Jakarta (SIB) -Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyempatkan untuk bertemu WNI yang ada di Argentina di sela kunjungannya. Setelah memberikan sambutan, JK mendengarkan aspirasi warga.
Acara tersebut berlangsung di Wisma Negara KBRI, Buenos Aires, Argentina mulai sore waktu setempat hingga malam, Sabtu (1/12). Acara diawali dengan sesi foto bersama yang dilanjutkan dengan menyantap hidangan berbumbu Nusantara namun berbahan lokal.
Salah satu menu yang disajikan adalah asado yang merupakan olahan daging sapi khas Argentina. Namun yang berbeda adalah, asado yang disajikan kali ini dibubuhi bumbu khas Nusantara untuk mengobati rindu para WNI. Rasanya pun jadi lebih gurih.
Suasana jadi hangat seiring berhembusnya asap asado yang dibakar pakai arang. Padahal suhu udara setempat sore itu sekitar 14 derajat Celcius. Pada musim ini di Argentina, matahari baru tenggelam pukul 19.50 waktu setempat.
Tak hanya WNI, warga lokal yang antusias dengan budaya Indonesia pun datang. Ada yang memang pasangan dari WNI, ada yang merupakan liaison officer delegasi RI di KTT G20, dan lainnya. Mereka tampak antusias dengan bakso rupanya.
Usai puas menyantap hidangan, semua yang hadir berkumpul di lantai atas. JK bersama istrinya, Mufidah Kalla, lalu MenPANRB Syafruddin, Menkominfo Rudiantara, dan Dubes RI untuk Argentina Niniek Kun Karyatie menyusul.
JK mengawali paparannya tentang kondisi ekonomi. Dia lalu mengapresiasi para WNI di luar negeri yang mandiri.
JK lalu bicara tentang ajang Pemilu yang akan berlangsung tahun depan. Dia mengingatkan bahwa WNI di luar negeri pun punya hak untuk memilih.
"Termasuk anda punya hak (saja). Mau datang boleh, tidak datang boleh. Tapi saya harapkan anda datang untuk memilih pemimpin yang diharapkan," kata JK.
Menurut dia, Pemilu 2019 bisa dibilang paling rumit sepanjang sejarah di Indonesia. Untuk pertama kalinya pemilihan legislatif pusat dan daerah, DPD, hingga presiden-wakil presiden dilakukan serentak.
Setelah itu beberapa warga dipersilakan menyampaikan aspirasi ke JK. WNI pertama yang maju bernama Stefanus Woekian asal Flores.
"Bagaimana dengan toleransi beragama di Indonesia saat ini?" tanya dia setelah memperkenalkan diri.
Stefanus sudah 24 tahun tinggal di Argentina. Dia jarang kembali ke Indonesia.
"Sebenarnya di antara banyak negara kita merupakan yang terbaik. Contohnya menteri kita ada 35 dan semua agama ada. Kita punya juga 15 hari libur nasional. Dan semua hari libur agama-agama ada," ujar JK.
JK juga menjelaskan, meski di Indonesia mayoritas beragama Islam, namun tak ada konflik seperti di beberapa negara lain. Sehingga warga Indonesia seharusnya bersyukur.
Selain Stefanus, ada pula Bambang yang merupakan bekerja sebagai ABK. Dia sempat mencairkan suasana dan membuat semua tertawa.
"Sudah lama saya nggak pegang mik," kata Bambang dengan aksen Sunda khas berulang kali dan membuat semua tertawa, termasuk JK.
Bambang bercerita tentang adanya ABK yang penghasilannya berkurang lantaran dikutip oleh agen. Banyak WNI di Argentina bekerja sebagai ABK. (detikcom/c)