Sabtu, 15 Maret 2025

DPRK Aceh Barat Daya dan DPRD Dairi Bahas Peningkatan PAD

Redaksi - Kamis, 23 Juli 2020 18:21 WIB
692 view
DPRK Aceh Barat Daya dan DPRD Dairi Bahas Peningkatan PAD
SIB Tulus Tarihoran
DIULOSI: Ketua DPRK Aceh Barat Daya, Nurdianto diulosi Kadis Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Mahadi Kudadiri bersama Ketua Komisi 2 DPRD Dairi, Rukiatno Nainggolan, Kamis (23/7/2020), di ruang sidang dewan.
Sidikalang (SIB)
DPRK Aceh Barat Daya kunjungan kerja (kunker) ke DPRD Dairi membahas peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata dan pertanian.

Kunker dipimpin Ketua DPRK Aceh Barat Daya, Nurdianto didampingi Ketua Komisi 2, Hamdani JB, Ketua Komisi 3, Teuku Cut Rahman dan diterima Ketua Komisi 2 DPRD Dairi, Rukiatno Nainggolan, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Pemuda Olahraga Dairi, Mahadi Kudadiri dan lainnya, Kamis (23/7/2020), di ruang sidang dewan.

Nurdianto mengatakan, kunjungan legislatif Aceh Barat Daya ke Dairi, untuk sharing peningkatan PAD dari sektor pariwisata dan pertanian. Di mana PAD Kabupaten Aceh Barat Daya, masih tergolong rendah. Realisasi PAD Aceh Barat Daya tahun 2019 sekitar 60 persen dari target.

"Realisasi PAD, tidak sampai 10 persen dari anggaran pendapatan belanja kabupaten (APBK) Aceh Barat Daya sebesar Rp 1,1 triliun," katanya.

PAD dari sektor pariwisata belum maksimal, kata Nurdianto, meski pun banyak obyek wisata. Hal itu terkendala sulitnya penerapan Qanun/peraturan daerah yang terbentur dengan kearifan lokal.

Sementara dari sektor pertanian, padi merupakan hasil paling dominan. Bahkan tidak jarang pengusaha dari Dairi membeli gabah dari Aceh Barat Daya. Memang belum ada standarisasi harga gabah di Aceh Barat Daya.

Sementara itu, Rukiatno menerangkan, Dairi memiliki obyek wisata andalan yaitu TWI Sitinjo, namun belum begitu signifikan mendulang PAD. Realisasi PAD 2019 dari obyek wisata rohani itu sebesar Rp 1,1 miliar, mengalami penurunan dari 2018 sebesar Rp 1,4 miliar.

Banyak potensi obyek wisata di Dairi seperti Pantai Silalahi, Sicike-cike dan lainnya. Tetapi dari obyek wisata itu belum ada penarikan distribusi.

Selain dari PAD, diharapkan obyek wisata menghidupkan perekonomian para pelaku usaha kecil menengah dan lainnya.

Lebih lanjut, Rukiatno menerangkan, pendapatan dari sektor pertanian juga belum begitu signifikan. Tetapi hasil produksi Dairi lumanyan banyak sesuai topografi daerahnya seperti jagung, durian, padi, kopi, jeruk, serta sayur- mayur.

"Diperlukan pengoptimalan obyek wisata dan tetap menyesuaikan kearifan lokal, agar PAD bisa meningkat," pungkasnya. (*)

Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru