Jakarta (SIB)-Satria Muda akan menyiapkan sesi khusus sebelum laga final IBL dengan Stapac Jakarta digelar. 'A Tribute to Dodo' akan menjadi sajian Satria Muda sebelum duel.
Satria Muda akan menjadi tuan rumah di laga pertama final Indonesian Basketball League (IBL) pada Kamis (21/3). Laga pertama itu mereka jadikan kesempatan untuk memberi persembahan kepada mantan pemain andalannya Christian Ronaldo Sitepu.
Ya, Dodo, panggilan karib Christian Ronaldo Sitepu, pensiun pada Mei 2018 setelah membawa Satria Muda juara di IBL 2017. Dia membela Satria Muda sejak 2006 dan kini didapuk sebagai asisten pelatih Indonesia Warriors.
Meski sudah mundur, Satria Muda tak melupakan pengorbanan pemainnya tersebut. Asisten pelatih Indonesia Warriors akan mendapat penghormatan istimewa dari mantan klubnya itu.
"Yang spesialnya nanti saat laga pembuka kami ada tribute untuk Dodo (Christian Ronaldo Sitepu). Dia sudah pensiun dan salah satu pemain terbaik kami. Jadi kami siapkan ini untuk dia," kata Vice President Satria Muda, Rony Gunawan, di Kawasan Kebayoran Baru, Selasa (19/3).
"Kami membuat tribute karena melihat dedikasi dan pengorbanan dia selama di Satria Muda, terutama prestasinya juga. Itu yang paling penting," ujarnya lagi.
Satria Muda memang memiliki tradisi khusus untuk berterimakasih kepada para pemainnya. Sebelum Christian Ronaldo, nama-nama pemain terbaik juga dipasang di Britama Arena Kelapa Gading, yang juga markas besar Satria Muda. Di antaranya Rony Gunawan, Youbel Sondakh, Fictor Gideon Roring, dan Wahyu Widayat Jati.
"Sebenarnya tidak ada jangka waktu harus berapa lama bermain. Tidak ada minimal waktu (untuk dibuat tribute)," ujar Rony.
Mengaku Underdog
Satria Muda akan menghadapi Stapac Jakarta di final Indonesian Basketball League (IBL) 2019. Pelatih Satria Muda Youbel Sondakh mengaku timnya underdog.
Final IBL akan berlangsung mulai 21 Maret 2019. Berformat best of three, Satria Muda akan menjamu Stapac Jakarta di laga pertama yang digelar di Britama Arena, Kelapa Gading, Kamis (21/3) malam WIB.
Sebelum maju ke final, Satria Muda tidak menjalani musim reguler yang mulus. Sang juara bertahan menelan sembilan kekalahan dari 18 pertandingan untuk finis ketiga di klasemen Divisi Merah di bawah Bima Perkasa [2], dan NSH Jakarta [1].
Meski begitu, Satria Muda tampil lebih oke di playoff dengan menyingkirkan Bima Perkasa 2-0 di babak pertama sebelum menang tipis 2-1 atas NSH di semifinal untuk menantang Stapac di partai puncak.
Sementara itu, Stapac melaju lebih meyakinkan usai cuma sekali kalah di musim reguler untuk memuncaki klasemen Divisi Putih. Di babak playoff, Stapac tidak terhentikan dengan menang dua gim langsung dari Pelita Jaya dan Pacific Caesar Surabaya.
"Puji Tuhan buat Satria Muda kembali ke final tahun ini setelah up and down musim reguler. Mungkin kami agak struggle tapi kami mesti ekstra karena melawan Stapac. Kami harus mempersiapkan diri lebih keras dan saya yakin juga bakal menjadi game menarik mendatang," kata Youbel di Kawasan Kebayoran Baru, Selasa (19/3).
"Pastinya laga klasik ini suasananya bakal beda-beda. Karena (rekor dengan Stapac) juga 5-5 dan juga final di musim IBL cukup menarik, tim besar kalah, yang tidak diduga malah naik. Tentu kami lebih menyiapkan mental. Kalau mau dibilang kami underdog tahun ini. Kami ingin lebih main lepas karena kalau lihat reguler season agak kurang bagus dan itu yang ingin kami buktikan bahwa kami bisa main di final," dia menjelaskan. (detikSport/d)