Rabu, 02 April 2025

Minim, Anggaran Penanggulangan Kasus TB di APBD Medan Selama Setahun Hanya Rp100 Juta

Redaksi - Rabu, 28 April 2021 22:05 WIB
715 view
Minim, Anggaran Penanggulangan Kasus TB di APBD  Medan Selama Setahun Hanya Rp100 Juta
(Foto harianSIB.com/Leo Bukit)
FOTO BERSAMA: Dr RE Nainggolan bersama Dinkes Medan, YKI dan mitra kerja lainnya foto bersama di pertemuan monitoring evaluasi RAD penanggulangan TBC dan rapat rencana kerja forum multi sektor penangggulangan TBC Kota Medan, di Aryadut
Medan (harianSIB.com) -Kepala Dinas Kesehatan Medan melalui Kasie Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Medan Edy Yusuf mengatakan anggaran penanggulangan kasus TB dari APBD Medan tahun 2021 sangat minim, yakni hanya Rp100 juta selama setahun.

"Tahun sebelumnya, Dinkes Medan mendapatkan bantuan dari dana alokasi khusus (DAK) untuk membeli obat TB," kata Edy Yusuf kepada harianSIB.com usai mengikuti pertemuan monitoring evaluasi Rencana Aksi Daerah (RAD) penanggulangan TBC dan rapat rencana kerja forum multi sektor penangggulangan TBC Kota Medan, di Aryaduta Medan, Rabu (28/4/2021).

Menurut Edy, harapan mereka bekerjasama dengan mitra kerja seperti Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain dan pihak swasta, agar bersama-sama saling membahu melakukan penanggulangan TB di Medan, sehingga eliminasi TB 2030 bisa tercapai.

Ia mengatakan penanggulangan TB di Medan sudah pasti melakukan penemuan kasus, selanjutnya skrining di Puskesmas, klinik, rumah sakit pemerintah maupun swasta, setelah itu dilakukan pengobatan. Untuk pengobatan TB sensitif jangka waktunya 6 bulan secara rutin dengan minum obat, sedangkan kasus TB resistan obat selama 9 bulan hingga 2 tahun.

"Setelah dilakukan pengobatan, kita melakukan pencatatan dan pelaporan. Kita sudah mempunyai aplikasi online yang namanya Sistem Informasi TB Terpadu (SITT). Sekarang sudah terjadi peralihan yang juga projectnya dari Kementerian Kesehatan yang namanya Sistem Informasi TB (SITB), dan itu online meningkatkan dari aplikasi sebelumnya. Dengan terlapornya ke online, kementerian langsung bisa melihat beberapa penemuan kasus TB, berapa pengobatan, berapa yang gagal dan berapa yang sukses dapat kita lihat, banyak item yang diinput ke dalam aplikasi itu," bebernya.

Ia mengaku dari pertemuan multi sektor ini, ada beberapa mitra kerja menyebutkan kegiatan di lapangan masih kurang karena situasi pandemi, sehingga penemuan itu masih sekitar 30%.

"Kita bersama mitra kerja juga gak tinggal diam dan tetap melakukan pertemuan dengan menggunakan daring untuk koordinasi serta pembinaan. Dengan adanya WhatsApp ini juga, para pengelola program kita tetap melakukan pembinaan ke mitra kerja, sehingga program kerja tetap jalan walaupun tidak seperti yang diharapkan, tapi kita tidak berhenti," katanya.

Tampak hadir pada pertemuan itu, Koordinator Bidang Pemerintahan YKI Pusat dr Wera Damianus MM, Technical Officer YKI Sumut dr Eva Oktavia K Simatupang, Plt Kepala Dinas Kesehatan Medan dr Syamsul Nasution, SpOG, Kabid P2P Dinkes Medan dr Muthia Nimphar MARS, perwakilan Dinkes Sumut, Bappeda Medan, Dinsos Medan, Dinas Pendidikan Medan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Masyarakat Medan.

Kemudian, Tokoh Masyarakat Sumut Dr RE Nainggolan MM, perwakilan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Medan, instalasi Farmasi Medan, Pesat Medan, Perdhaki Medan, Konsorsium Penabulu STPI-YMMA, TP PKK Medan, Bank Sumut, Kadin, Lions Club, Harley Davidson Club Indonesia, BPJS Kesehatan Medan, FK USU, KOPI TB Medan, tim ahli klinis TBC resisten obat RSUP H Adam Malik. (*)

Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru