Investasi Asing di IKN: Lima Perusahaan Siap Garap Sektor Properti

Penajam Paser Utara (harianSIB.com)
Sekitar lima perusahaan asing akan berinvestasi pada sektor properti di IKN. Demikian informasi dari Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).

"lima investor asing ini menjadi bagian dari 60 investor yang telah diundang pertemuan oleh Plt Kepala OIKN Basuki Hadimuljono pada Kamis (8/8/2024) ," ungkap Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono, Jumat (9/8/2024), dilansir dari Kompas.com.

Agung menyebut, ada sekitar empat atau lima perusahaan asing dan masih menunggu tanggal mainnya. Negara-negaranya yakni, Jepang, Tiongkok, Korea, Rusia dan Australia.

Baca Juga:

• Icom: Radio yang Digunakan dalam Ledakan di Lebanon Sudah Tidak Dibuat Sejak 2014
• Perusahaan Jepang Sudah 10 Tahun Tak Produksi Walkie-Talkie Meledak di Lebanon

"Investor asing tersebut akan membangun mixed use development, hunian berkonsep smart home, hingga sekolah ," ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, jelas Agung, sebagian investor sudah menandatangani letter of confirmation setelah OIKN menawarkan lokasi lahan di IKN.

Baca Juga:

• Bobby Nasution Lepas 12 Peserta Program Pertukaran Pelajar ke Gwangju
• Kesiapan IKN Dipertanyakan, Jokowi Ingatkan Pentingnya Perencanaan Matang

"Sebagian itu sudah langsung sign, sudah confirm ya mau, karena kita tawarin lahannya di sini terus confirmed. Nah tapi nanti tunggu tanggal mainnya, habis konfirmasi kan ada tahapan-tahapannya, sampai nanti groundbreaking atau sampai perjanjian kerja sama (PKS) ya, tapi ada dari negara-negara (asing) tersebut," terangnya.

Setelah penandatanganan letter of confirmation, OIKN baru menawarkan harga kepada investor. Namun dia masih enggan menyebut nilainya.

Intinya, kata Agung, nilai tanah mengikuti Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), dan setiap lokasi memiliki taksiran harga yang berbeda-beda.

"Beda-beda tergantung lokasinya. Pak Presiden kan pernah menyampaikan nggak pernah di atas Rp 1 juta (per meter persegi) di IKN, tapi kan di properti Senin harga naik, kalau kita Oktober harga naik," tutup Agung.(*)