Jumat, 22 November 2024

Hidup Orang Percaya untuk Menjadi Pelaku Kebenaran di Tengah Ketidakbenaran (Ester 4:5-17)

Redaksi - Kamis, 06 April 2023 16:35 WIB
673 view
Hidup Orang Percaya untuk Menjadi Pelaku Kebenaran di Tengah Ketidakbenaran (Ester 4:5-17)
Foto Dok/Pribadi
Ro Uli Lubis, Pendidikan Agama Kristen (PAK), Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan(STTBM)
Oleh: Ro Uli Lubis

Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menunjukkan kuasanya. Dia bisa memakai orang besar ataupun orang yang kecil bila memiliki kepercayaan dan pengharapan penuh kepada-Nya.

Hadasa atau Ester adalah gadis Yahudi yatim piatu. Ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai, saudara ayahnya, sejak ia tidak beribu bapa lagi(Ester 2:7).Ester diangkat menjadi ratu tetapi ia tidak memberitahukan asal usulnya karena dilarang oleh Mordekhai (Ester 2:10). Ketika ratu Wasti dipecat dari kedudukannya sebagai ratu, maka Ester diangkat menjadi ratu(Ester 2:17). Ester pun menjadi permaisuri raja Persia waktu itu yang bernama raja Ahasyweros. Ahasyweros yang memerintah sekitar tahun 485-465 Sebelum Masehi.

Di pasal 3 jelas dituliskan bagaimana usaha Haman untuk membinasakan semua orang Yahudi (Ester 3:8-10). Perintah untuk memunahkan orang Yahudi yang ditulis menurut rencana Haman sendiri, dan dikirimkan ke setiap daerah dan wilayah kekuasaan raja, menimbulkan duka cita yang besar di antara orang Yahudi (Ester 3:12-15, 4:3).

Ketika sida-sida Ester memberitahukan tentang hal itu kepadanya, ia merasa sangat sedih dan ia mengirim salah seorang pelayan bernama Hatah untuk mencari tahu apa penyebab hal itu dapat terjadi(Ester 4:4-6). Melalui Hatah, Mordekhai menceritakan semua yang terjadi, dan meminta kepada Ester untuk menghadap raja dan membela bangsanya di hadapan raja (Ester 4:7-9). Dan Hatah pun menyampaikan perkataan Mordekhai kepada Ester,Namun ester menyuruh Hatah untuk memberitahukan kepada Mordekhai bahwa hal itu berbahaya bagi dirinya.

Tetapi Mordekai mendesak Ester dan mengatakan bahwa hal itu merupakan tanggung jawab Ester (Ester 4:13-14)“Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu”.

Melalui keyakinan dan pengharapan ini Ester menjadi sadar dan mengajak orang Yahudi berpuasa sebelum ia menghadap raja,hal ini sangat beresiko baginya karena menentang undang-undang kerajaan.Ester tetap bertekad untuk memperjuangkan bangsanya(Ester 4:16).Tujuannya adalah agar Allah berkarya menyadarkan Raja Ahasyweros dan mau menerima permintaan Ester untuk menyelamatkan bangsanya.[br]


Pembebasan atas Israel terjadi akibat tindakan Allah bersama-sama dengan umat-Nya yang mau berkorban bagi bangsanya dan mau menggantungkan harapan dan iman kepada Allah, sehingga mujizat terjadi. Sikap dan tindakan Ester didasari atas kecintaannya kepada bangsanya.Dengan belajar dari kisah Ester ini, maka kita sebagai umat Tuhan dapat mengambil sikap sebagai berikut:

1. Memiliki keyakinan teguh terhadap Tuhan. Meskipun dalam situasi yang sulit dan berisiko.

2.Mau terus dibaharui dan belajar untuk mendengarkan saran-saran yang membuat kita semakin dibaharui untuk perkenanan Tuhan dalam hidup kita.

3.Lebih mementingkan kepentingan Tuhan dan orang lain dibanding kepentingan-kepentingan pribadi kita meskipun mungkin akan menyita kenyamanan dan kesenangan kita.

4.Melakukan Tugas panggilan kita. Baik dalam panggilan kita untuk dipanggil pada sebuah tempat, tujuan, peran, ataupun sebuah fungsi untuk memberikan dampak atau arti dalam tugas pelayanan kita(2 Pet 1:10)

5. Berani mengerjakan yang benar Sekalipun tidak memperoleh penghargaan apapun karena hal itu akan menjadikan kita terampil supaya pada waktunya Tuhan dapat mengandalkan kita untuk tujuan-tujuan yang dipercayakannya bagi kita dalam tugas pelayanan kita kepada-Nya.

6.Rela berkorban bagi orang lain. Pengorbanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk orang yang kita sayangi, kasihi dan berarti dalam hidup kita(Yoh 15:13) . ( Ro Uli Lubis, Pendidikan Agama Kristen (PAK), Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan (STTBM))





Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru