Selasa, 22 Oktober 2024

Tanggung Jawab Orang Kristen Dalam Politik

(1 Timotius 2:1-7)
Redaksi - Minggu, 08 November 2020 10:57 WIB
11.421 view
Tanggung Jawab Orang Kristen Dalam Politik
Foto dok/Pdt Dr Pahala Jannen Simanjuntak
Pdt Dr Pahala Jannen Simanjuntak
Allah menciptakan manusia pertama dan menempatkannya di taman eden lalu Allah memberikan tanggung jawab penuh untuk menatanya sebagai 'rumah' kediaman mereka. Bahkan Allah 'marah' dan menegor ketika manusia itu tidak menggunakan tanggung jawab dengan baik. Demikian halnya orang Kristen memiliki tangggung jawab dan partisipasi di tengah-tengah sebuah negara. Sebab negara adalah pemberian Allah kepada setiap orang yang ada di dalamnya. Kita merasa aman karena negara itu rumah kediaman dan tempat kita berlindung. Serta kita dapat memberikan andil yang positif dan konstruktif. Negara diatur oleh sistim dan undang-undang dan warga negara harus taat dan memiliki hak dan kewajiban bersama. Maka kita harus merasa bertanggung jawab sebagai warga negara dalam hal politik.

Renungan Minggu ini merupakan sebahagian dari nasihat rasul Paulus kepada hambanya Timotius yang disebut sebagai anak yang dikasihinya di dalam Tuhan (1:2). Paulus mengajak Timotius untuk memiliki tanggung jawab spiritual dan moral sebagai hamba Kristus dan warga negara saat itu. Pertama, menaikkan permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur kepada Tuhan untuk semua orang yang tinggal bersama mereka. Untuk raja-raja dan untuk semua pembesar (ay.1). Agar para pemimpin menjalankan tugasnya dengan takut akan Allah. Lalu berdoa agar semua orang baik Kristen maupun non Kristen bersama-sama mendapatkan kasih karunia dari Allah Bapa serta ikut berpartisipasi di dalam negara. Kedua, hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan (ay. 2). Sebagai warga negara dan orang Kristen harus hidup saleh dan hormat kepada setiap orang. Hidup dengan rukun dan damai sekalipun berbeda kepercayaan. Orang Kristen harus dapat memberikan solusi terhadap persoalan, bukan menjadi bahagian dari masalah. Ketiga, sebagai orang Kristen mempergunakan pengetahuannya akan kebenaran (ay. 3-4).

Pengetahuan dan kebenaran yang dimaksud bukan dari dunia tetapi dari Allah. Sehingga pengetahuan dan kebenaran itu menjadi bahagian dari dari kesaksian bahwaYesus adalah Juruselamat (ay.5-6). Keempat, menjadi pemberita dan rasul serta sebagai pengajar dalam iman dan kebenaran (ay.7). Iman menurut Paulus berarti mempercayakan diri kepada Kristus (bnd. Rom 3:27-31; Gal 2:16; Flp 3:9). Di sisi lain iman juga merupakan keyakinan tentang cara hidup yang benar (bnd. 1:14;, 19, 4:6, dan 6:12). Ajakan seperti itu juga yang mestinya dimiliki dan dipertahankan oleh orang Kristen sebagai umat Allah di Indonesia. Bahwa kita sama-sama bertanggung jawab di bidang politik untuk membangun bangsa ini. Semangat kebangsaan dan membela negara. Kita adalah anak yang dikasihi Tuhan, oleh sebab itu kita punya tanggung jawab bagi negara.

Ajaran Dua Kerajaan Martin Luther
Pemahaman untuk merealisasikan tanggung jawab politik sebagai seorang Kristen sejak lama telah kita kenal. Martin Luther sebagai seorang tokoh reformasi mencetuskan sebuah Ajaran Dua Kerajaan (ADK). Menurutnya salah satu hakekat Ajaran Dua Kerajaan itu adalah bahwa orang Kristen memiliki dua kewarganegaraan (kewargaan ganda). Di satu sisi sebagai warga kerajaan sorga dan di sisi yang lain sebagai warga negara. Kedua kewargaan ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang Kristen.

Sebagai warga kerajaan sorga (baca: Allah) memiliki tanggungjawab spiritual kepada Tuhan dan manusia dan sebagai warga negara memiliki tanggungjawab moral dan politik terhadap negara. Itulah yang disebut dengan orang Kristen sejati. Sebab negara bukanlah milik sekelompok orang atau masyarakat mayoritas tertentu tetapi menjadi milik semua orang yang tinggal di dalamnya. Maka masing-masing memiliki tanggungjawab moral dan spiritual untuk bersama-sama dengan umat lain dalam membangun negara.

Dalam kitab Injil, Yesus mengajarkan juga untuk tunduk kepada pemerintah. Ketika orang Farisi datang kepada Yesus soal membayar pajak (Mat. 22:15-22), Yesus memberikan jawaban yang sangat jelas tidak melawan Pemerintah. Bahkan menurut Yesus pemerintah berasal dari Allah. Jawaban Yesus ini memberi pelajaran berharga kepada orang Kristen untuk ikut bertanggung jawab dalam hal politik. Itu pula yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma tentang kepatuhan kepada pemerintah dan berdoa untuk pemerintah (Rom 13:1-3).

Mewarisi Nilai-nilai Kepahlawanan
Selanjutnya dalam Minggu ini negara kita akan memperingati Hari Pahlawan pada 10 Nopember 2020. Mengingat dan menysukuri perjuangan para pahlawan kita dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Melalui hari pahwalan ini warga negara dan umat Kristen di Indonesia diajak untuk mewarisi nilai-nilai kepahlawanan yang telah diberikan oleh para pahlawan terdahulu kita. Baik pahlawan di bidang Pendidikan, Kesehatan, Pekabaran Injil dan semangat kepahlawanan di sektor lain. Terutama penanggulangan berbagai masalah yang terjadi di negara kita. Maka sebagai orang warga negara (Kristen) tentunya mendukung dan bekerjasama dengan baik dengan semua pihak.

Sehubungan dengan program dan agenda tersebut di atas maka sebagai orang Kristen harus ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab. Oleh sebab itu kita tetap membutuhkan nilai-nilai kepahlawanan dalam menghadapi permasalahan bangsa ini. Persoalan kita belum selesai bahkan silih berganti. Seperti pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi dampak pandemi ini. Covid 19 dan penemuan vaksin yang dilakukan oleh pemerintah melalui jajaran terkait membutuhkan dukungan setiap pihak. Agar vaksin ini segera disosialisasikan dan dapat dipergunakan kepada masyarakat perlu jiwa kepahlawanan yang tanpa pamrih/jasa. Sehingga Covid 19 dan dampak yang diakibatkannya dapat ditanggulangi secara cepat.

Kalau kita tidak memiliki nilai-nilai kepahlawanan maka tidak mungkin bangsa kita selamat dari krisis yang melanda negara kita. Kita ikut bertanggungjwab menyelamatkan bangsa kita dari krisis yang masih terjadi. Maka marilah kita selalu memiliki nilai-nilai kepahlawanan itu. Solidaritas yang tinggi dan semangat persaudaraan yang kokoh. Satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air, yaitu Indonesia.

"Jangan senang melihat orang susah, dan susah melihat orang senang. Mestinya kita susah melihat orang susah dan senang melihat orang senang." Dengan demikian kita sebagai warga negara benar-benar ikut memiliki tanggung jawab untuk kemajuan negara kita. Maka di samping berdoa untuk bangsa yang perlu juga kita miliki adalah tanggung jawab di bidang politik sebagai warga negara. Benar yang dikatakan oleh teolog Indonesia Andreas A. Yewangoe (2009:222-223), bahwa gereja (orang Kristen) tidak bisa lagi tabu politik.

"Gereja mempunyai tanggung jawab politik dalam arti turut serta aktif di dalam mengupayakan kehidupan berbangsa dan bernegara dan bermasyarakat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945." Dengan demikian orang Kristen harus ikut dalam politik. Meskipun kita berbeda agama dengan mereka tetapi hati dan jiwa kita tetap satu di dalam kasih dan anugerah Allah. Amin.

SHARE:
komentar
beritaTerbaru