Kamis, 17 April 2025

Talkshow Kampanyekan Perlindungan Konsumen Melalui Tagline PeKA

Nelly Hutabarat - Rabu, 02 Oktober 2024 09:09 WIB
448 view
Talkshow Kampanyekan Perlindungan Konsumen Melalui Tagline PeKA
Foto Humas BI
Enam narasumber yang tampil dalam acara Talkshow, Selasa (01/10/2024).
Medan (harianSIB.com)
Transformasi digital bukanlah proses singkat. Diperlukan sinergi dan konsistensi antara kementerian dan lembaga terkait, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mendukung proses transformasi di setiap wilayah. Hal ini penting untuk memastikan ekosistem digital berjalan kondusif dan memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat.

Kesimpulan ini muncul dalam talkshow yang diadakan oleh Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Sumatera Utara, Selasa (1/10/2024), di Menara Mandiri Regional Medan. Talkshow tersebut mengusung tema Perlindungan Konsumen dan Diseminasi Database Profil UMKM Potensial Dibiayai (BISAID), serta menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai lembaga.

Bank Indonesia, sebagai penyelenggara bersama BMPD, terus mengampanyekan perlindungan konsumen melalui tagline PeKA yang berarti Peduli, Kenali, Adukan. Dalam paparannya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, IGP Wira Kusuma, menjelaskan bahwa Peduli mengajak konsumen untuk memahami produk atau jasa sistem pembayaran yang digunakan, termasuk fitur keamanannya. Kenali mengedukasi konsumen tentang berbagai modus penipuan dan cara mitigasinya. Sementara Adukan mendorong konsumen untuk mengetahui peran regulator dan melaporkan keluhan sesuai tugas dan fungsi instansi terkait.

Baca Juga:

Talkshow ini dihadiri berbagai kalangan, seperti nasabah perbankan, mahasiswa, media, perwakilan komunitas wanita, serta pelaku usaha. Narasumber yang dihadirkan antara lain Henry Setyo Ari Bowo, Manajer Departemen Surveilans Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, serta Raihan Jolanda Putra, Asisten Manajer dari departemen yang sama. Mereka membahas keamanan sistem pembayaran dan layanan aduan konsumen.

Perkembangan transaksi keuangan digital di Indonesia terus meningkat, dengan Bank Indonesia mencatat pertumbuhan transaksi digital banking sebesar 31,11% (yoy) pada Agustus 2024, mencapai 1,87 miliar transaksi. Penggunaan Uang Elektronik (UE) tumbuh 21,53% (yoy), dan transaksi QRIS meningkat 214,93% (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 52,55 juta dan merchant sebanyak 33,7 juta. Di Sumatera Utara, pertumbuhan transaksi non-tunai juga tercatat positif, dengan transaksi UE tumbuh 21,77% dan pengguna QRIS mencapai 2,49 juta.

Baca Juga:

Namun, di tengah pesatnya perkembangan digitalisasi, terdapat berbagai tantangan, terutama terkait infrastruktur dan literasi masyarakat. Menurut Kominfo, indeks literasi digital nasional pada 2022 berada di angka 3,54 dari skala 5. Selain itu, survei OJK 2022 menunjukkan kesenjangan 35% antara inklusi keuangan dan literasi keuangan.

Talkshow ini juga membahas risiko-risiko yang muncul dari perkembangan teknologi digital, seperti penipuan online, fintech ilegal, investasi bodong, hingga perjudian daring. Berdasarkan data PPATK, pada 2023 terjadi 168 juta transaksi terkait judi online dengan nilai mencapai Rp 327 triliun. Kondisi ini menunjukkan urgensi untuk meningkatkan literasi dan kesadaran masyarakat terhadap potensi risiko cyber.

Talkshow ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam bertransaksi non-tunai, sejalan dengan upaya mitigasi risiko cyber di era digital. Selain itu, Bank Indonesia juga mendukung pengembangan UMKM melalui platform BISAID, sebuah database yang menyediakan profil UMKM potensial untuk dibiayai guna memperkuat sektor ekonomi digital. (*)

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru