Kamis, 17 Oktober 2024

Setelah Uji Terbang, Taksi Terbang IKN Masuki Tahap Transfer Teknologi

Robert Banjarnahor - Kamis, 17 Oktober 2024 13:56 WIB
82 view
Setelah Uji Terbang, Taksi Terbang IKN Masuki Tahap Transfer Teknologi
Foto: Kompas.com/Hilda B Alexander
Purwarupa taksi terbang IKN buatan Hyundai Motors Company dan Korean Aerospace Research Institute (KARI), diuji coba di Bandara APT Pranoto Samarinda, Senin (29/7/2024).
IKN (harianSIB.com)
Sky Taxi, sebuah kendaraan udara yang dikembangkan untuk mendukung mobilitas pintar di Ibu Kota Nusantara (IKN), baru saja menjalani uji terbang di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, pada 29 Juli 2024 lalu.

Uji coba ini merupakan bagian dari kolaborasi antara Otorita IKN, Hyundai Motors Company, dan Korea Aerospace Research Institute (KARI) serta PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Pada uji terbang tersebut, Sky Taxi terbang pada ketinggian 50 meter dan melayang dengan kecepatan 50 km/jam selama sekitar 10 menit.

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Mohammed Ali Berawi secara eksklusif kepada Kompas.com mengungkapkan, saat ini perkembangan taksi terbang ada pada tahapan proses kerjasama transfer teknologi.

Baca Juga:

"Selain itu juga akan dimulai kajian-kajian pendukung bagi keperluan komersialisasi terbang sky taxi, seperti regulasi pemanfaatan udara, kajian teknologi dan lain-lain," tutur Ale, Selasa (15/10/2024), dikutip dari Kompas.com.

Menurut Ale, saat ini juga HMC sedang merencanakan penerapan tiga tahap peta jalan mobilitas cerdas udara atau Urban Air Mobility-Advanced Air Mobility (UAM-AAM) dan mobilitas cerdas darat di Indonesia.

Baca Juga:

Adapun lini masa penerapannya sebagai berikut:

*Tahap I (2024-2025)
Pelaksanaan proof of concept (PoC) atau uji coba, dengan tujuan pelaksanaan investasi PoC, dan studi bersama untuk pengajuan kebijakan yang perlu dilengkapi.

*Tahap II (2026-2028)
Pelaksanaan jasa yang mencakup pembangunan pusat riset dan pengembangan atau Research and Development (R and D) terkait UAM-AAM, penelitian teknologi dan pembentukan model bisnis di Indonesia.

*Tahap III (2029)
Komersialisasi meliputi pengembangan industri terkait UAM-AAM, dan membangun serta memperluas ekosiste UAM-AAM

*Trem Otonom Terpadu (TOT)
Sementara terkait trem otonom terpadu (TOT), tim penilai uji coba TOT sudah melakukan beberapa kali penilaian dan evaluasi dengan menjalankan sejumlah skenario operasionalisasi.

Di antaranya mencakup kecepatan dengan batas tertentu, kapasitas, terutama operasi mekanisme tanpa awak, pergerakan, dan lain-lain.

Saat ini sedang disiapkan laporan evaluasi oleh tim penilai. "Saya targetkan dalam dua minggu ini akan kami umumkan hasil rekomendasi tim penilai PoC TOT dari OIKN ke publik," tegas Ale. (*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
komentar
beritaTerbaru