Jumat, 20 September 2024

Temuan Mengejutkan: 3.600 Zat Kimia dari Kemasan Makanan Bisa Masuk ke Tubuh

Robert Banjarnahor - Jumat, 20 September 2024 10:42 WIB
54 view
Temuan Mengejutkan: 3.600 Zat Kimia dari Kemasan Makanan Bisa Masuk ke Tubuh
(foto: Freepik)
Waspadai kemasan makanan yang berbahaya terhadap kesehatan tubuh manusia.
Jakarta (harianSIB.com)

Satu hal mengejutkan yang berdampak terhadap kesehatan manusia ditemukan. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa lebih dari 3.600 bahan kimia dari kemasan makanan ditemukan dalam tubuh manusia.

Menurut laporan dari Science Alert, sekitar 100 bahan kimia tersebut dianggap sangat berbahaya bagi kesehatan. Sementara itu, efek samping dari banyak zat lainnya masih belum diketahui dengan pasti.

Hasil studi ini dipaparkan oleh penulis utama Birgit Geueke dari Food Packaging Forum Foundation, sebuah LSM yang berpusat di Zurich, dikutip dari CNBC Indonesia.

Baca Juga:

Di antara bahan kimia yang sangat mengkhawatirkan adalah banyak PFAS, yang juga dikenal sebagai bahan kimia yang tidak berbahaya. Zat tersebut telah terdeteksi di banyak bagian tubuh manusia dalam beberapa tahun terakhir dan dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.

Sementara itu, bahan kimia lain yang terdeteksi adalah bisphenol A, pengganggu hormon yang digunakan untuk membuat plastik. Bahan kimia itu juga telah dilarang dari botol susu bayi di banyak negara. Bahan kimia pengganggu hormon lainnya adalah ftalat, yang telah dikaitkan dengan infertilitas atau kesuburan.

Baca Juga:

* Kurangi kontak dengan kemasan

Dalam hal toksikologi, ada pepatah lama yang mengatakan bahwa dosis menentukan racun.

Geueke menyarankan agar masyarakat mengurangi kontak dengan makanan dalam kemasan dan menghindari memanaskan makanan dalam kemasan aslinya.

Meski demikian, masih sedikit yang diketahui tentang dampak kesehatan dari bahan kimia yang tertelan ke dalam tubuh manusia. Geueke pun menyerukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana bahan kimia yang digunakan dalam kemasan akhirnya dapat tertelan bersama makanan.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
komentar
beritaTerbaru