Jumat, 20 September 2024

Perjalanan Karir Bahlil Lahadalia, dari Sopir Angkot Hingga Jadi Menteri ESDM

Wilfred Manullang - Senin, 19 Agustus 2024 15:41 WIB
396 view
Perjalanan Karir Bahlil Lahadalia, dari Sopir Angkot Hingga Jadi Menteri ESDM
Foto: Dwi-Detikcom
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
Jakarta (harianSIB.com)
Presiden Joko Widodo resmi melantik Bahlil Lahadalia menjadi Menteri ESDM menggantikan Arifin Tasrif, Senin (19/8/2024).

Bahlil sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM. Selama di Kementerian Investasi/BKPM, Bahlil membantu mengerek investasi serta menyelesaikan target-target dari Jokowi.

Tahun pertama Bahlil menjabat, angka realisasi investasi tembus Rp 809 triliun arau 102% dari target investasi di tahun 2019 yang Rp 792 triliun. Pada 2020, realisasi investasi adalah Rp 826,3 triliun atau 101,1% dari target sebesar Rp 817 triliun.

Baca Juga:

Lalu pada 2021 Indonesia berhasil mendapat investasi Rp 901,02 triliun atau 104,95% dari target sebesar Rp 858,5 triliun. Kemudian realisasi investasi di 2022 mencapai Rp 1.207,2 triliun, sementara realisasi investasi 2023 tembus Rp 1.418 triliun dari target Rp 1.400 triliun.

Selain target, Bahlil sempat mengklaim berhasil menyelesaikan investasi mangkrak Rp 558,7 triliun dari total Rp 708 triliun. Salah satunya yang berhasil dieksekusi adalah proyek PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten senilai Rp 59,4 triliun.

Baca Juga:

Sebelum menjadi birokrat di pemerintah Presiden Jokowi, Bahlil lama berkecimpung sebagai pengusaha. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2015-2019.

Dikutip dari detikfinance, pria kelahiran Banda, Maluku, 7 Agustus 1976 itu merintis karir dan bisnis dari nol. Dia terlahir dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan. Ayahnya seorang kuli bangunan dan sang ibu bekerja sebagai tukang cuci. Namun hal tersebut tak membuatnya menyerah.

Sejumlah profesi pernah dilakoni pria asal Fakfak, Papua ini. Mulai dari tukang kue semasa kecil, seorang kondektur, hingga menjadi sopir angkot pun dia jalani. Dengan kerja keras itulah dia menjadi orang besar yang tadinya bukan siapa-siapa.

Bahkan, sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), Bahlil sudah berjuang. Dia berjualan kue untuk memenuhi kebutuhannya, mulai dari membeli buku, sepatu, hingga kelereng untuk bermain dengan kawannya.

Bukan cuma jualan kue, ketika beranjak remaja segala macam pekerjaan kasar dilakukan Bahlil. Mulai dari kondektur angkot, jualan ikan, jadi kuli bangunan, sampai akhirnya jadi sopir angkot. Bahkan dia mengaku sering menghabiskan masa remajanya hidup di terminal.

Dengan segala kekurangannya, justru Bahlil nekat mau mengubah nasib. Dengan modal pas-pasan dirinya terbang ke Jayapura, niatnya untuk kuliah. Cabut ke Jayapura, dia cuma membawa ijazah SMA, tiga setel baju, SIM dan kantong kresek. Bahkan, orang tuanya pun tidak tahu kalau dia ke Jayapura hanya untuk kuliah.

Sampai di Jayapura Bahlil sempat luntang-lantung karena tidak ada kampus yang mau menerimanya. Namun suatu hari dia dikuatkan oleh ketua asrama yang ditinggalinya. Bahlil bercerita dia dimotivasi untuk tetap kuliah, hingga akhirnya dia mendaftarkan diri ke kampus swasta.


Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
komentar
beritaTerbaru