Medan (SIB)- Beberapa pekan terakhir, warga Indonesia mendengar ada beberapa warga negara asing akan dihukum mati karena mengedar narkoba. Hukuman itu dilaksanakan karena kejahatannya yang luar biasa mengakibatkan generasi muda bangsa ini terancam punah. Pada Jumat Agung, Jumat (3/4) umat Kristen seluruh dunia memperingati dan mengenang kematian seseorang yang pernah dihukum mati, Dialah Yesus.
Dia adalah jalan kebenaran dan hidup, tapi Dia mati. Dia roti dan air hidup tapi Dia lapar dan haus, bahkan menjerit di kayu salib. Dia mengatakan Anak Allah, tapi hidupNya berakhir dengan keji dan tragis. “Apakah sebenarnya rahasia di balik semua kejadian ini?†ucap Sekjen GKPI Pdt Oloan Pasaribu, MTh di Gereja GKPI Sriwijaya Medan Kota, Resort Medan Barat.
Rahasia itu kata Pdt Oloan Pasaribu terjawab, seperti apa yang dikatakan Nabi Jesaya dalam Kitab Jesaya 55:9, Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu. Salib bagi orang Yahudi adalah suatu batu sandungan. Hikmat Tuhan menciptakan langit dan bumi, dunia adalah rancangan Tuhan bukan manusia.
Dalam Alkitab, disebutkan bahwa kematian Yesus telah merubah suasana dunia yang dulunya dikutuk dan terkutuk, tapi sekarang dunia diampuni dan diberkati. Meski untuk mengubah kutuk itu, Tuhan Yesus harus mati sehingga surat utang manusia dihapus. Dengan lunasnya utang dosa tersebut maka manusia lepas dari tuntutan Taurat.
Tuhan Yesus telah memikul sendiri dosa manusia di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya manusia yang mati terhadap dosa hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur Yesus manusia telah sembuh, dulunya sesat tapi kini kembali dalam pemeliharaan Tuhan. “Seharusnya kita yang mati, tapi supaya kita tidak mati maka Yesuslah yang mati. Berubahlah oleh pembaharuan dari Yesus, supaya kita bisa membedakan yang baik dan yang jahat dan mana yang berkenan kepada Allah.
Meski engkau telah berulang-ulang berbuat dosa, kembalilah kepada Yesus dengan pertobatan,†jelasnya. (A12/h)