Kamis, 19 Desember 2024

Omzet Naik Berlipat, UMKM Rasakan Manfaat Pembiayaan Fintech Lending

Redaksi - Rabu, 01 November 2023 21:42 WIB
419 view
Omzet Naik Berlipat, UMKM Rasakan Manfaat Pembiayaan Fintech Lending
(Foto: Dok/Fintech Lending)
OMZET BERLIPAT: Pelaku usaha mengalami peningkatan omzet berlipat setelah memperoleh pembiayaan dari Fintech Lending. 
Jakarta (harianSIB.com)
Ribuan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengakui dampak positif pembiayaan dari Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending. Bahkan beberapa di antaranya mengaku mengalami peningkatan omzet hingga berkali-kali lipat. Syarat pengajuan yang mudah tanpa agunan aset dan dana pinjaman mencapai Rp2 miliar, menjadi daya tarik bagi UMKM.
Secara bisnis, Fintech Lending hadir sebagai solusi keuangan kepada UMKM yang belum memiliki akses ke layanan keuangan formal. Mereka inilah yang masuk ke dalam kategori unbanked and underserved. Merujuk penelitian tahun 2023, diperkirakan kebutuhan pembiayaan untuk UMKM pada 2026 mencapai Rp4.300 triliun.
Namun, ketersediaan dana hanya mampu memenuhi sekitar Rp1.900 triliun, menyebabkan terjadinya kesenjangan kredit sebesar Rp2.400 triliun. Gap ini dirasa sangat besar. Hingga Agustus 2023, Fintech Pendanaan Bersama atau Fintech Lending telah menyediakan dana sebesar Rp677,51 triliun, dengan pertumbuhan yang konsisten setiap tahun, tumbuh sebesar 45% pada 2022 dan 112% pada 2021.
Meskipun situasi ini dianggap sebagian sulit, Fintech Lending melihat sebagai peluang untuk dapat terus berinovasi melayani masyarakat dan membawa dampak langsung bagi perekonomian Indonesia.
Kisah-kisah keberhasilan pelaku UMKM yang memperoleh pendanaan melalui Fintech Lending sangatlah banyak. Salah satunya Yuari Trantono (Ari), pemilik PT Pangan Nusantara. Ari menceritakan pendanaan ALAMI Sharia mampu meningkatkan keuntungan usahanya. Saat ini omzetnya sudah mencapai 6 ton per hari, berbentuk frozen food yang akan didistribusikan ke pabrik-pabrik di Indonesia, diolah menjadi bakso dan sosis.
“Kendala usaha dalam skala UMKM ini, kita tidak punya aset. Kami pun masih menyewa lahan sebagai tempat usaha. Saya sebagai pemilik usaha memiliki latar belakang PNS di salah satu kementerian, yang kemudian keluar untuk merintis usaha ini. Kami bukan dari orang yang berada ya, kita di kampung juga merintis. Saat ini kami mampu mencatat peningkatan omset hingga dua kali lipat menjadi 6 ton kantong frozen food per hari dari yang sebelumnya hanya 3 ton,” kata Ari, saat ditemui wartawan di lokasi usahanya di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (30/10/2023).
Menurutnya, selama ini tantangan terbesarnya sebagai pelaku UMKM adalah memperoleh akses pembiayaan dari perbankan karena harus ada jaminan aset. Fintech P2P Lending menjadi harapan dan kesempatan baginya untuk mengajukan pinjaman online tanpa jaminan aset, hanya dengan syarat menyiapkan laporan keuangan dua tahun terakhir.
Perusahaannya, lanjutnya, telah memperoleh pembiayaan sekitar Rp1,2 miliar dari plafon Rp2 miliar.
“Pinjaman ini sifatnya Kredit Modal Kerja (KMK). Jika kita lagi butuh ya kita pakai, jika permintaan sedikit ya kita tidak pakai full dan kita sudah dapat platform Rp2 miliar. Ini kita evaluasi per dua bulan atau per tiga bulan. Misalnya mau lebaran, ya kita full pakainya. Setelah habis lebaran sepi, ya kita turunkan menjadi Rp500 juta atau tidak sama sekali tergantung pada kebutuhan,” kata Ari.
Harza Sandityo, Direktur Utama ALAMI Sharia, mengatakan, fokus ALAMI Sharia memang menyasar industri-industri yang mendukung perekonomian Indonesia, seperti perdagangan dan distribusi, sumber daya manusia dan kepegawaian, pelayanan kesehatan dan pertanian (perikanan).
"Keempat industri ini memberikan dampak signifikan terhadap penyerapan lapangan kerja baru mencapai 50% dari total pembiayaan yang disalurkan. Sehingga kami serius memfasilitasi pelaku UMKM dalam lingkup industri seperti PT Pangan Nusantara, salah satunya," katanya.
ALAMI sebagai penyelenggara Fintech P2P Lending syariah, sambungnya, telah memberikan dukungan keuangan kepada lebih dari 11.400 proyek UMKM di sektor strategis di Indonesia. Ekosistem ALAMI menjangkau 482 kota di 34 provinsi di seluruh Indonesia, melibatkan penyandang dana dan penerima manfaat, terutama UKM yang berpartisipasi dalam berbagai kegiatan komersial dan sosial.
Kisah sukses lainnya datang dari Sumarni bersama anaknya Suki Kunihati. Pedagang bakso ini menceritakan pengalamannya setelah memperoleh pinjaman dari Mekar melalui KSP Dwi Tunggal sebesar Rp40 juta yang digunakan untuk modal usaha yakni membeli gerobak untuk jualan bakso.
"Alhamdulillah berkat bantuan dari Dwi Tunggal usaha yang saya jalankan dapat terbantu. Kebetulan kita sempat terkena dampak Covid, menurun dagangnya. Alhamdulillah, berkat dibantuin fintech kita tetap bisa berjalan. Proses pengajuan hanya butuh 1 hari, pagi pengajuan pinjaman online, sore dana sudah cair. Tenor pinjaman ibu Sumarni selama 3 tahun,” ucap Suki, saat dikunjungi wartawan di kediamannya, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (30/10/2023).
Suki mengatakan, pembiayaan dari Mekar melalui KSP Dwi Tunggal menyasar pensiunan. Pengajuan pinjamannya dengan mengagunkan SK pensiun ibunya, Sumarni, dengan cicilan potong langsung setiap bulan dari uang pensiunnya. Setelah mendapat pembiayaan, omzet langsung naik dari tadinya Rp300.000 per hari menjadi Rp500.000 per hari atau naik 70% per harinya.
Sementara itu, Budi Sang, Lending Manager Mekar, mengatakan, pembiayaan dari Mekar melalui kerja sama dengan koperasi. Kali ini dengan KSP Dwi Tunggal yang memiliki banyak anggota. Hal ini untuk meminimalisir risiko gagal bayar.
“Mekar memiliki jaringan 30 koperasi, salah satunya adalah Dwi Tunggal yang membantu mempermudah proses akses anggota koperasi kepada Mekar. Rata-rata yang Mekar biayai 90% sektor produktif, banyak ibu-ibu dengan segmen grameen konsep dengan wilayah sekitar Pulau Jawa,” kata Budi.
Untuk pinjaman Ibu Sumarni, Budi menjelaskan karena memang Ibu Sumarni pensiunan, persyaratannya pun sudah terpenuhi terutama agunannya SK. Untuk pembiayaan itu sendiri langsung transfer ke rekening yang sudah bekerja sama dengan Mekar. Syarat-syarat seperti KTP, buku tabungan, SK dan fisik untuk memastikan ibu tersebut masih bisa berjalan.
Pengalaman senada juga disampaikan Erfianty Owner Ayam Bakar Madu Hijrah Jagakarsa. Sebagai salah satu UMKM yang mendapat manfaat pendanaan dari OVO Finansial, Erfianty mengaku bersyukur usahanya diberi kepercayaan untuk mendapatkan pendanaan yang digunakan sebagai modal pengembangan bisnis.[br]


