Jakarta (SIB) -Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia ustaz Tengku Zulkarnain mendapat penolakan dari massa yang mengatasnamakan Dewan Adat Dayak (DAD) saat mendarat di Bandara Susilo, Sintang, Kalimantan Barat, kemaren pagi. Bagaimana penjelasan polisi soal kasus ini?
Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Barat Kombes Pol Suhadi SW menceritakan kronologi kasus ini dalam keterangannya, Kamis (12/1).
Kombes Suhadi menjelaskan penolakan kehadiran ustaz Tengku oleh massa DAD saat tiba di Bandara Susilo pukul 09.00 WIB merupakan kesalahpahaman. Dia menyebut kehadiran massa anggota DAD yang dipimpin Andreas ke bandara bukan untuk menolak kehadiran ustaz Tengku.
Massa DAD yang berjumlah sekitar 30 orang disebut Kombes Suhadi untuk menjemput Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Barat yang juga Gubernur Kalimantan Barat Cornelis beserta rombongan. Cornelis direncanakan akan melantik Pengurus Dewan Adat Dayak Sintang di Gedung Pancasila Sintang.
Pada saat menunggu kedatangan Cornelis, lanjut Kombes Suhadi, massa DAD mendapatkan informasi akan datangnya ustaz Tengku. Saat ustaz Tengku hendak turun dari pesawat, massa DAD yang dipimpin Andreas langsung melakukan penolakan dengan menyampaikan sejumlah hal sebagai berikut:
1. Masyarakat Kabupaten Sintang khususnya warga Dayak Kabupaten Sintang menolak kedatangan Drs Tengku Zulkarnain MA dan melarang untuk menginjakkan kaki di tanah Kabupaten Sintang.
2. Warga Dayak Kabupaten Sintang menolak kedatangan saudara Drs Tengku Zulkarnaen MA dikarenakan adanya statement/pernyataan dari saudara Tengku Zulkarnaen MA yang sebagai Wasekjen MUI Pusat di salah satu media sosial yang menyinggung perasaan warga masyarakat Dayak.
3. Bahwa warga Dayak Kabupaten Sintang tidak membenci MUI namun lebih kepada oknum dalam hal ini Wasekjen MUI pusat saudara Drs Tengku Zulkarnain MA yang telah menghina suku Dayak.
Dilanjutkan Kombes Suhadi, melihat adanya penolakan dari massa DAD itu, maka ustaz Tengku bersama 2 orang rekannya tidak jadi turun pesawat. Ustaz Tengku kembali ke Pontianak menggunakan pesawat yang sama.
"Saat ini Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah-red) Sintang, Bupati, Kapolres, Dandim, Ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama-red) dan Majelis Ulama Indonesia Sintang sedang berembuk agar masyarakat tidak terpancing dengan isu-isu yang dapat memecah belah rasa persatuan dan kesatuan.
Semua pihak supaya tidak terprovokasi dan bisa memberikan arahan yang menyejukkan kepada umat muslim di Kabupaten Sintang," imbuh Kombes Suhadi.
Penjelasan Ustaz
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia ustaz Tengku Zulkarnain mendapat penolakan dari massa yang mengatasnamakan Dewan Adat Dayak (DAD) saat mendarat di Bandara Susilo, Sintang, Kalimantan Barat, pagi tadi. Gara-gara kasus ini, dia batal mengisi acara tabligh akbar yang digelar di sana kemaren malam.
"Saya enggak sempat turun kok, saya sampai depan pintu pesawat saja. Saya cuma berdiri di depan pintu pesawat. Saya lihat ada spanduk, ada 20-30-an orang tokoh-tokoh Dayak, ya sudah saya masuk lagi (ke dalam pesawat-red)," kata Tengku saat dihubungi.
(detikcom/ r)