Minggu, 22 Desember 2024

Geothermal Indonesia Capai 40% Potensi Dunia, Jokowi Siap Gebrak

Victor R Ambarita - Kamis, 19 September 2024 06:40 WIB
174 view
Geothermal Indonesia Capai 40% Potensi Dunia, Jokowi Siap Gebrak
Foto: Dok/BPMI Setpres/Vico
SAMBUTAN: Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutannya pada peresmian pembukaan 10th IIGCE tahun 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Jakarta (harianSIB.com)

Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi bagian penting dalam langkah dunia membangun ekonomi hijau dan melakukan transisi ke energi hijau. Salah satu sumber energi hijau yang memiliki potensi besar di Indonesia adalah geothermal.

"Indonesia sebagai pemilik potensi besar geotermal yang diperkirakan mencapai 40 persen dari potensi dunia, sekali lagi memiliki banyak peluang untuk dikembangkan karena saat ini baru 11 persen yang termanfaatkan dari potensi yang ada," kata Presiden, dalam keterangannya, pada peresmian pembukaan 10th Indonesia geothermal-convention-and-exhibition/" target="_blank">International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (18/9/2024).

Baca Juga:

Namun, Presiden menyadari hampir seluruh negara berkembang dihadapkan pada sejumlah masalah dalam melakukan transisi energi hijau.

Mulai dari keterjangkauan harga, keadilan akses bagi masyarakat, pemanfaatan teknologi yang tidak terbuka, hingga permasalahan perubahan iklim.

Baca Juga:

Oleh karena itu, Presiden berharap forum IIGCE dapat menghasilkan terobosan besar yang menjadi titik tengah untuk berbagi risiko dan beban dalam menghadapi permasalahan tersebut.

"Saya berharap forum ini bisa menghasilkan terobosan-terobosan besar yang bisa menjadi titik tengah untuk berbagi risiko, untuk berbagi beban dan tentu juga untuk berbagi keuntungan dengan proporsi yang seimbang, memungkinkan untuk segera diambil keputusan, yang memungkinkan untuk segera dilakukan pengerjaan," tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyoroti peluang besar pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia.

Meski potensi energi hijau di Indonesia telah dikerjakan, tetapi menurut Presiden pengerjaan tersebut tidak berjalan secara cepat.

"Ternyata untuk memulai konstruksi dari awal sampai konstruksi urusan perizinan bisa 5-6 tahun. Ini yang mestinya paling cepat harus dibenahi terlebih dahulu agar dari 24 ribu megawatt yang baru dikerjakan hanya 11 persen itu bisa segera dikerjakan oleh para investor sehingga kita memiliki tambahan listrik hijau yang lebih banyak," lanjutnya.

Menurut Presiden, saat ini Indonesia memiliki lima pembangkit listrik panas bumi yang dimiliki oleh pemerintah hingga swasta.

Dengan adanya pembangkit listrik panas bumi tersebut, Presiden berharap langkah besar dalam transisi hijau dapat dilakukan secara bersama-sama.

"Tadi sudah tambah 5 saya kira sangat baik sehingga kita harapkan langkah besar transisi hijau dapat betul-betul kita lakukan bersama-sama untuk mewujudkan kesejahteraan yang inklusif, mewujudkan akses energi yang berkeadilan dan kehidupan dunia yang lebih baik," tandasnya.

Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut yakni Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia Julfi Hadi.(*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru