Jumat, 14 Maret 2025

Perkampungan Si Raja Batak, Jejak Peradaban Bangso Batak

* Oleh : Ater Marpaung (Wartawan Harian SIB)
- Selasa, 15 Desember 2015 19:27 WIB
4.392 view
Perkampungan Si Raja Batak, Jejak Peradaban Bangso Batak
Suku Batak yang menjadi bagian dari suku-suku di Indonesia, terbilang unik dan memiliki karakter pantang menyerah, penyebaran orang Batak ada di seluruh pelosok Indonesia bahkan dunia.

Menurut kepercayaan masyarakat Batak, pada abad XII, Pusuk Buhit dianggap sebagai tempat asal muasal seluruh Suku Batak. Dalam perkembangannya, nenek moyang Suku Batak menyebar ke delapan penjuru mata angin, yakni; Purba, Anggoni, Dangsina, Nariti, Pastia, Mangadia, Utara, Irisanna atau dari Timur hingga Timur Laut .

Untuk menyusuri jejak pertama asal muasal suku Batak ini kita harus memulainya terlebih dahulu ke Pusuk Buhit, sebuah bukit tinggi menjulang di daerah Samosir pinggiran Danau Toba.

Bagi yang berjiwa petualangan, kawasan Pusuk Buhit memiliki kontur lahan yang sangat mengasyikkan. Pemandangan indah dan dinginnya udara dari kawasan perbukitan dapat kita rasakan saat melalui jalan berliku-liku yang memutari bukit. Dan pemandangan Danau Toba bisa kita nikmati dari jarak berjauhan. Dari sudut ini kita akan menemukan sisi lain danau kaldera itu. Danau Toba seperti lautan dengan gugusan pulau-pulau kecil. Pendar kuning matahari seperti menyelinap ke dalam pinus-pinus di tepian danau. Kadang-kadang berubah dari kuning muda hingga biru cerah

Silsilah Si Raja Batak

Menurut legenda Batak, Manusia bermula setelah perkawinan antara Si Boru Deak Parujar (salah satu dari 6 anak perempuan Bataraguru) dengan Raja Odapodap, mereka dijodohkan oleh Debata Mulajadi Nabolon sewaktu masih berdiam di Banua Ginjang (Surga). Karena itulah ada "Umpama Batak" yang mengatakan : "Timus gabe ombun, ombun jumadi udan, mula ni tano dohot jolma ima sian si Boru Deak Parujar" (Asap jadi Awan, Awan menjadi Hujan, Awal dari Tanah dan Manusia adalah dari Si Boru Deak Parujar).

Setelah perkawinan Si Boru Deak Parujar dengan Raja Odap-Odap, lahirlah anaknya kembar dampit (marporhas). Laki-laki dinamai Raja Ihat Manisia dan yang perempuan dinamai Boru Itam Manisia. Mereka tinggal di Sianjur Mula-Mula. Pada saat penghuni langit (Banua Ginjang) datang mengunjungi mereka, Si Boru Deak Parujar dan Raja Odapodap ikut naik ke langit (Banua Ginjang), tetapi Debata Asiasi dan si Boru Naraja Inggotpaung tinggal bersama Raja Ihat Manisia dan si Boru Itam Manisia di Sianjur Mula-Mula. Setelah besar, Raja Ihat Manisia kawin, tetapi tidak jelas siapa dan darimana istrinya, apakah kembarannya atau anaknya si Boru Naraja Inggotpaung, yang jelas mereka mempunyai anak 3 orang yaitu: Raja Miok-miok, Patundal Nabegu dan Aji Lampas-lampas.

Karena perebutan harta dan selisih paham, ketiga bersaudara itu bertengkar, akhirnya Si Patundal Nabegu dan Aji Lampas-Lampas meninggalkan Sianjur Mula-Mula, tidak diketahui kemana perginya.

Inilah permulaan Sejarah Batak yang merupakan keturunan dari Raja Ihat Manisia. Kalau Raja Ihat Manisia sebagai manusia pertama dalam sejarah dan legenda Batak, lantas bagaimana hubungannya dengan si Raja Batak ?

Menurut legenda (mungkin juga sejarah) antara Raja Ihat Manisia dengan Si Raja Batak terdapat 5 generasi. Jelasnya anak Raja Ihat Manisia ada 3 orang, yaitu Raja Miokmiok, Patundal Nabegu dan Aji Lampaslampas (sebagian mengatakan Aji Lapaslapas). Setelah perpisahan, ketiga bersaudara itu kawin (tidak diketahui dengan siapa) dan mempunyai anak Engbanua. Anak Engbanua ada 3 orang yaitu: Raja Ujung, Eng Domia (Raja Bonang-bonang) dan Raja Jau. Konon, Raja Ujung adalah leluhur orang Aceh, Raja Jau adalah leluhur orang Nias, sedangkan Eng Domia adalah leluhur orang Batak. Raja Bonangbonang mempunyai seorang anak yang dinamai Raja Tantan Debata. Dari perkawinan Raja Tantan Debata lahirlah si Raja Batak.

Si Raja Batak kawin dengan putri dari Siam, sebagian mengatakan kawin dengan manusia jadi-jadian, tetapi kalau kita berpijak pada sejarah ada benarnya bahwa istri si Raja Batak berasal dari Siam (Benua Asia Kecil). Anak si Raja Batak ada 2 orang, yaitu Guru Tatea Bulan dan Raja Isumbaon. Guru Tatea Bulan sering juga disebut dengan Si Mangarata, alias Toga Datu. Dari keturunan merekalah asal muasal semua marga-marga Batak muncul dan menyebar ke seluruh penjuru.
Mulai dari garis Si Raja Batak, asal-usul manusia Batak bukan dianggap legenda lagi tapi menjadi tarombo atau permulaan silsilah. Pada generasi sekarang telah dikenal aksara atau lazim disebut Pustaha Laklak. Sebelum meninggal, Si Raja Batak sempat mewariskan "Piagam Wasiat" kepada kedua anaknya Guru Tatea Bulan dan Raja Isumbaon. Guru Tatea Bulan mendapat "Surat Agung" yang berisi ilmu pedukunan atau kesaktian, pencak silat dan keperwiraan. Raja Isumbaon mendapat "Tumbaga Holing" yang berisi kerajaan (Tatap- Raja), hukum atau peradilan, persawahan, dagang dan seni mencipta.

Perkampungan Si Raja Batak

Berada di kawasan Pusuk Buhit ini, seakan berada di sebuah tempat dan jaman yang berbeda. Si Raja Batak yang konon menghasilkan keturunan yang menjadi cikal bakal ratusan marga suku Batak di muka bumi dan melahirkan konsep Dalihan Na Tolu, kemudian membangun kampung di Sigulatti, di punggung Gunung Pusuk Buhit. Di kawasan tersebut terdapat rumah Si Raja Batak dan perkampungan Batak yang bangunan rumahnya masih asli. Terbuat dari kayu dan tidak menggunakan paku.

Tak lama kemudian Si Raja Batak membuka perkampungan baru, tepatnya di kaki Gunung Pusuk Buhit.  Perkampungan tersebut dinamai dengan nama Sianjur Mula Mula - Sianjur Mula Tompa yang masih dapat dikunjungi sampai saat ini sebagai model perkampungan pertama suku Batak. Letak perkampungan itu berada di garis lingkar Pusuk Buhit di antara lembah Sagala dan Limbong Mulana. Ada dua arah jalan darat menuju Pusuk Buhit. Satu dari arah Tomok (bagian Timur) dan satu lagi dari dataran tinggi Tele.

Bersama sang istri, di Sianjur Mulamula kemudian si Raja Batak memulai peradaban pertama kali. Perkampungan inilah yang kemudian hingga kini disebut sebagai pangkal kehidupan suku Batak. Di desa ini ada beberapa peninggalan jejak Si Raja Batak seperti duplikat rumah Batak, gua persemedian Si Raja Batak, Aek Bitatar (Air Suci Suku Batak), dan patung Si Raja Batak beserta istri.

Suku Batak sangat menghormati leluhurnya sehingga hampir semua leluhur marga-marga Batak diberi gelar Raja sebagai gelar penghormatan, juga makam-makam para leluhur orang Batak dibangun sedemikian rupa oleh keturunannya dan dibuatkan tugu yang bisa menghabiskan biaya milyaran rupiah. Selain penghormatan terhadap leluhur, tugu dimaksud juga untuk mengingatkan generasi muda akan silsilah mereka.

Salah seorang pengunjung di Sigulatti, Mayanti Siregar (42) saat dimintai pendapat mengatakan bahwa Sigulatti  merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Samosir yang memiliki nilai sejarah. Di lokasi ini layak dijadikan sebagai salah satu lokasi camping sekaligus menikmati panorama alam yang cukup indah karena berada di punggung Pusuk Buhit. "Hanya saja Pemda harus memperhatikan keasrian dan keindahan daerah ini, sekaligus penataan dan kebersihan harus tetap dijaga." Imbuhnya.

Upaya Pelestarian oleh Pemkab Samosir

Lokasi Geopark (taman bumi) Danau Toba yang akan dikelola menjadi obyek wisata andalan di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, dipusatkan di Desa Sigulatti, Perkampungan pertama si Raja Batak, Kecamatan Sianjur Mulamula.

Lokasi taman bumi yang akan dijadikan sebagai ikon pariwisata Samosir itu telah diteliti oleh sejumlah ahli geologi, dan akan menjadi unggulan daerah tujuan wisata minat khusus yakni perpaduan potensi alam dan kekayaan budaya.

Menurut Pemkab Samosir, terdapat 42 geosite untuk Geopark Toba yang dibagi dalam empat geo area, yakni Kaldera Haranggaol, Porsea, Kaldera Sibandang dan Geo Area Pulau Samosir dan gabungan dari Geo Area itu disebut sebagai Geopark.

Lokasi Geopark tersebut akan dikelola menjadi obyek wisata dengan tiga aspek pengelolaan meliputi konservasi, edukasi (pendidikan, riset ilmu geologi, biologi dan budaya secara luas) serta aspek pengembangan nilai ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata yang berkelanjutan

Ir Mangindar Simbolon MM selaku tokoh masyarakat yang juga mantan Bupati Samosir selama dua periode mengatakan bahwa kawasan Sigulatti yang terdapat di Kecamatan Sianjur Mulamula merupakan perkampungan yang dipercaya tempat turunnya si Raja Batak dan dari tempat tersebutlah asal muasal orang Batak di seluruh dunia. Salah satu yang digali dan dikembangkan Samosir adalah wisata minat khusus berbasis ilmu pengetahuan yaitu Geopark. Disamping menikmati keindahan alam, Sigulatti juga memiliki peninggalan budaya yang masih sakral ***

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru