Jumat, 22 November 2024

Harga Andaliman di Pasar-pasar Tradisional di Medan Melonjak Tajam Capai Rp500 Ribu/Kg

Nelly Hutabarat - Minggu, 10 November 2024 17:07 WIB
214 view
Harga Andaliman di Pasar-pasar Tradisional di Medan Melonjak Tajam Capai Rp500 Ribu/Kg
Foto: Kartika Sari/detikSumut
Andaliman yang dijual pedagang di Pusat Pasar Medan.
Medan (harianSIB.com)
Harga andaliman di pasar-pasar tradisional di Kota Medan, melonjak tajam. Dari sekitar Rp300.000 per kilogram menjadi Rp450.000 hingga Rp500.000 per kilogram.

Para pedagang kepada SIB News Network (SNN), Minggu (10/11/2024), memperkirakan harga masih berpotensi naik, terutama menjelang perayaan besar keagamaan seperti Natal. Diprediksi bisa mendorong harga andaliman melampaui Rp500.000 per kilogram.

"Kenaikan harga ini telah terjadi sejak awal Oktober," ungkap Akbar, seorang pedagang di Pasar Cemara.

Baca Juga:

Mahalnya harga andaliman ini membuat banyak pedagang mengurangi stok, karena daya beli konsumen semakin menurun.

Rohani Saragi, pedagang di Pasar Durian Medan, mengungkapkan, mahalnya harga andaliman membuat konsumen lebih memilih untuk membeli dalam jumlah kecil, seperti 1/4 kg atau bahkan 1 ons.

Baca Juga:

Sementara itu, Ny. Nababan, ibu rumah tangga di Jalan Krakatau, Medan, mengaku kini ia harus membayar Rp10.000 untuk membeli andaliman yang sebelumnya cukup dengan Rp5.000 untuk sekali memasak.

Di Medan Johor, andaliman dijual seharga Rp75.000 per ons, menunjukkan betapa mahalnya bumbu ini bagi konsumen.

Andaliman, bumbu khas yang menjadi ciri kuliner Batak, kini juga diminati oleh berbagai suku lain, karena rasa segarnya yang unik. Pemilik usaha katering Batak pun merasakan dampaknya, karena kenaikan harga andaliman turut meningkatkan biaya operasional mereka.

Menurut para pedagang, lonjakan harga andaliman disebabkan cuaca yang tidak stabil, yang menghambat panen, terutama karena tanaman ini berduri dan sulit dipanen.

Sementara itu, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara menyatakan tidak menangani produksi andaliman. Hal serupa juga disampaikan Dinas Perkebunan Sumut, yang mengonfirmasi hingga kini belum ada data atau program kerja terkait pengelolaan andaliman.

Andaliman umumnya dikelola petani lokal di kawasan seperti Toba, yang menjualnya langsung ke pasar. Hingga saat ini, pemerintah belum memiliki program resmi atau data produksi andaliman, sehingga pengelolaannya sepenuhnya bergantung pada petani setempat. (*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru