, dan inovatif di Sumut.

Acara juga menampilkan program flagship Dinas Koperasi UKM Sumut untuk 2025, seperti:penjaringan 200 kewirausahaan muda, fasilitasi 100.000 NIB, layanan rumah kemasan untuk 1.000 KUMKM, promosi produk UMKM melalui in-store events dan pameran.(*)

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru