Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 01 Juli 2025

Selamatkan Anak Kita

- Senin, 05 Mei 2014 10:00 WIB
591 view
Selamatkan Anak Kita
Data dan fakta yang dibeberkan   media mengenai kasus pelecehan seksual terhadap anak seperti kasus sodomi, kekerasan seksual lainnya, sampai  adanya isu bahwa negara kita disebut menjadi salah satu tujuan wisata seks anak membuktikan betapa masa depan generasi muda bangsa kita ini sedang terancam. Anak-anak sekarang merupakan potret masa depan sebuah bangsa. Apa jadinya jika orang yang sering kita sebut dengan "the next generation" tersebut diperhadapkan pada sebuah kondisi yang bisa mengancam jiwa dan mental mereka.

Kasus sodomi di Jakarta Internasional School (JIS) dua minggu yang lalu merupakan bukti betapa bangsa kita sangat lemah memproteksi anak. Belum lagi berbagai kasus sodomi yang begitu gampang kita jumpai. Pertanyaannya, mengapa kasus-kasus seperti sodomi begitu gampang dilakukan terhadap si anak oleh manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab tersebut? Apakah si pelaku tidak punya nurani lagi sampai tega melakukan hal yang di luar kewajaran pada  anak karena sangat memengaruhi mental, jiwa  anak dalam pertumbuhannya?

Bisa kita bayangkan jika si anak yang kena sodomi, kekerasan seksual suatu saat jiwanya akan sangat terganggu. Perlu langkah -langkah preventif untuk menjaga  anak agar hal yang sama jangan sampai terjadi. Sementara kita sudah mengetahui, jika perkembangan jiwa   anak terganggu, maka akal sehatnya si anak bisa terganggu juga dan berpotensi   mengalami keterlambatan mental. Ini tidak bisa dibiarkan  terjaadi begitu lama.

Untuk itu, perlu sebuah upaya terstruktur, tersistem melalui berbagai kebijakan agar si   anak terlindung dari hal-hal yang merusak mental mereka. Rasanya tidak cukup hanya mengandalkan KPAI (Komite Perlindungan Anak Indonesia)  bekerja sendiri. Untuk itu, perlu perangkat lain yang bisa dilakukan untuk melindungi mereka. UU Perlindungan Anak misalnya saatnya digodok di DPR RI dengan isi perlindungan bagi si anak dari berbagai praktik kekerasan seksual, sampai pada upaya melindungi si anak dari gangguan lainnya, seperti mempekerjakan si anak di bawah umur di berbagai bidang pekerjaan.

Fokus utama pemerintah dalam perlindungan anak adalah bagaimana supaya si anak punya masa depan yang baik. Mereka bisa menjadi sebuah generasi cerdas, berpengharapan, dan punya prospek yang jelas bagi bangsa ini. Untuk itu, upaya perlindungan si anak harus mendapat dukungan yang "kuat" dari pemerintah.

Bahkan para pelaku sodomi, kekerasan seksual dengan motif lain bagi si anak harus dihukum tegas dengan tidak mengenal kompromi. Pemotongan hukuman atau remisi dalam bentuk apapun jangan diberlakukan  supaya menimbulkan efek jera bagi siapa yang melakukan kekerasan seksual pada  anak.

Sungguh, kasus sodomi dan berbagai kekerasan seksual yang marak akhir-akhir ini telah membangkitkan emosi kita bersama betapa biadabnya para pelaku tersebut. Si anak tidak mengerti apa-apa, tetapi harus mendapatkan perlakukan seperti ini. Untuk itu, siapa yang melakukan kekerasan seksual, pelecehan seksual pada si anak wajib hukumnya mendapat hukuman berat agar siapa saja yang ingin melakukan pelecehan seksual pada anak-anak berpikir untuk melakukannya. Mari selamatkan anak Indonesia dari praktik-praktik yang bisa mengganggu mental mereka  sehingga anak-anak "kita" punya masa depan yang cerah di negara ini.(#)  

Simak berita selengkapnya di Harian Umum Sinar Indonesia Baru (SIB) edisi 5 Mei 2014. Atau akses melalui http://epaper.hariansib.co/ yang di up-date setiap pukul 13.00 WIB.

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru