Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus! Dalam hitungan dua hari lagi kita segera melangkah ke tahun dua ribu sembilan belas. Hari ini kita berdiri di penghujung tahun dua ribu delapan belas dan akan memasuki awal tahun baru. Sebelum kita melangkah ke tahun depan sebaiknya kita merenung dan mengenang tentang hari-hari yang kita lewati. Di depan kita terhempang hal-hal yang terlihat baru, sementara pada masa lalu kita lewati hal yang lama, usang, menjadi kenangan. Ada yang indah, ada yang kurang indah, ada yang buruk.
Demikian halnya dengan pengalaman rohani pemazmur yang menuliskannya dalam bentuk madah sebagaimana tertulis dalam nats renungan kita hari ini yang tertulis dalam kitab Mazmur 149:1-9, sebagai lanjutan dari kisah kehidupan umat Israel dahulu kala, sebelum dan sesudah mereka melewati masa masa pembuangan. Pemazmur memokuskan diri pada umatNya agar mereka memahami penyertaan dan keselamatan (148:14). Umat dipanggil untuk memuji Tuhan dengan penuh sukacita, dengan sorak sorai dan tari-tarian serta diiringi musik rebana dan kecapi.
Alasan utama memuji Tuhan adalah karena kemenangan yang diberikan kepada umat-Nya atas musuh-musuh mereka. Tujuannya adalah agar mereka mengakui bahwa Tuhanlah sumber kemenangan mereka, bukan kehebatan atau kekuatan mereka. Dengan kemenangan tersebut mereka bisa hidup tenang dan nyaman, damai serta bernyanyi dan bersorak sorai.
Kemenangan atas pesaing mereka merupakan bukti pembalasan Allah terhadap bangsa-bangsa yang dahulu telah menindas dan menganiaya mereka. Pembalasan ini tidak bersifat pribadi, melainkan dalam rangka menegakkan keadilan Allah. Allah membalas setimpal kejahatan penindas umatNya (ayat 7). Ia membalas untuk membelenggu kuasa kejahatan (ayat 8). Tetapi Ia membalas juga untuk melaksanakan otoritas firman Tuhan sebagai pengasih (ayat 9).
Berdasarkan Mazmur 149:1-9, dapat dibangun dan ditegaskan keyakinan iman tentang hal-hal yang Tuhan kerjakan ketika Ia berkenan terhadap umat-Nya. Pertama, Tuhan menyelamatkan umat-Nya. Dalam pimpinan Roh Kudus, tentang Tuhan yang menyelamatkan umat-Nya, pemazmur menulis demikian: "Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan" (Mazmur 149:4).
Ketika Tuhan berkenan kepada umat-Nya, maka yang terjadi atas hidup kita ialah bahwa ada keselamatan dari Tuhan bagi kita. Keselamatan dari Tuhan bagi umat-Nya itu adalah keselamatan yang sempurna dan total. Baik jasmani, ekonomi dan keselamatan secara rohani, keselamatan itu komprehensif, tidak sempit, tetapi luas dan lengkap. Itulah yang kita akan alami ketika Tuhan berkenan kepada kita. Sekali lagi, keselamatan itu bukan hasil usaha kita melainkan pemberian anugerah Allah semata.
Kedua, Tuhan mengaruniakan sukacita bagi umat-Nya.Dalam pimpinan Roh Kudus, tentang Tuhan yang mengaruniakan sukacita bagi umat-Nya pemazmur menulis demikian: "Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka" (Mazmur 149:5-6a).
Ketika Tuhan berkenan kepada umat-Nya, maka yang terjadi atas kita umatNya ialah bahwa ada sukacita yang dilimpahkan oleh Tuhan dalam hidup kita. Kita bisa memuji, menyembah dan bersorak-sorai, bukan karena kita bisa dan mampu, tetapi Tuhanlah yang berkarya di dalam kita sehingga kita bisa bersukacita. Sukacita yang kita miliki tidak ditentukan oleh situasi dan kondisi di dalam dan di luar diri kita. Tetapi sukacita itu lahir dari suatu persekutuan harmonis dengan Tuhan.
Jadi, ketika Tuhan berkenan kepada umat-Nya, maka pasti Tuhan mengaruniakan keselamatan bagi umat-Nya. Tuhan pasti mengaruniakan sukacita bagi umat-Nya. Itulah sebabnya, kita harus senantiasa bersyukur atas perkenaan Tuhan di dalam hidup kita. Biarlah kita terus berusaha untuk hidup menyenangkan hati Tuhan dalam segala hal di kehidupan kita.
Mazmur ini dapat kita maknai dan dipakai dalam memuji Allah karena Dia sudah memberikan kemenangan kepada kita atas kuasa dosa dan maut. Pelaku dosa akan menerima pembalasan setimpal. Kini, kita sebagai orang percaya secara pribadi dan secara persekutuan (gereja) diundang menyanyikan sorak sorai dengan lagu baru, hati dan pikiran yang baru, perilaku yang baru, dan tingkah laku yang baru. Mengapa? Karena Allah sudah mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus sebagaimana untuk berkenan kepada kita, menyelamatkan kita. Hal itu sudah kita rayakan pada musim dan perayaan Natal beberapa hari lalu.
Suatu pagi, saya berjalan-jalan di taman sambil mendengarkan kaset paduan suara Brooklyn Tabernacle. Saya menjepitkan walkman ke ikat pinggang saya dan menempelkan headphone pada kedua telinga saya. Saya terhanyut mendengarkan suaranya, seakan berada di dunia lain. Musiknya begitu penuh sukacita! Tanpa memerdulikan keadaan sekitar, saya mulai menyanyi dan menari.
Kemudian saya berpikir tentang lagu baru yang ditaruh Allah di dalam hati kita, lagu yang kita dengar dari "dunia yang lain". Lagu itu memberi tahu kita bahwa Allah mengasihi dan akan selalu mengasihi kita, Dia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan, memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di surga. Dia akan membawa kita bersama-Nya dan selamanya.
Jika suatu saat ke depan saudara bersedih hati, ingatlah akan kebaikan Allah. Dengarkan musik dari surga dan nyanyikan lagu baru bersama para orang percaya dan jemaat. Pujian itu akan membuat kaki saudara mengayunkan derap langkah untuk mengajak orang-orang di sekitar menjadi hidup baru. Percayalah. Amin! (d)