Jumat, 22 November 2024

Kisah Pernikahan Nabi Hosea: Mengungkap Kedalaman Kasih Allah yang Tak Terbatas

Oleh: Lamsaudur Desiana Sari Sihite, SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA BAPTIS MEDAN
Redaksi - Sabtu, 03 Juni 2023 10:18 WIB
736 view
Kisah Pernikahan Nabi Hosea: Mengungkap Kedalaman Kasih Allah yang Tak Terbatas
Foto: Ist/harianSIB.com
Lamsaudur Desiana Sari Sihite, Jurusan Teologi, Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan
Sebagai manusia, seringkali kita merasa sulit untuk mencintai orang lain dengan kasih yang tak terbatas. Ketika seseorang melakukan kesalahan atau meninggalkan kita, kita cenderung merasa sakit dan marah, dan sulit untuk memaafkan. Namun, kasih Allah terhadap kita tidak terbatas oleh kesalahan atau kekurangan kita. Allah selalu siap untuk memaafkan dan mencintai kita, bahkan ketika kita paling tidak pantas menerimanya.

Kitab Hosea adalah sebuah kisah pernikahan yang memperlihatkan kedalaman kasih Allah yang tak terbatas terhadap umat-Nya yang seringkali menyerahkan diri pada berhala dan meninggalkan-Nya. Dalam kisah ini, Allah menyuruh nabi Hosea untuk menikahi seorang perempuan bernama Gomer, yang seringkali berselingkuh dan meninggalkan Hosea.

Namun, Hosea tetap memilih untuk mengasihi Gomer dan tidak meninggalkannya. Kisah ini adalah simbol dari kasih Allah yang tak terbatas kepada umat-Nya yang seringkali berpaling dari-Nya. Hosea 2:14, yang menggambarkan bagaimana Allah "akan merayu [umat-Nya], membawa [mereka] ke padang belantara dan berkata kepadanya dengan kata-kata penuh kasih sayang." Allah tidak menyerah dan tetap berusaha untuk memulihkan hubungan dengan umat-Nya.

Hosea 3:1 juga menggambarkan betapa dalamnya kasih Hosea kepada Gomer, "Pergilah, carilah dia lagi, yang menjadi kekasihmu dan yang telah berbuat zinah dan berpaling dari padamu." Walaupun Gomer telah melukai hati Hosea berkali- kali, dia masih tetap mencintainya dan ingin menyatukan kembali hubungan mereka.

Namun, kisah ini juga menunjukkan bahwa Allah tidak hanya memiliki kasih yang tak terbatas, tetapi juga adil dan berkehendak suci. Hosea 2:13 mengatakan, "Aku akan menghukumnya karena ia mempersembahkan korban kepada para dewa lain, dan ia menghias dirinya dengan perhiasan dari hasil upah zinahnya. Aku tidak akan mengejar-ngejarnya lagi."

Kisah pernikahan Hosea dan Gomer memperlihatkan betapa dalamnya kasih Allah kepada umat-Nya. Allah tetap setia meskipun umat-Nya seringkali meninggalkan-Nya dan mengikuti keinginan mereka sendiri. Namun, kisah ini juga menunjukkan bahwa kasih Allah tidak meluputkan keadilan-Nya dan bahwa kita harus tetap hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Kita dapat mengambil pelajaran dari kisah ini, bahwa kasih Allah yang tak terbatas dapat menyembuhkan dan memulihkan hubungan kita dengan-Nya, meskipun kita telah melukai hati-Nya berkali-kali. Mari kita menghargai kasih-Nya yang tak terbatas dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga kita dapat hidup dalam persatuan dan kesejahteraan yang sejati.

Melalui kisah pernikahan Hosea dan Gomer, Allah ingin mengajarkan kita tentang kasih-Nya yang tak terbatas dan setia. Ketika kita merasa kesepian, putus asa, atau merasa tidak pantas menerima kasih-Nya, Allah selalu hadir untuk menenangkan dan menghibur kita. Ia selalu siap untuk mengampuni kesalahan kita dan mengarahkan kita kembali kepada jalan yang benar.

Dalam hidup ini, kita sering mengalami kekecewaan, kehilangan, dan kesulitan. Namun, jika kita dapat memahami kasih Allah yang tak terbatas, kita akan selalu merasa dikuatkan dan dihibur oleh kasih-Nya. Meskipun dunia ini penuh dengan ketidakpastian dan kesulitan, kita dapat percaya bahwa Allah selalu ada di samping kita, membantu kita melewati setiap tantangan.

Oleh karena itu, marilah kita merenungkan kembali kasih Allah yang tak terbatas dan setia, seperti yang tergambar dalam kisah pernikahan nabi Hosea dengan Gomer. Meskipun kita seringkali tidak pantas menerima kasih-Nya, Allah tetap mencintai kita dengan kasih yang tak terbatas dan selalu siap untuk memaafkan kesalahan kita. Kita hanya perlu membuka hati dan menerima kasih-Nya dengan tangan terbuka.(Lamsaudur Desiana Sari Sihite, Jurusan Teologi, Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan)



Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru