Kamis, 19 Desember 2024

IHSG Anjlok, Kebijakan Kenaikan PPN 12% Dinilai Jadi Pemicu

*Harga Emas Ditutup di Zona Merah
Nelly Hutabarat - Selasa, 17 Desember 2024 20:44 WIB
170 view
IHSG Anjlok, Kebijakan Kenaikan PPN 12% Dinilai Jadi Pemicu
VIVA/Muhamad Solihin
Ilustrasi IHSG.
Medan (harianSIB.com)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah tajam pada perdagangan Selasa (17/12/2024). IHSG ditutup turun 1,39% ke level 7.157,732.

Pengamat Ekonomi dan Keuangan, Gunawan Benyamin, mengatakan, pelemahan IHSG kali ini sejalan dengan mayoritas bursa Asia yang turut ditutup di zona merah.

Baca Juga:

Namun, lanjutnya, ada faktor yang membedakan, yakni kebijakan pemerintah yang memastikan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

"Kenaikan PPN menjadi 12% akan berdampak pada pelemahan pertumbuhan ekonomi dan menekan daya beli masyarakat. Hal ini dinilai sebagai salah satu pemicu anjloknya IHSG," ujar Gunawan Benyamin, Selasa (17/12/2024).

Baca Juga:

Tak hanya IHSG, kinerja mata uang Rupiah juga melemah signifikan. Rupiah ditutup di level Rp16.060 per dolar AS, setelah sepanjang sesi perdagangan berada di zona merah. Pelemahan Rupiah ini turut menjadi beban bagi pergerakan IHSG.

Menurut Gunawan, pelemahan pasar keuangan domestik hari ini terjadi meskipun minim sentimen signifikan. Namun, pelaku pasar saat ini tengah mencermati rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat (AS), yang berpotensi membawa sentimen negatif bagi pasar keuangan Indonesia.

"Badai belum sepenuhnya berlalu. Sejauh ini, pasar keuangan kita masih dibayangi oleh sentimen negatif, baik dari faktor global maupun domestik," tambahnya.

Pelaku pasar juga menanti keputusan terkait kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan pada Rabu (18/12/2024), disusul oleh kebijakan serupa dari The Federal Reserve (The Fed). Kedua momen ini dipandang sebagai faktor krusial yang dapat memengaruhi arah pasar ke depan.

Gunawan menjelaskan, ekspektasi pasar saat ini cenderung mengarah pada sikap hawkish dari kedua bank sentral tersebut. Hal ini menandakan bahwa pasar saham masih belum memiliki momentum untuk berbalik arah.

"Kecuali jika BI dan The Fed justru mengambil sikap dovish atau memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya," katanya.

Di sisi lain, harga emas turut melemah. Emas diperdagangkan di level USD 2.639 per troy ons atau sekitar Rp1,37 juta per gram. (*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru