Sabtu, 19 April 2025

Adven dan Takut akan Tuhan (Mazmur 112:1-10)

Redaksi - Minggu, 29 November 2020 11:28 WIB
5.888 view
Adven dan Takut akan Tuhan (Mazmur 112:1-10)
Foto: Dok
Pdt Dr Victor Tinambunan MST (Dosen STT HKBP Pematangsiantar)
Gereja-gereja di seluruh dunia memasuki Minggu Adven. Perayaan Adven telah dilakukan sejak abad ke-4. Tema besar Adven adalah "penantian kedatangan Kristus kedua kali dan pengharapan tersebut disambut dengan sukacita." Masing-masing Minggu Adven memiliki penekanan atau thema yang berbeda. Adven I bertemakan "Sikap gereja dalam menantikan masa kedatanganNya yang membebaskan umat manusia". Adven II "Pertobatan menuju langit baru dan bumi baru bagi segala bangsa dan seluruh umat manusia". Adven III "Ajakan untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan, Juruselamat dunia." Adven IV: "Sukacita besar dengan kelahiran Tuhan di Betlehem"

Pada Adven I ini marilah kita merenungkan firman Tuhan sebagaimana tertulis dalam Mzm 112:1-10. Menurut penelitian Waltke terapat lebih dari 138 kali disebutkan "takut akan Tuhan" dalam Alkitab Perjanjian Lama. Ahli grammar menolong kita memahami arti frasa ini. "Takut-akan-Tuhan" adalah suatu "frasa terikat" (syntagm). Tiga kata ini (empat kata dalam bahasa Inggris: fear of the Lord) adalah terikat satu sama lain yang menjadikan satu kata. "Frasa terikat" tidak dapat dipisahkan dalam mengartikannya, tidak bisa didefenisikan kata per kata. Akan menjadi salah pengertiannya kalau misalnya diartikan dulu kata "takut". Apa pun yang kita takuti adalah kita hindari dan kita benci. Kalau kata "takut" di sini diartikan terpisah dari yang lain, maka kita bisa saja menjauhi dan membenci Tuhan. Tetapi, "takut-akan-Tuhan" merupakan kata baru dan sebuah kunci dalam pembentukan kerohanian; hidup yang selalu merindukan Tuhan, hidup yang selalu dekat dengan Tuhan, dan yang menandai cara hidup yang benar. Perlu kita perhatikan juga bahwa kata yang digunakan bukan "takut kepada Tuhan" tetapi "takut-akan-Tuhan". Takut akan Tuhan membuat manusia tidak takut pada apa dan kepada siapa pun (ay 8) karena hidupnya selalu berserah kepada Tuhan.

Jadi, takut akan Tuhan adalah"hidup yang dijalani dengan benar dan bertanggungjawab di hadapan Tuhan. Itulah hidup yang berbahagia. Hidup yang selalu terhubung dengan Tuhan. Hidup yang berpegang teguh pada iman percaya bahwa tanpa Tuhan hidup tidak punya arti apa-apa. Hidup hanya bermakna karena dan di dalam hubungan dengan Tuhan.

Bagaimana kehidupan orang yang takut akan Tuhan dan berbahagia? Yang pasti kebahagiaan orang-orang percaya atau sukacita orang-orang percaya selalu membawa kemuliaan bagi Tuhan. Berdasarkan Mzm 112 ini kita dapat melihat sedikitnya tiga hal berikut.
Pertama, hidup yang selalu terhubung dengan Tuhan dan berpadanan dengan kehendakNya.Tuhan memberi diriNya hadir di tengah-tengah umatNya. Ia adalah Tuhan yang dapat dijumpai dan disapa. Kebahagiaan karena kebenaran ini merupakan kebahagiaan tertinggi dalam kehidupan. Tuhan membuka kesempatan kepada kita untuk bersekutu denganNya dengan hangat. Terang Tuhan pun dapat terpancar melalui hidup kita.

Sejalan dengan itu, ada ungkapan Batak yang mengatakan "sidapot solup do na ro". Artinya, seseorang yang masuk ke suatu kampung harus menggunakan takaran (solup = alat ukur yang terbuat dari bambu dengan isi satu liter) yang artinya menyesuaikan diri dengan tatanan dan kebiasaan yang ada di daerah itu. Kita yang mendapat kehidupan dari Tuhan, kita yang masuk menjadi "keluarga Allah", kita harus menyesuaikan diri dengan kehendakNya. "Berbahagialah orang yang sangat suka kepada segala perintahNya" (ay 1b). Sangat suka pada perintah Tuhan karena Tuhan pasti memberi perintah demi kebaikan dan Ia pasti menguatkan kita dalam memenuhinya.

Kedua, menerima yang baik dari Tuhan. Ada berkat yang mereka terima dan ada berkat yang diteruskan kepada keturunan mereka.Di antara pemberian Tuhan kepada orang yang takut akan Tuhan, yang berbahagia adalah anak cucu perkasa (ay 2).

Keturunan yang berkualitas, yang memuliakan Tuhan dan yang memiliki kemauan dan kemampuan membangun kehidupan. Jika kita mempertanyakan generasi muda sekarang, kita juga harus mempertanyakan apakah generasi di atas mereka adalah generasi yang takut akan Tuhan, generasi yang berbahagia. Orang yang berbahagia mewariskan hal yang sama.Sebaliknya generasi yang penuh kekacaubalauan dan permusuhan akan sangat memengaruhi generasi selanjutnya.Selain itu, pemberian Tuhan kepada orang yang takut akan Tuhan adalah harta dan kekayaan ada di dalam rumahnya (kita perhatikan, tidak dikatakan "memiliki harta dan kekayaan" tetapi "harta dan kekayaan ada di dalam rumahnya". Harta dan kekayaan tidak hanya dan tidak terutama yang sifatnya materi. Harta dan kekayaan utama adalah Tuhan sendiri. Orang yang berbahagia adalah orang yang di rumahnya Tuhan sepenuhnya bertakhta.

Orang yang memiliki harta dan kekayaan tetapi tidak memiliki Allah, tidak akan pernah berbahagia. Semuanya sia-sia. Tetapi orang yang memiliki Tuhan dan Tuhan bertakhta dalam rumahnya dan hatinya, segala sesuatu yang baik dan yang dibutuhkan akan tersedia dan membuat berbahagia.

Ketiga, memberi yang terbaik bagi orang lain. Rasa senang dan kegembiraan yang sangat manusiawi adalah mendapat atau menerima sesuatu yang kita sukai untuk diri kita sendiri. Orang yang takut akan Tuhan berbahagia bukan saja karena menerima sesuatu tetapi karena diberi kesempatan oleh Tuhan "memberi" yang terbaik bagi sesama dan alam ciptaanNya. Di sini disebutkan tentang kepedulian kepada orang-orang miskin (ayat 5 dan 9). Orang yang suka memanfaatkan orang lain, apalagi menindas orang-orang miskin, untuk kepentingan dirinya sendiri bukanlah ciri orang yang takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang memberi hidupnya menjadi alat di tangan Tuhan menolong orang-lain. Kehadirannya akan selalu seirama dengan Tuhan yang membebaskan, hadir untuk melepaskan sesama dari yang beban yang menekan kehidupan. Ada begitu banyak orang yang mengeluh karena merasa ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya menjadi sangat bersukacita ketika keluar menemukan orang-orang yang jauh lebih menderita untuk ditolong, agar mereka mendapat kelepasan dan sukacita yang dari Tuhan. (c)

Sumber
: Harian SIB Edisi Cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru