Belawan (SIB)
Terkait dengan terjadinya pertumbuhan positif, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 1 optimis, Pelabuhan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) yang berada di kawasan Selat Malaka akan menjadi pelabuhan andalan masa depan Indonesia.
Hal tersebut dikatakan Direktur Utama (Dirut) Pelindo 1, Dani Rusli Utama kepada wartawan melalui siaran persnya yang diterima wartawan, Kamis sore (23/9/2020).
Apalagi, menurut Dirut Pelindo 1, Pelabuhan Kuala Tanjung memiliki fasilitas yang baik di antaranya draft 16 hingga 17 meter Lows Water Spring (LWS), sehingga dapat melayani kapal dengan bobot 50.000 dead weight tonnage (DWT), apalagi pertumbuhannya sudah mulai bagus setta dukungan luar biasa dari Kementerian Kordinator Perekonomian dan Kementerian Perhubungan, yang terus mendorong investasi di Kuala Tanjung, sehingga mempercepat pertumbuhan hinterland pelabuhan, dan Pelindo 1 mempersilakan dan siap mendukung para investor yang masuk ke Kuala Tanjung dan kawasan industrinya.
Lebih lanjut dijelaskan, periode bulan Januari hingga Agustus 2020, kunjungan kapal di KTMT mencapai 169 call atau ada 4 sampai 5 call per minggu atau mengalami kenaikan 30 persen dari kunjungan kapal pada tahun 2019 yakni sebanyak 130 call.
Sementara itu, realisasi bongkar muat peti kemas di KTMT sampai dengan Agustus 2020 sebanyak 30.309 box. atau tumbuh 32,5 persen dari realisasi tahun 2019, sebanyak 22.870 box.
Bongkar muat curah cair dan general cargo di KTMT juga mengalami kenaikan, yakni mencapai 242.596 ton untuk komoditas Crude Palm Oil (CPO)/minyak sawit mentah dan turunannya atau tumbuh 137 persen dari pencapaian pada tahun 2019 sebesar 102.200 ton.
Sedangkan realisasi bongkar muat general cargo sebanyak 46.801 ton, naik 176 persen dari pencapaian realisasi pada tahun 2019, mencapai 16.970 ton.
"Jika dilihat dari realisasi trafik bongkar muat di Pelabuhan Kuala Tanjung, baik peti kemas, curah cair, dan general cargo terjadi tren pertumbuhan positif, artinya, Pelabuhan Kuala Tanjung beroperasi dengan baik dan respon pasar positif, dengan keberadaannya didukung hinterland Sei Mangkei dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sehingga industri di Kuala Tanjung mulai berkembang, dan berdampak pada pertumbuhan trafik yang positif,†kata Dirut Pelindo 1.
Ia juga mengatakan, intisari dari pembangunan suatu pelabuhan adalah ekosistem, sehingga semua pihak berupaya mempercepat industri lainnya masuk ke wilayah dan kawasan industri Kuala Tanjung.
Pelabuhan Kuala Tanjung terus melakukan penjajakan kerja sama dengan berbagai pihak untuk pelayanan bongkar muat peti kemas, curah cair, maupun general cargo, saat ini pelayaran domestik yang rutin masuk di KTMT yakni SPIL, Tempuran Emas (Temas Line), dan Meratus, sementara untuk petikemas internasional yakni Forecastle Shipping and Logistics.
Sedangkan untuk curah cair, KTMT melayani bongkar muat CPO dan turunannya milik PT Industri Nabati Lestari dan PT Astra Argo Lestari serta melayani general cargo milik PT Waskita, PT Multimas Nabati Asahan, dan PT Cemindo Gemilang.
KTMT memiliki dermaga 500x60 m, trestle sepanjang 2,8 km, serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch serta didukung sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain 3 unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, 2 unit Mobile Harbour Crane (MHC), 22 tangki timbun yang mampu melayani hingga 1.000 ton per jam dengan 4 jaringan pipa yang dilengkapi dengan 8 pompa, dan seluruh operasional petikemas serta curah cair didukung dengan sistem TI yang terintegrasi Terminal Operating System (TOS).(*)