Pendapatan usahanya berhasil meningkat hingga 40% setelah mendapatkan pinjaman online dari OVO Finansial. Menurutnya, pinjaman online dari OVO Finansial memiliki berbagai kemudahan, baik saat pengajuan kredit, proses pencairan maupun pembayaran.
Sebagai salah satu merchant di ekosistem OVO, Erfianty mengaku lebih mudah mengajukan pinjaman dari yang awalnya Rp6 juta, selanjutnya Rp30 juta dan kini Rp50 juta dengan tenor 3-6 bulan.
“Pengajuan pembiayaan saya sangat mudah, saya diberi kepercayaan untuk bantuan pinjaman. Alhamdulillah sih lancar dan prosesnya sih cepat ya, hanya paling lama 2 hari bahkan yang pertama itu cuma 1 hari. Tinggal isi data saja dilihat dari transaksi saya di aplikasi di ekosistem OVO sudah cair. Alhamdulillah tidak ada jaminan,” kata Erfianty, saat memperkenalkan produknya saat bazar di Universitas Pancasila, Jakarta, Senin (30/10/2023).
Industri ini terus berharap untuk memperluas jangkauan usaha dan pelayanannya, karena jurang kebutuhan dan ketersediaan pembiayaan produktif bagi kegiatan bisnis mereka masih cukuplah lebar. Tentu ini pekerjaan dan tanggung jawab bersama. (*)

Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru