Jakarta (SIB) Jeka Saragih merupakan petarung
UFC asal Sumatera Utara yang tumbuh dan besar di
Simalungun. Di kampung halamannya, Jeka memunculkan generasi baru untuk memajukan tanah kelahirannya dari pentas mixed martial arts.
Jeka lahir dan besar di
Simalungun yang ia akui masih ditahap belum layak, mulai dari fasilitas hingga infrastrukturnya. Hal tersebut membangun motivasi yang membara untuk terus memajukan kampung halamannya tersebut.
Jeka membangun sebuah tempat latihan di Siantar,
Simalungun mulai dari 2019 dan sudah ratusan atlet tumbuh di kabupaten tersebut. Jeka membangun enam tempat latihan tinju di Siantar, Perdagangan, Sabah Dua, Palihtonga, dan Saribu Dolok.
Baca Juga:
"Ya untuk pencarian bibit itu, saya sudah bisa [membangun] tempat latihan di Siantar
Simalungun itu mulai 2019, berarti sekitar ada empat tahun dan atlet yang saya bina itu sudah ratusan orang," kata Jeka yang kini berada di Amerika Serikat jelang pertarungan melawan Westin Wilson dalam wawancara virtual dengan awak media, Jumat (7/6).
"Dan sekarang ada kamp yang saya buka itu di Siantar, di Perdagangan, di Sabah Dua, di Palihtonga, di Saribu Dolok, [saya] sudah buka ada sekitar enam [tempat latihan]," Jeka menambahkan.
Baca Juga:
Jeka membangun tempat tersebut dengan tidak memungut biaya sepersen pun. Ia mendirikan yayasan Pertarungan
Simalungun Siantar Club (PSSC) untuk membina generasi muda di Siantar,
Simalungun.
"Dan saya buka itu [untuk] yang mau jadi atlet. Saya buat gratis semua dan terus beberapa bulan yang lalu kita udah mendirikan yayasan PSSC Pertarungan
Simalungun Siantar Club untuk membina generasi di Siantar
Simalungun itu yang mau berprestasi [dan] yang mau betul-betul nanti kita buat bisa menjadi petarung," ucapnya.
Jeka membuka peluang tersebut kepada generasi muda dengan syarat yang tidak muluk-muluk. Menurutnya, untuk menjadi petarung muda hanya dibutuhkan seseorang yang sayang dengan orang tuanya.
Menurut petarung berusia 28 ini jika seseorang sayang dengan orang tua maka akan otomatis sayang juga dengan pelatih serta teman-temannya.
"Saya lihat anak-anak muda [
Simalungun] yang mau jadi petarung syaratnya pertama itu sayang sama orang tuanya. Itu aja sih, [menurut saya] kalau dia sayang sama orang tuanya otomatis dia [akan] sayang [juga] sama pelatihnya [dan] teman-temannya," kata Jeka menegaskan. (**)