Rantauprapat (SIB)
Kampus Akademi Keperawatan (Akper) Pemkab Labuhanbatu di Jalan Dewi Sartika Rantauprapat, Kelurahan Sioldengan, Kecamatan Rantau Selatan, terlantar. Areal kampus menyemak ditumbuhi rumput liar. Pepohonan rindang dan bunga-bunga di sekelilingnya juga tak terawat.
"Ya. Jadi hutanlah. Orang nggak ada yang merawat. Tapi tiap malam lampunya hidup itu," kata Hasibuan, warga setempat.
Dua rumah dinas dosen di kompleks Kampus Akper itu dimanfaatkan jadi Kantor Lurah Sioldengan, Kecamatan Rantau Selatan dan Pos Pelayanan Kesehatan kelurahan tersebut.
Menurut warga, setelah pembangunan Pasar Rakyat Sioldengan dilanjutkan tahun 2019, Kantor Lurah Sioldengan yang berada di sebelah kanan bangunan pasar itu dikosongkan, kemudian kantor pelayanan kelurahan dipindahkan ke rumah dinas dosen Akper karena tidak pernah dimanfaatkan sejak selesai dibangun.
"Untung sajalah kantor lurah pindah ke rumah dosen itu. Kalau nggak, sia-sia sekali uang negara membangun itu. Seingat saya ada Rp293 juta. Tapi setelah selesai langsung tutup Akpernya," sebut Harahap, warga setempat.
Dia menyebut rumah dinas dosen itu dibangun tahun 2017 dengan judul pemeliharaan rumah dinas dosen Akper Pemkab. Pengerjaannya selesai awal tahun 2018, tapi tidak ada dosen yang menempati dan Akper itu langsung tutup pula.
Akper Pemkab Labuhanbatu didirikan resmi 10 Oktober 2012. Sebelumnya bernama Sekolah Pendidikan Keperawatan (SPK/setara SLTA) sekitar tahun 1996.
Pejabat Dinas Kesehatan Pemjab Labuhanbatu menyebut Kampus Akper itu ditutup karena Kementerian Kesehatan tidak lagi mengizinkan daerah mengelola lembaga pendidikan bidang kesehatan, melainkan dikelola pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan.
"Kalau dikelola atau diambil alih Kemenkes, tanah dan bangunan kampus serta seluruh peralatannya harus diserahkan ke Kemenkes. Jika tidak, harus ditutup. Pemkab tidak mau, sehingga kampus terpaksa harus tutup," sebut pejabat itu, enggan disebut namanya saat dikonfirmasi hariansib.com, Minggu (30/8/2020) malam. (*)