Oleh: Wilda Sari Brutu, Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan
Kita sebagai manusia pasti sering sekali bimbang akan hidup kita, apalagi kita sebagai manusia sering sekali takut akan apa yang akan kita hadapi ke depannya, apa yang kita jalani dan apa yang akan menanti kita di masa yang akan datang. Apakah itu penderitaaan? Apakah itu kesusahan? Apakah itu kebahagiaan? Apakah itu ketentraman? Kita sebagai manusia pasti selalu berpikir tentang hal tersebut, karena hal tersebut pasti akan kita alami masing-masing dalam kehidupan kita sebagai manusia.
Di sini saya akan menceritakan tentang bagaimana kisah hidup seorang wanita yang kuat yang selalu menyerahkan hidupnya kepada Allah mau bagaimanapun kondisi kehidupannya, dia selalu menyerahkan kehidupannya dan selalu taat kepada Allah, yaitu seorang wanita bernama Rut. Rut adalah seorang menantu dari seorang Wanita Bernama Naomi, Naomi memiliki suami bernama Elimelek serta kedua anaknya dan juga kedua menantu bernama Rut dan Orpa.
Suatu saat ada tragedi yang menyebabkan suami Naomi dan kedua anaknya meninggal. Sehingga meninggalkan kedua menantunya ersama dengan Naomi, tetapi Orpa pergi untuk berpisah dengan Naomi, sedangkan Rut mengambil keputusan untuk tetap bersama dengan Naomi, karena Rut menerima Naomi sepenuhnya dan menerima Allah Naomi dan setiap kekurangan Naomi.
Setelah Naomi dan Rut Kembali ke Betlehem pada masa penuaian, Rut meminta agar dia bekerja, dan dia pergi ke ladang Boas untuk memungut bulir-bulir jelai. Boas adalah seorang kerabat dari keluarga suami Naomi yang kaya raya. Sewaktu Boas mendengar cerita Rut, ia kagum pada pengorbanannya dan keinginanya untuk datang berlindung di bawah sayap Tuhan. Rut memungut jelai di ladang sampai petang. Lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan dibawanya kepada mertuanya.
Naomi sebagai seorang mertua yang baik kagum akan perjuangan Rut yang tetap bertahan dan tetap berjuang ditengah setiap penderitaan yang dia alami selama ini, bagaimana dia kehilangan suaminya dan pergi serta menemani Naomi dan juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga Naomi ingin mencari tempat perlindungan dan tempat perhentian bagi Rut, sehingga ia memberi nasehat kepada Rut dan Rut taat kepada nasehat ibu mertuanya, untuk bertemu dengan Boas untuk menjadi mempelai baginya. Sehingga Rut mandi dan berurap dan mengenakan pakaian yang terbaik untuk bertemu dengan Boas di tempat pengirikan seperti yang diperintakan Naomi kepadanya.
Rut bertemu dengan Boas pada waktu tengah malam, dengan ketaatan serta mengorbankan perasaan malu, perasaan egois, keinginan melindungi diri, dengan memberikan dirinya sepenuhnya. Di bawah kaki Boas Rut mencari perlindungan, sehingga Boas menyambut Rut dan memberkati serta mengakui kasihnya yang ditunjukkannya kepada ibu mertuanya, dan Rut diberi enam takar jelai sebagai hadiah, untuk memenuhi kehidupannya dan juga Naomi.
Setelah pertemuan tersebut Boas pun menemui Rut di pintu gerbang kota, dimana tempat tersebut adalah tempat dimana diadakan keputusan dan hukuman oleh tua-tua kota. Boas rela menjadi penebus atas semua warisan Elimelekh, tetapi ada kerabat yang lebih dekat yang berhak membeli tanah dan menikahi Rut, tetapi kerabat tersebut mau membeli tanah warisan Elimelekh tetapi tidak menikahi Rut, sehingga Boas membeli segala warisan Elimelekh dan segala milik Kilyon dan Mahlon, serta mengambil dan menikahi Rut menjadi istrinya, semua tua-tua dan semua orang yang ada dipintu menjadi saksi akan hal tersebut dan memberkati Boas. Dengan Tindakan ini kita melihat Rut diberkati menurut perjanjian Abraham, Rut mendapat perlindungan di bawah sayap serta penyertaan Tuhan, karena menerima dan taat akan perintah Tuhan.
Rut menikah dengan Boas, Rut mengandung lalu melahirkan seorang anak laki-laki Bernama Obed, yang merupakan karunia Tuhan, sehingga Obed menjadi berkat bukan hanya bagi kedua orang tuanya saja tetapi juga bagi neneknya Naomi.
Sungguh luar biasa bagaimana kisah Rut yang dengan luar biasa diberkati oleh Tuhan karena ketaatannya terhadap Tuhan serta ketaatan dan perhatiaannya terhadap mertuanya. Walaupun dia sedang dalam masa yang sangat sulit sekalipun dia tetap taat dan tidak meninggalakan mertuanya dan selalu taat akan perintahnya dan perintah Allah. Dengan dia menerima Naomi dia juga menerima Allahnya Naomi, sehingga perlindungan Allah menjadi sayap perlingan bagi kehidupan Rut, sehingga dia diberkati dalam setiap hal yang dia lakukan, baik pekerjaannya dan baik masa depannya semuanya sudah diperhitungkan oleh Tuhan. Dan akhirnya Rut mendapat akhir yang sangat bahagia, walau harus melalui banyak hal yang menjadi proses dalam kehidupannya.
Kita juga sebagai manusia sekarang pasti melalui banyak proses, banyak hal yang kita lalui dan banyak hal yang tidak kita pahami, yaitu Tuhan tetap memberi kita semua hal yang bagi kehidupan kita, Ketika kita taat, Ketika kita tidak menyerah dengan kehidupan kita, dengan setiap proses kehidupan kita. Tuhan sudah menyediakan akhir yang bahagia bagi kita. Mungkin sekarang kita dalam masa yang sulit dalam masa yang terpuruk seperti Rut yang kehilangan suaminya, dan harus menanggung kelaparan dan harus bekerja diladang orang lain, tetapi akhirnya Rut mendapat akhir yang bahagia serta hal yang luar biasa dari upah setiap Proses yang dia jalani selama ini.
Oleh karena itu kita juga harus menyerahkan setiap kehidupan kita bagi Tuhan, menyerahkan setiap proses yang kita jalani bagi Tuhan, agar Tuhan yang menjadi pemandu bagi kehidupan kita dan menjadi penolong dalam kehidupan kita, bukan mengandalkan diri sendiri, karena kita ini terbatas tetapi Tuhan itu tidak ada batasnya, dan mempunyai banyak rencana yang baik bagi kita anak-anakNya.(Wilda Sari Brutu, Jurusan Pendidikan Agama Kristen, Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan)
Editor
: Bantors Sihombing