Jumat, 26 April 2024

Solusi Bagi Jembatan Kembar Sibaganding

- Senin, 14 Januari 2019 12:02 WIB
Gangguan lalu lintas dari dan ke Parapat, tepatnya di Jembatan Kembar, Sibaganding masih terus terjadi. Longsor dan banjir lumpur menutup jalan sehingga tak bisa dilalui. Terpaksa kendaraan dialihkan ke jalan alternatif, yang kondisinya masih belum siap.

Jika hujan, jalan alternatif berlumpur dan jika kemarau menjadi berdebu. Pengendara mesti ekstra hati-hati, sebab jika Titi Kembar tutup, maka mobil, bus, truk dan segala jenis kendaraan memadati jalur ini. Jika tak hati-hati, maka kendaraan bisa terpuruk atau masuk beram.

Respons pemerintah dan jajarannya selama bencana ini masih bersifat reaktif. Artinya, terjadi dulu longsor, baru menurunkan alat berat menanganinya. Lumpurnya disingkirkan, dan jalan kembali normal. Begitu terulang terus sejak tahun lalu hingga awal tahun ini.
Sebenarnya petugas di lapangan sudah menemukan sumber pemicu longsoran tersebut. Diduga ada perusakan hutan yang menyebabkan menurunnya daya dukung lingkungan. Saat hujan deras, hutan tak sanggup lagi menyerap air, dan akhirnya memicu banjir.

Untuk memulihkan kembali kondisi hutan tak mungkin dilakukan dalam waktu singkat. Perlu waktu bertahun-tahun untuk mengembalikan kondisi seperti awal. Namun, upaya konservasi harus dilakukan segera. Tanami kembali hutan yang telah gundul.

Langkah mendesak yang harus dilakukan adalah mencegah terjadinya longsor ke badan jalan atau jembatan. Ada "gugatan" netizen di media sosial tentang ini. Beragam usulan, misal apakah tidak memungkin membangun tembok atau bronjong untuk memperkuat tanah. Lalu ada juga menganjurkan aliran lumpur dialihkan ke tempat lain, sehingga tak mengganggu lalu lintas.

Instansi teknis mesti segera melakukan kajian dan mengeluarkan rekomendasi solusi. Sebab jika hanya luberan lumpur dari longsoran yang diurus, maka sesewaktu bisa terjadi lagi. Harus ada langkah taktis agar jalan tetap lancar ke Danau Toba.

Sebab buka tutup jalan ke Parapat pasti memengaruhi niat wisatawan ke Danau Toba. Target kunjungan turis bisa gagal. Itu sebabnya ini sudah darurat, sehingga tak perlu menunggu lama lagi untuk mencegah terulangnya banjir lumpur hingga menutup jembatan.

Selain itu aparat hukum diharapkan membuka penyelidikan kemungkinan adanya upaya sistematis merambah hutan di lokasi tersebut. Sebab temuan di lapangan, ada tunggul dan potongam kayu yang diduga ditinggal pembalak liar. Tindakan itu juga ditunggu publik yang geram dengan situasi ini.(**)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
beritaTerkait
LPJU Kota Sibuhuan Padam di Tengah Antrian SPBU
Diduga Diterkam Harimau, Wanita Lansia Ditemukan Tewas
Kejati Sumut Penyuluhan Hukum di Sekolah Terkait Narkoba dan UU ITE
Polresta Deliserdang Tangkap Pengedar, 312 Gram Sabu Disita
PN Medan Kembali Lanjutkan Sidang Korupsi di Dinas Kesehatan Sumut
Polres Pelabuhan Belawan Gelar Binrohtal
komentar
beritaTerbaru