Balige (SIB) -Pelayanan dan pendidikan Diakones di HKBP tidak muncul begitu saja, tetapi karena ada tokoh-tokoh yang memperjuangkannya. Salah satu tokoh perintis pelayanan dan pendidikan Diakones adalah Diak. Schwester Nuria Dumondom Gultom, lahir pada tanggal 17 Februari 1927.
Ephorus Pdt. Dr. Robinson Butarbutar cukup mengenal gerakan dan pelayanan Diak. Nuria di gereja HKBP yang boleh disebut sebagai Tokoh Pembaharu di HKBP. Namun Diakones telah meninggal dunia di usia 94 tahun, Minggu (18/4) meninggalkan kenangan bagi HKBP. Ephorus melalui media sosialnya menginformasikan bahwa HKBP kehilangan tokoh legendarisnya, Diakones N.D. Gultom (94), pioneer dan pematri pelayanan Diakones. Ia menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu “Missiericordias Dominiâ€, Bumi ini dipenuhi kasih setia Tuhan.
Karya dan pelayanan Diak. Nuria sangat menginspirasi banyak pelayan dan masyarakat. Mengingat karya dan pelayanan Diak. Nuria selama hidupnya, Ephorus bersyukur kepada Tuhan dan mengatakan, “Terima kasih Tuhan untuk karyaMu lewat putri kesayanganMu ini, menunjukkan kasih Yesus Kristus kepada kaum butuh.â€
Pelayanan yang pernah dilakukan oleh Diak. Nuria tidak akan dilupakan begitu saja oleh pelayan dan warga jemaat HKBP, tetapi akan dikenang sepanjang masa. Ephorus mengatakan, “We shall remember her name and be inspired by her Service in the days ahead. We shall see her again in our Creator’s heavenly home you have promised us.â€
Jenazah Diak. Schwester Nuria Dumondom Gultom telah dimakamkan, tetapi karya dan pengabdiannya bagi HKBP dan kaum butuh tidak akan pernah dilupakan.
PEREMPUAN PERTAMA
Sementara itu, pendeta pensiunan HKBP Pdt Dr Luhut P Hutajulu menjelaskan bahwa Diakones Nuria merupakan perempuan pertama orang Batak merintis pendidikan di luar negeri. Dia diberangkatkan gereja tahun 1952 ke Dusseldorf-Kaisersswerth, Jerman. Setelah kembali dari Jerman perjuangan perempuan semakin gencar. Sejak tanggal 17 Mei 1971 didirikanlah Pendidikan Diakones pertama di Balige dan tanggal 23 Agustus 1983 dilakukan penahbisan Diakones pertama di HKBP Balige oleh Ephorus Ds. GHM. Siahaan.
Model baju pakaian dinas resmi Diakones juga disamakan dengan model yang dibawa oleh Diakones Nuria. Sejak tahun 1952 di dalam Sinode Godang HKBP resmi dibentuk seksi perempuan dan tahun 1972 di dalam Sinode Godang diterimalah perempuan menjadi penatua. Di dalam Tata Gereja HKBP 1982-1992 , HKBP telah menerima perempuan menjadi pendeta di Gereja HKBP dan tanggal 27 Juli 1986, penahbisan pendeta pertama perempuan di HKBP, yaitu Noorce P. Lumbantoruan STh di HKBP Pematang Siantar. Sehingga Diakones Nuria sangat tepat disebut sebagai pelopor perempuan pertama di HKBP. (hkbp/R4/d)