Uskup Agung Medan Kornelius Sipayung OFMCap mengatakan, menurut Paulus hidup dalam Roh Kudus kontras dengan hidup dalam daging atau sering disebut ‘hisaphisap ni daging’. Hidup menurut roh, berarti hidup menurut roh Kristus dan semangat yang ada dalam diri Kristus.
Hal itu disampaikan Uskup Agung Medan Kornelius Sipayung saat memimpin misa syukuran hari ulang tahun ke-72 Paroki ST Yoseph Tebingtinggi dan Penerimaan Sakramen Penguatan, Minggu (9/7/2023) di Halaman SMA Swasta Katolik Cinta Kasih, Tebingtinggi.
Uskup Kornelius dalam khotbahnya juga mengatakan, usia Paroki Santo Joseph Tebingtinggi sudah memasuki 72 Tahun, usia itu sudah lansia artinya udah punya cucu dan pada usia ini kalau di kehidupan kita sudah dipanggil ompung dan tugasnya bisa dikatakan adalah memberikan nasehat dan saran-saran pada generasi muda.
Dan pada hari ini juga akan diberikan Sakramen Krisma kepada 278 orang lebih anak mudah paroki ini. Penerimaan sakramen ini akan membuat mereka kuat, dalam dirinya terdapat tanda - tanda kedewasaan dan kekuatan
“Orang yang mempunyai kekuatan, dalam hal ini kekuatan mental adalah orang yang tahan diuji, tidak gampang menyerah, tidak gampang menangis,” ujar Uskup Kornelius.
Sedangkan orang yang mempunyai kekuatan rohani adalah orang yang di dalam dirinya hadir Roh Allah. Punya kekuatan rohani berarti Roh Allah yang menggerakkan seluruh dimensi hidupnya.
“Pada hari ini Roh yang menggerakkan Yesus Kristus dalam hidupNya, Roh itu juga dicurahkan kepada saudara/ saudari yang menerima Krisma, yakni sakramen kekuatan dan hal inilah yang membuat anak-anak ku semakin dewasa secara kristiani,” ujar Uskup Karnelius.
Pada kesempatan itu, Uskup Kornelius juga menjelaskan apa perbedaan dewasa secara manusiawi dan dewasa secara kristiani. Dewasa manusiawi boleh dikatakan mampu berdiri di kaki sendiri, baik itu secara fisik, maupun secara finansial dan bisa menyelesaikan masalah - masalah dalam dirinya.
Sedangkan dewasa secara rohani, adalah orang yang dewasa secara kristiani, orang tersebut telah sanggup dikendalikan oleh Tuhan Allah dan sesama manusia. Orang yang dewasa secara kristiani adalah orang yang sanggup sanggup diatur dan mengatur, juga mampu dan sanggup diarahkan dan dikendalikan.
Rasul Paulus hari ini dalam suratnya mengatakan hidup dalam roh kontras dengan hidup dalam daging. Contoh kontras hidup dalam daging atau hidup dalam ‘hisaphisap ni daging’ bisa kita lihat dalam diri pecandu narkoba.
Pecandu narkoba yang melakukan ‘begal’ adalah orang yang dikuasai oleh tubuh dan daging. Sedemikian kebutuhan daging ingin mengonsumsi narkoba sehingga pikiran dan tenagannya diupayakan untuk mendapatkan uang agar bisa memiliki narkoba.
Keiginan daging adalah keinginan untuk memuaskan permintaan daging membuat segala pikiran dan semangat diarahkan untuk itu. Orang yang dikuasai oleh daging entah itu narkoba, nikotin, morfin, alkohol dan nafsu tubuh menggerakkan dan mengkonsentrasikan pikiran untuk kebutuhan tubuh.
Sedangkan hidup menurut Roh, berarti hidup menurut Roh Kristus, hidup menurut semangat yang ada diri Kristus. Semangat yang hidup dalam Kristus adalah semangat memberi diri, semangat menghargai, semangat mengasihi, semangat kerendaan hati dan semangat patuh kepada BapakNya.
“Hidup dalam daging akan berlawanan dengan semangat Roh, perbuatannya dikuasai oleh daging dan nafsu-nafsu,” ujar Uskup Kornelius.
"Sedangkan hidup Roh kudus dikuasi oleh semangat Kristus sendiri, hidup dalam roh bukan berarti kita tidak makan dan minum namun saya sampaikan makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan,” jelas Kornilus.
Hidup menurut Roh bukan berarti tidak mengejar apa yang dinginkan, hanya saja dalam mengiginkannya kita ada kontrol ada tujuan dan nilai di balik segala keinginan daging itu yang perlu diperjuangkan.
“Memikirkan hal - hal yang dari Roh berarti memikirkan keinginan roh yang berkenan kepada Allah bukan melanggar hukum Allah, justru orang yang dikuasai daging atau 'hisaphisap ni daging' akan bayak melanggar keinginan Allah," katanya.
Bagi anak-anak Allah yang hari ini menerima tanda karunia Roh Kudus, tanda karunia Roh Kudus adalah yang membuat kamu sanggup mengikuti semangat Kristus. Semangat Kristus mengupayakan yang benar dan baik bertindak adil, hidup suci, dan menyalibkan keinginan daging artinya mampu menahan diri dan nafsu.(*)
Editor
: Bantors Sihombing