Minggu, 23 Februari 2025

Banjir Aek Silang di Kecamatan Baktiraja Murni Bencana Alam

Redaksi - Selasa, 15 Desember 2020 11:22 WIB
1.043 view
Banjir Aek Silang di Kecamatan Baktiraja Murni Bencana Alam
Foto Dok/Diskominfo Humbahas
RUSAK : Areal persawahan milik warga di pinggiran Sungai Aek Silang Kecamatan Baktiraja rusak dihantam banjir yang melanda daerah itu beberapa waktu lalu. 
Humbahas (SIB)
Meluapnya Sungai Aek Silang di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) yang mengakibatkan banjir yang melanda areal persawahan masyarakat beberapa waktu lalu murni sebagai bencana alam.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Ir Tumbur Hutagaol MT melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Astri Sitompul ST didampingi Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Nasib Martua Lumbanbatu ST, kepada wartawan di ruang kerjanya baru-baru ini.

Astri menjelaskan, bencana banjir Bakkara berawal dari tingginya curah hujan dua hari sebelum banjir meluluhlantakan kawasan persawahan masyarakat yang terhampar di sepanjang pinggiran sungai.

“Tingginya curah hujan dua hari sebelum kejadian memaksa air menumpuk dengan debit yang besar dari hulu. Karena badan sungai tidak mampu menampung keseluruhannya, air yang deras menghantam hingga jebolnya pinggiran Aek Silang terutama di daerah hulu. Jadi kejadian ini murni akibat faktor alam,” katanya.

Setelah itu, jelasnya, Camat Baktiraja melalui surat No 140/630/BTR/XI/2020 menguraikan pada Rabu 4 November lalu sekira pukul 07.15 WIB, debit air yang mengalir di Sungai Aek Silang sudah mulai naik dan meluap keluar dari sungai sekira pukul 10.00 WIB.

“Akibat debit air yang semakin meninggi pinggiran Aek Silang jebol dan air berhamburan mengakibatkan banjir dan melanda lahan pertanian masyarakat yang terhampar di bagian hulu sungai,” urainya.

Astri juga merinci prihal banjir Aek Wilang yang melanda Bakkara bukan kali pertama. Sebelumnya, meluapnya Aek Silang sudah merupakan bahagian rutin dari aliran sungai terlebih ketika musim penghujan.

“Tahun 2017 Sungai Aek Silang juga meluap. Tahun 2018 luapan Aek Silang menghantam Desa Martodo di Bakkara. Sepertinya, ini menjadi bencana rutin Aek Silang,” tukasnya.

Akibat luapan Sungai Aek Silang itu, menurut Nasib mengakibatkan jebolnya bronjong yang terpasang dipinggiran sungai.

“Amatan kita, ada tiga titik beronjong yang rusak dan panjang setiap titiknya sekitar 100 Meter. Pasca banjir, kita langsung turunkan alat berat untuk menormalisasi sungai pada konteks bencana,” sebutnya.

Selain itu kata dia, akibat banjir itu, sekitar 134 KK pemilik sawah di seputaran pinggiran sungai mengalami kerusakan tanaman yang baru ditanam. "Ada sekitar 12 Ha lahan pertanian yang tergerus banjir. Kerugian sementara yang ditaksir sekitar Rp500 Jutaan. Ini hasil laporan kecamatan yang sampai pada BPBD,” pungkas Astri

Sementara itu, salah seorang saksi di lokasi banjir, B Lumban Gaol, warga Desa Marbun Tonga Marbun Dolok (Martodo), Kecamatan Baktiraja kepada wartawan Senin (14/12/2020) mengatakan akibat debit air yang tinggi bronjong daerah aliran sungai (DAS) yang dipasang sekitar tahun lalu jebol sehingga berimbas merusak lahan pertanian.

Dia menjelaskan pasca curah hujan yang tinggi pada 4 November 2020 lalu yang turun pagi hari sekitar pukul 02.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB membuat volume air meningkat bahkan bronjong yang dipasang sebagai dinding penahan daerah aliran sungai jebol dan merembes ke permukiman dan pertanian.

“Rembesan air tersebut membuat warga was-was. Apalagi, banjir kerap melanda desa kami dan kejadian ini sudah ketiga kalinya dan terparah di tahun ini. Setiap hujan deras turun, air dari sungai selalu meluap dan merendam pertanian dan permukiman penduduk,” kata Lumban Gaol. (*)

Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru