Minggu, 23 Februari 2025

Realisasi Investasi Sektor Energi 2020 Diperkirakan Hanya 70 Persen

Redaksi - Selasa, 15 Desember 2020 11:51 WIB
306 view
Realisasi Investasi Sektor Energi 2020 Diperkirakan Hanya 70 Persen
REUTERS/Dado Ruvic
Ilustrasi Harga Minyak Mentah. 
Jakarta (SIB)
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM memprediksi investasi di sektor energi pada 2020 akan mengalami kontraksi. Sepanjang tahun ini, realisasi investasi diperkirakan hanya menyentuh US$ 22-23 miliar atau 70 persen dari total pencapaian tahun lalu.

“Sampai Oktober 2020, investasi energi baru US$ 18 miliar. Di akhir (tahun) hanya akan (mencapai) 70 persen dibanding 2019,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial dalam diskusi virtual bersama Tempo bertajuk ‘Rencana Pembangunan Nasional Melalui Investasi Energi dan Pemanfaatan Hasil Laut 2021’, Senin, (14/12).

Berdasarkan data Kementerian ESDM, total realisasi investasi di bidang energi pada 2019 sebesar US$ 31,9 miliar. Investasi ini didominasi sektor minyak dan gas atau migas senilai US$ 12,5 miliar serta gas dan tenaga kelistrikan sebesar US$ 12 miliar.

Sementara itu, investasi untuk mineral dan batu bara hanya US$ 5,9 miliar. Di sektor energi baru terbarukan, realisasi investasi tercatat paling kecil, yakni US$ 1,5 miliar.

Ego mengatakan pandemi Covid-19 telah memukul sejumlah bidang usaha, termasuk sektor energi. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi hampir di semua negara. Dalam kondisi penuh tekanan, Ego memastikan pemerintah menyusun sejumlah strategi untuk meningkatkan investasi.

“Pemerintah dalam mencapai target 2021 terus melakukan penyempurnaan regulasi dan memberikan macam-macam kemudahan untuk menjaga iklim investasi lebih kompetitif,” tutur Ego.

Dia meyakini kondisi ekonomi pada tahun depan telah sepenuhnya pulih sehingga laju investasi akan membaik. Kementerian ESDM pun optimistis dalam mematok target investasi pada 2021, yakni sebesar US$ 37,2 miliarâ€"jauh lebih besar dari realisasi 2019.

Dari target yang ditetapkan, sektor migas masih akan mendominasi dengan nilai investasi US$ 18 triliun. Sedangkan investasi di sektor gas dan tenaga kelistrikan diproyeksikan US$ 9,9; sektor mineral dan batu bara US$ 6,4 miliar; dan energi baru terbarukan US$ 2,9 miliar.

Ego mengatakan pemerintah telah mengubah arah kebijakan energi. “Bila sebelumnya energi dipandang sebagai sumber pendapatan, ke depan energi menjadi penggerak pembangunan,” ucap Ego.

Perubahan tersebut telah dilakukan. Misalnya, pemerintah menurunkan harga untuk tujuh sektor industri termasuk gas yang semula US$ 8-11 per MMBTU menjadi US$ 6 per MMBTU. Tujuan kebijakan,tutur Ego, akan membuat industri nasional lebih memiliki daya saing. (Tempo.co/c)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru