Yogyakarta (SIB)- Presiden Joko Widodo (Jokowi), menargetkan bisa menciptakan 1 juta wirausahawan baru dalam 5 tahun ke depan. Penciptaan wirausahawan ini bisa didorong melalui pengembangan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Di dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) target 2015, Jokowi mencanangkan 1 juta wirausahawan baru dalam 5 tahun," ujar Asisten Deputi Pengembangan Kewirausahaan Kemenko Perekonomian, Iwan Faidi dalam Seminar Penguatan Ekosistem Kewirausahaan Indonesia, di Crystal Lotus Hotel, Yogyakarta, Senin (7/3).
Namun, kata Iwan, target tersebut memang dinilai berat. Pasalnya, data terkait wirausahawan sangat minim, sehingga sulit diakses.
"Database kewirausahaan itu nggak ada. Itu sangat berat, data susah, cari wirausahawan yang gagal saja susah, yang tumbuh saja nggak punya, definisi wirausaha baru juga susah yang seperti apa, yang berdaya saing kapan bisa naik kelas, ini masih harus dijelaskan," terang dia.
Terkait hal itu, Iwan menyebutkan, pihaknya tengah menggodok Rancangan Undang Undang Kewirausahaan, yang di dalamnya akan mengatur detil soal wirausaha di Indonesia.
"Sedang digodok RUU Kewirausahaan, mungkin nanti ada badannya jadi yang ngurus makin banyak lagi. Nanti juga perlu ada sistem informasi kredit program UMKM, jadi kalau di BI ada sistem informasi debitur," sebut dia.
Intinya, kata dia, sejak hulu dan hilir harus disiapkan. Di hulu, bagaimana menyiapkan SDM dengan baik.
"Dalam sektor keuangan sudah banyak sekali program kewirausahaan. KUR belum menjangkau wirausahawan baru. KUR yang mengatur bank, mau kasih atau nggak terserah bank, pemerintah nggak bisa intervensi," imbuh Iwan.
TAHAN KRISISSementara itu, Advisory Board Member Mandiri Institute Organization, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan, sektor UMKM dinilai tahan terhadap krisis ekonomi, karenanya Indonesia perlu memiliki banyak wirausahawan.
"Bagaimana membangun UMKM sebagai kekuatan ekonomi bangsa. Sekarang hits Kredit Usaha Rakyat (KUR), tapi apakah sudah sesuai kebutuhan," ujarnya.
Dia menjelaskan, saat krisis ekonomi tahun 1998 silam, sektor UMKM dinilai tahan terhadap guncangan. Untuk itu, pihaknya melalui Mandiri Institute Organization perlu menciptakan wirausahawan muda.
"Ini tahun ke-9, tujuan membangun ekosistem wirausaha muda Indonesia. Alumni sudah ada 2.000 orang. Saat ini ada 100 juta pengusaha UMKM. Banyak sekali isu atau kendala di sektor UMKM, tapi kita berusaha agar UMKM naik kelas, UMKM tahan krisis, waktu 98 bisa bertahan," jelas pria yang akrab disapa Tiko ini.
Dia mengungkapkan, berbagai kendala para wirausahawan dihadapi dalam mengembangkan bisnisnya atau pun memulai usahanya. Salah satunya soal pendanaan.
"Contohnya akses to market, itu paling utama, bagaimana bisa mengakses market. Kemudian bagaimana pendampingan yang efektif, financing," terang dia.
Tiko menambahkan, seorang wirausahawan juga perlu pendampingan agar bisa berkembang dengan baik.
"Wirausahawan perlu waktu untuk catch up, belum lagi urus pajak, NPWP, banyak butuh pendampingan, bagaimana mereduksi operating cost, dan lain-lain," imbuhnya.
(dtf/h)