Jumat, 14 Maret 2025

23 Juli : Kasus Covid-19 di Sumut Masih Bertambah, Capai 3.263 Orang

* 7 Dokter di Sumut Meninggal Akibat Terinfeksi Covid-19
Redaksi - Kamis, 23 Juli 2020 21:41 WIB
485 view
23 Juli : Kasus Covid-19 di Sumut Masih Bertambah, Capai 3.263 Orang
Mayor Kes Whiko Irwan D SpB   dan    dr Rudi Rahmadsyah Sambas
Medan (SIB)
Kasus Covid-19 di Provinsi Sumut masih menunjukkan tren meningkat. Hingga Kamis 23 Juli 2020, jumlah kasus terkonfirmasi (positif) 3.263 orang, sembuh 840 orang, suspek 328 orang, meninggal 170 orang dan spesimen 18.739 sampel.

Hal itu dikatakan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumut, Whiko Irwan, di Medan, Kamis (23/7/2020) malam.

Mayor Whiko mengatakan angka kesembuhan terus meningkat, penularan masih terus terjadi. Karena itu masyarakat perlu menjalankan protokol kesehatan. Sebab melaksanakan protokol kesehatan merupakan satu-satunya cara mudah agar Covid-19 tidak tersebar lebih luas.

"Kasihanilah orang-orang tua kita yang lanjut usia, saudara-saudara kita atau anak-anak kita yang rentan terhadap Covid-19 yang akan memberikan dampak buruk bagi mereka. Disiplin dan bersabarlah dalam melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Gunakan masker penutup hidung dan mulut, jaga jarak interaksi 1-2 meter, cuci tangan dengan air dan sabun serta jauhi kerumunan orang banyak," pesannya.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumut telah jauh hari mempersiapkan rumah sakit rujukan untuk mengisolasi pasien terpapar Covid-19. Rumah sakit rujukan tersebut di antaranya RSU GL Tobing Tanjung Morawa, RS Martha Friska Yos Sudarso, RSU Matha Friska Multatuli Medan, RSUD Abdul Manan Simatupang Asahan, RSUD Gunung Sitoli serta RSUD Perdagangan.

Selain itu ada juga RSUP H Adam Malik, RSUD Tarutung, RSUD Djasemen Pematangsiantar dan RSUD Padangsidimpuan. Dengan begitu, banyak ruang isolasi yang tersedia untuk pasien Covid-19. Di Medan, total 757 ruang isolasi rumah sakit.

Terpisah, Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut, dr Rudi Rahmadsyah Sambas mengatakan 7 dokter di Sumut meninggal akibat terinfeksi Covid-19. Ketujuh dokter yang meninggal tersebut 2 di antaranya dokter umum. Selebihnya, dokter spesialis seperti anastesi, paru, penyakit dalam, syaraf dan bedah.

"Mereka sebagian besar bertugas melayani pasien Covid-19 atau di rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut. Selain itu, diduga ada juga yang terpapar saat praktik. Mayoritas dokter yang meninggal ini di Medan. Kemudian, ada di Asahan dan daerah lainnya," kata Rudi melalui sambungan seluler.

Rudi menyebutkan, saat ini masih ada dokter baik umum maupun spesialis yang dirawat di rumah sakit karena terdampak Covid-19. "Di RS Columbia Asia ada dokter umum dan spesialis yang dirawat karena Covid-19. Kemudian, di RSU Martha Friska Multatuli," ucapnya.

Dengan meninggalnya 7 dokter akibat terinfeksi Covid-19 dan juga masih ada yang dirawat, maka perlu menjadi perhatikan khusus pemerintah untuk keselamatan garda depan dalam penanganan pasien virus corona.

"Kami mendesak kepada pemerintah agar jam kerja dokter yang bertugas melayani pasien Covid-19 jangan diporsir, seperti dokter di Puskesmas yang berstatus ASN. Kami ada menerima keluhan, tetapi mereka tidak berani menyampaikannya secara langsung," ungkapnya.

Menurutnya, sistem kerja dokter dalam melayani pasien Covid-19 dibuat shift atau bergantian. Misalnya, dokter A pada Senin dan Selasa masuk. Lalu, pada Rabu dan Kamis digantikan dengan dokter B sehingga dokter A bisa istirahat.

Sedangkan pada Jumat dan Sabtu dokter B istirahat yang digantikan dengan dokter C. "Sistem kerjanya harus dibagi dan mempertimbangkan waktu istirahat. Jangan sampai jadwal masuk dokter tak ada waktu istirahat," ucapnya.

Ia menuturkan, apabila seorang dokter kurang waktu istirahatnya atau kecapean maka sangat rentan terpapar Covid-19. Hal ini lantaran imunitas tubuhnya lemah. "Untuk tidak menimbulkan korban jiwa lagi terhadap dokter maupun tenaga medis‎, tentunya harus mempertimbangkan kondisi kesehatan. Jangan sampai niat menolong pasien, malah dia ditolong," cetusnya.

Dia menambahkan, sangat tidak diharapkan jika nantinya angka kematian dokter yang terpapar virus corona terus bertambah. Untuk itu, upaya pencegahan harus dapat dilakukan. "Kalau banyak dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19, lantas bagaimana dengan pasien Covid-19 ? Siapa yang akan menanganinya," pungkas Rudi. (*)

Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru