Jakarta (SIB)- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Suharso Monoarfa menilai, tingkat toleransi Presiden Joko Widodo terhadap para menteri Kabinet Kerja yang dipimpinnya luar biasa. Bahkan Jokowi bersikap tenang dan sabar dalam menghadapi segala macam kegaduhan.
Suharso menilai sudah banyak kegaduhan yang timbul sejak Presiden Jokowi dilantik. Dia pun mengaku kasihan.
"Ini kan dari waktu ke waktu setelah presiden terpilih, kabinet terbentuk, setelah APBN 2015 ada, kemudian kita di APBN 2016 selesai, kegaduhan itu banyak. Jadi kasihan Bapak Presiden," kata Suharso saat ditemui di Kantor Wantimpes, Jl Veteran III, Jakarta Pusat, Kamis (19/11).
Tapi untungnya, lanjut Suharso, Presiden dengan tenang dan sabar menghadapi segala gejolak.
"Untungnya Presiden dengan tenang dan sabar bisa atasi dan memahami keadaan itu. Yang jadi persoalan kalau anggota kabinet tidak paham soal itu," kata Suharso.
Dikatakan Suharso, Jokowi sudah memberikan banyak toleransi kepada anggota kabinetnya.
"Tingkat toleransi presiden itu sudah luar biasa. Biasanya presiden itu zero toleran untuk hal-hal yang tidak ini kan, tapi saya lihat ini sudah cukup besar toleransi presiden dengan hal-hal kegaduhan yang ditimbulkan oleh subordinatnya," jelas Suharso.
"Jadi saya harap ke depan enggak ada lagi. Karena ini sebentar lagi 2016, orang nanti 2017, 2018 orang sudah mikir mau pemilu lagi. Kan kita ini yang penting fokus pada pembangunan kita semua, bagaimana menaikkan daya beli masyarakat, kan yang dihadapi itu. Jadi semua fokus ke sana. Tapi yang terjadi kan, menurut kami di Wantimpres, kasihan Presiden," tambah Suharso.
Kasihan Presiden
Kabar soal perombakan Kabinet Keja pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla semakin santer terdengar. Apa tanggapan dari Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) tentang kondisi kabinet saat ini?
Anggota Wantimpres Suharso Monoarfa mengatakan, dirinya berharap Kabinet Kerja bisa kompak. Namun kenyataannya dirasa berbeda.
"Memang yang saya harapkan itu adalah kabinet itu kompak, solid. Inikan dengan hiruk pikuk yang ada ini, saya melihat ada menteri satu dengan menteri yang lainnya (tak sejalan). Kasihan Presiden kalau kabinetnya begini. Soliditas kabinet ini penting," ujar Suharso.
Suharso mengatakan, soliditas kabinet harus total. Dia juga mengatakan, karakter kepemimpinan menteri itu sangat penting.
"Kalau soliditas kabinet itu all out, kepemimpinannya bisa memberikan pelajaran ke eselon I dan II," katanya.
Suharso juga mengatakan, karakter kepemimpinan menteri juga tengah diuji saat ini, melalui 6 paket kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah.
"Ini akan diuji dengan 6 paket kebijakan yang sudah diluncurkan. Sebab keenam paket kebijakan itu memerlukan konsolidasi pelaksanaannya. Kalau soliditas tidak terbangun, konsolidasi sulit terbentuk, akibatnya kebijakan yang dikeluarkan itu tidak efektif," jelas Suharso. (detikcom/c)