Kamis, 13 Februari 2025

Aturan Penulisan Bahasa Batak Toba

* Penulisan Kata GOKHON dalam Undangan adalah Salah * Oleh Gr Surung Sihombing
- Sabtu, 19 Maret 2016 17:25 WIB
4.939 view
Pendahuluan Banyak orang Batak yang pintar berbahasa Batak Toba, tetapi tidak tahu bagaimana menuliskan kalimat-kalimat yang diucapkannya. Hal ini bukan hanya dialami oleh orang- orang yang masih muda, melainkan juga orang-orang yang sudah tua.

 Penulis banyak melihat tulisan-tulisan bahasa Batak Toba yang ditulis oleh orang yang sudah tua bahkan orang yang berpendidikan/ intelektual, namun penulisan kata-kata dalam tulisan tersebut banyak terdapat kesalahan. Kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan bahasa Batak Toba adalah : kata-kata itu ditulis berdasarkan pengucapannya.

Padahal banyak kata dalam bahasa Batak Toba, yang berbeda pengucapannya dari apa yang tertulis. Demikian juga sebaliknya, penulisannya berbeda dari apa yang diucapkannya. Bahasa Batak Toba mirip dengan Bahasa Inggris. Kemiripannya adalah tentang penulisan dan pengucapannya/ pelafalannya. Sebagai contoh dalam Bahasa Inggris ditulis “book”, dibaca/diucapkan “buk”. Demikian juga dalam Bahasa Batak Toba, tertulis “tungkot”, dibaca/diucapkan : “tukkot”.

Pada contoh di atas dapat kita lihat bahwa “ng” dalam pengucapannya berubah menjadi “k”. Karena memang demikianlah aturan penulisan dan pengucapan dalam Bahasa Batak Toba : apabila dalam satu kata bertemu “ng” dengan “k”, maka “ng” otomatis berubah menjadi “k” dalam pengucapannya. Hal tersebut berlaku bagi semua kata, sesuai dengan aturan penulisan Bahasa Batak Toba. TETAP DIPERTAHANKAN Satu penulisan yang salah yang sampai sekarang tetap dipertahankan oleh orang Batak Toba adalah penulisan pada Kartu Undangan.

Semua Kartu Undangan Orang Batak Toba berjudul “GOKHON DOHOT JOU-JOU”. Judul Kartu Undangan tersebut terdiri dari atas dua kata yaitu : GOKHON dan JOU-JOU, yang mau kita bahas sekaligus akan kita perbaiki adalah kata yang pertama yaitu “GOKHON”. Yang menjadi pertanyaan sekarang. Apakah kata “GOKHON” sejalan atau berkaitan dengan “JOU-JOU”?.

Menurut hemat penulis, tidak ada kaitan antara kedua kata tersebut. Mari kita bahas arti kata kedua tersebut. GOK lawan katanya: longa (Bahasa Indonesia : penuh), sedangkan HON adalah akhiran kata. JOU-JOU adalah panggilan. Dengan demikian kalau kita gabung kedua kata tersebut berarti : “Penuh dan Panggilan”. Apakah ada hubungan/ kaitan kedua kata tersebut ? Tentu jawabnya tidak.

Kalau begitu, mengapa itu tertulis dari dahulu sampai sekarang? Jawabnya : itulah akibat salah penulisan sejak semula. Kata GOK itu sebenarnya adalah pengucapannya/ lafalnya. Dan itupun kalau digabung dengan HON seharusnya : GOKKON (= Pengucapan).

Jadi penulisan kata GOKHON itu seharusnya adalah : “GONGHON”, dengan pengucapannya “GOKKON”. Karena aturan penulisan Bahasa Batak Toba : apabila “ng” bertemu dengan “h” dalam satu kata, maka ng dan h itu diucapkan/ dilafalkan “kk”. Sebagai contoh : Tertulis : mangholom, pengucapannya/ lafalnya “makkolom”. Tetapi khusus akhiran “hon” walaupun dilekatkan dengan kata yang berakhir “ng”, penulisannya tetap “hon”, karena semua akhiran tidak boleh dirubah penulisannya.

Jadi penulisan yang benar pada Kartu Undangan tersebut adalah : GONGHON DOHOT JOU-JOU. Sekarang tentu timbul lagi pertanyaan. Apakah artinya “GONGHON” dan apa hubungannya dengan JOUJOU?. GONG adalah alat musik tradisional yang dibunyikan dengan cara pukul (ogung). Pada zaman dahulu, orang yang mau mengumumkan sesuatu selalu membawa GONG. Setiap kali mengucapkan kata-kata pengumuman, selalu disertai dengan memukul GONG tersebut. Contoh : “Tingting ale” atau “Boaboa ale”! (sambil memukul GONG). Di Samisara sipaha opat marpungu do hita laho manabari....dst”.

Dari penjelasan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa arti/makna dari GONG itu adalah : “Boaboa”. Kalau GONG berarti “Boaboa” barulah sejalan/berkaitan dengan JOU-JOU, yaitu BOABOA DOHOT JOU-JOU. Boaboa adalah bagian pendahuluan dari JOU-JOU. Boaboa masih sekedar pengumuman (belum panggilan). Misalnya walaupun kita sudah mengetahui rencana pesta seseorang, kalau tidak ada panggilan khusus kepada kita, tentu kita tidak akan menghadapi pesta tersebut.

Setelah ada JOU-JOU (panggilan) barulah kita akan menghadirinya. Itulah sebabnya pada setiap undangan ada BOABOA dohot JOU-JOU (Pengumuman dan Panggilan) atau GONGHON DOHOTJOU-JOU. Penutup dan Saran Marilah kita senantiasa berpedoman kepada yang benar. Dalam hal ini, jangan kita berpedoman kepada umpasa Batak yang mengatakan : “Eme na masak digagat ursa, ba ia i na masa i ma niula”. Bukan kebiasaan yang menjadi patokan kebenaran, melainkan kebenaran itulah yang perlu dibiasakan. (r)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru