Oleh: Ernimawati Laia, Jurusan Teologi, Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan
Daud adalah seorang yang mengutamakan Tuhan. Setelah selesai peletakan Tabut Allah di kemah yang disediakan dan ritual mempersembahkan korban dilaksanakan, Asaf dan saudara-saudara sepuaknya disuruh Daud untuk menyanyikan syukur bagi Tuhan.
Mazmur ucapan syukur ini dimulai dengan ajakan untuk mensyukuri kebaikan Tuhan dengan bernyanyi, bermegah, mencari wajah Tuhan dan mengingat perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib. Pada intinya karya Tuhan atas umat-Nya bisa dibagi menjadi dua bagian.
Yang pertama, Tuhan mengikatkan diri-Nya dengan perjanjian kekal kepada umat-Nya, salah satu isi janji-Nya adalah memberikan tanah Kanaan sebagai milik pusaka Israel. Kedua, Tuhan menjanjikan pemeliharaan-Nya atas umat-Nya. Dia tidak membiarkan bangsa-bangsa lain mengusik milik-Nya (ay 7-10).
Nyanyian syukur ini bersumber dari beberapa mazmur. Ayat 8-22 dari Mzm. 105:1-15, memuji-muji Tuhan yang sudah berkarya dalam sejarah Israel mulai dari Abraham sampai menjadi bangsa yang besar. Ayat 23-33 dari Mzm. 96, puji-pujian kepada Tuhan yang mulia, besar, dahsyat. Ayat 34-36 dari Mzm. 106:1, 47-48, puji-pujian sebab Tuhan, Allah baik.
Dengan merenungkan mazmur pujian Asaf, kita bisa membayangkan suasana sukacita saat raja Daud dan bangsa Israel telah berhasil memindahkan tabut Allah ke Yerusalem. Sudah begitu lama tabut berada di tempat yang tidak semestinya, kini tabut ada di Sion, kota Daud, ibu kota Kerajaan Israel.
Asaf mengajak umat untuk bersyukur bagi Tuhan sebab Tuhan sudah mengikatkan perjanjian dengan Abraham, Ishak, Yakub menjadi perjanjian kekal. Berkaitan dengan perjanjian ini, Tuhan memberikan tanah milik pusaka dan kerajaan dan raja-raja, nabi-nabi yang melindungi umat-Nya.
Selanjutnya Asaf mendorong segenap bumi bernyanyi bagi Tuhan dan juga menceriterakan kemuliaan dan perbuatan-Nya diantara bangsa-bangsa. Asaf juga mengajak bangsa-bangsa datang dan mengakui bahwa Tuhan itu Raja. Kemudian Asaf menutup dengan ajakan untuk bersyukur Tuhan itu baik, kasih setia-Nya selama-lamanya, Ia adalah Tuhan, Allah, Penyelamat umat. Mazmur puji-pujian ini sepatutnya menjadi nyanyian umat masa kini.
Tidak ada yang lebih disukai Tuhan daripada pujian dan ucapan syukur yang sungguh-sungguh keluar dari hati yang tulus. Tentu lebih indah dan dasyat kalau pujian dan syukur itu tidak semata-semata berbentuk ibadah atau persekutuan, tetapi berwujud pelayanan yang memberkati sesama manusia. Mereka yang masih hidup dalam kegelapan dosa dan menyembah ilah-ilah hampa, kiranya melihat Tuhan yang hidup melalui hidup anak-anak-Nya.
Demikianlah Daud sampai kepada Saul dan menjadi pelayannya. Saul sangat mengasihinya, dan ia menjadi pembawa senjatannya. Dengan demikian dalam hal ini bisa mengenal kasih Allah (1Samuel 16:23)
Marilah kita bersyukur dengan mengingat berbagai perbuatan Tuhan yang ajaib terjadi atas hidup kita. Apa yang telah Tuhan lakukan membuktikan bahwa Ia tidak tertidur, melainkan terus-menerus berkarya dalam hidup umat-Nya. Ia hadir dan akan mengerjakan maksud-maksud-Nya sampai kita sungguh-sungguh menjadi penyembah dan saksi bagi-Nya. Bernyanyi dan kabarkanlah keselamatan Tuhan. Ajaklah orang-orang di sekitar kita untuk datang kepada Tuhan dan mengakui bahwa Dialah Raja. Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik. Terimakasih, Tuhan Yesus Memberkati.(Ernimawati Laia, Jurusan Teologi, Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan)
Editor
: Bantors Sihombing